Italy, 2019
-Author POV-
Sungjae dan Joy mengikuti kerumunan turis yang berdesakan masuk ke bus. Lalu duduk bersebelahan dalam perjalanan menuju Grotta Azzurra.
Pemandangan bukit-bukit hijau berbatu serta laut Tyrhenian yang biru tampak memukau dari jendela. Dan melegakan siapa pun yang melihatnya, kecuali Joy.
Sungjae mengamati Joy dengan seksama. Keningnya berkerut melihat gadis itu diam saja dari tadi. Dia pun tidak mengerti, mengapa sikap gadis itu bisa tiba-tiba berubah seperti ini sejak masuk ke bus? Dan dia tidak bisa berpura-pura seakan tidak melihat perubahan itu.
"Kenapa kau diam saja? Apa yang kau pikirkan?"
Pertanyaan Sungjae membuat Joy menoleh sebentar. Ia menggeleng, lalu kembali mentap perbukitan yang ditanami pepohonn kaktus di sisi jalan."Aku tidak memikirkan apa pun. Kenapa kau menanyakannya?"
"Karena aku merasa kau seperti tidak sedang berada di sebelahku."
Alis Joy terangkat saat menatap Sungjae lagi. Kali ini lebih lama. Sorot mata pemuda itu menanti-nanti, sekilas seperti tidak sabar. "Aku tidak tahu kau merasa seperti itu?" sahut Joy, lalu giliran bertanya."Kalau aku tidak di sebelahmu, lalu dimana aku?"
Sungjae menggeleng ragu. Ia malah bingung setelah mendengar jawaban Joy. Ternyata berpura-pura mengerti jauh lebih sulit ketimbang bersikap tidak mau tahu seperti saat ini, pikirnya hilang akal.
Melihat Sungjae bergeming, Joy menggigit bibir sedikit gelisah. Mengapa Sungjae sampai menanyakan hal itu kepadanya? apakah sikapnya mulai mengundang perhatian pemuda itu? tentu saja tidak. Pemuda itu tidak pernah mau tahu apa pun tentang dirinya. Joy menggeleng. Mencoba mengalihkan pikirannya dari sesuatu yang membuatnya tidak mengerti lebih jauh lagi.
Sambil menatap ragu pada Sungjae, Joy bersuara lagi "apa kau.. tidak tersinggung dengan kata-kata Rose yang menganggap kita... pasangan kekasih?"
Alis sungjae bertaut. "Kenapa aku harus tersinggung dengan kata-kata seperti itu?"
Joy termenung menatap pemuda itu, lalu tersenyum sambil menurunkan pandangan. "Syukurlah kalau begitu," ia sendiri tidak mengerti mengapa ia menanyakan hal itu kepada Sungjae. Tapi ia perlu memastikan sesuatu. Sesuatu yang bahkan tidak dimengertinya.
"Kau tersinggung?"
Joy mengangkat wajah, sedikit tertegun melihat tatapan sungjae. Sorot itu seakan menghipnotisnya untuk menggeleng. "Tentu saja tidak" sahutnya datar.
"Kau merasa nyaman di dekatku?" kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Sungjae, dan membuat pemuda itu kaget sendiri. Jangankan dirinya, gadis itu pasti kaget mendengar pertanyaan seperti itu.
"Apa maksudmu?" kenapa kau tiba-tiba menanyakan hal seperti itu?" Joy mengerutkan kening agak bingung.
"Agar aku bisa menentukan sikap yang tidak membuatmu merasa tersinggung," entah kenapa sungjae mulai merasa gelisah, dia melirik Joy sekilas, lalu menambahkan. "Aku hanya ingin kau merasa nyaman bila senang bersamaku." tanpa disadarinya, tubuhnya sedikit menegang menanti-nanti reaksi Joy. Dan persis seperti dugaannya, gadis itu berpaling, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny✅
FanfictionMereka semua yang pergi dan pada akhirnya kembali. Meski langkah kaki sempat terhenti di persimpangan hati, tapi mereka telah memilih. Memilih untuk pulang dan menikmati segala keindahan yang sebuah rumah tawarkan. Kita tak akan pernah tahu di mana...