Incheon Airport
New Year 2016
-Kai POV-
Yang dibutuhkan seseorang saat menghadapi tahun baru adalah liburan. Aku sengaja meminta cuti liburku bukan sebelum tahun baru datang, tapi saat awal hari di bulan Januari ini.
Setelah selesai dengan urusan imigrasi, aku memutuskan untuk menemui seseorang. Seseorang yang telah menungguku di salah satu pojok bandara ini.
“Clean up your mess man! Semoga kau membuat pilihan yang benar” kata Taemin sesaat sebelum kami berpisah.
Aku Cuma bisa mengangguk. Buru-buru aku mengeluarkan handphone dari saku celana. Menghidupkannya kembali dan langsung mengirimkan sepenggal kalimat pendek.
Kamu dimana?
Sent.
Tidak butuh waktu lama ketika handphoneku bergetar menerima balasan pesan.
Di Starbuks. Kamu ke sini ya
Aku langsung memanggul kembali backpack dan memeriksa semua barang-barang. Sebelum beranjak pergi. Langkahku kupercepat, karena tidak ingin membuatnya menunggu. Di tanganku ada satu bungkusan yang ingin aku berikan untuknya.
Inilah saatnya bagiku untuk mengungkapkan segalanya. Menyelesaikan semua konflik hati dan mengungkapkan perasaan yang aku pendam selama ini. Segela kegelisahan yang selama ini aku simpan sendiri harus segera berakhir.
Sambil berhenti sejenak, aku memperbaiki posisi backpack yang sudah sedikit turun dari posisinya di punggung. Kedua tanganku mempererat genggaman di tali pengekang yang menempel di dada. Membantu sedikit untuk meringankan beban yang ditanggung tulang belakang. Sekaligus sebagai gerakan reflekku untuk memantapkan niat.
Sebuah pilihan harus aku ambil hari ini. Pilihan yang membutuhkan kerja sama antara hati dan otak. Aku mencoba menjaga pikiran tetap jernih. Mencoba mengumpulkan kenangan-kenangan menyenangkan yang pernah tejrjadi di antara kami berdua, dan menyimpannya di sebuah bilik hati.
Aku lelah dengan fluktasi emosi yang aku alami selama ini, hati ini telah terkorosi dengan penyesalan dan rasa bersalah yang terus terjadi. Hati ini sudah terlalu penuh untuk ditempati dua orang. Salah satu harus pergi.
Karena, hati adalah hal yang tidak bisa dibagi.
***
Lokasi kedai kopi waralaba itu berada tepat di ujung escalator terminal 3. Menempati lokasi yang strategis, menjadikannya tempat utama untuk orang-orang yang menunggu atau sekedar membunuh waktu. Aku terpaku sejenak di depan pintu masuk, memandang sekeliling mencarinya.
Dia duduk sendirian sambil memainkan handphone. Sebuah koper hhitam bersandar di dekat kakinya yang disilangkan. Dia seakan siap untuk pergi.
Sambil mendekat, aku memperhatikannya lebih seksama, mukanya terlihat bosan, mata indah itu hanya tertuju pada layar handphone. Mengabaikan beberapa pria
yang meliriknya. Sejumput rasa cemburu tiba-tiba muncul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny✅
FanfictionMereka semua yang pergi dan pada akhirnya kembali. Meski langkah kaki sempat terhenti di persimpangan hati, tapi mereka telah memilih. Memilih untuk pulang dan menikmati segala keindahan yang sebuah rumah tawarkan. Kita tak akan pernah tahu di mana...