Sesosok pemuda tampan berdiri di samping gerbang sekolah dengan pandangan lurus ke depan. Sebelah tangannya memegang bola basket, sedang yang lain mengusak rambut yang memang sudah berantakan. Tak henti matanya menatap kumpulan murid yang berjalan melewatinya dengan pandang aneh.
Well, let them see all they want. He doesn't care.
Sudah sepuluh menit sejak bel pulang sekolah berdering dan sosok yang dicarinya belum juga muncul. Entah siapa orang beruntung yang sedang ditunggu pemuda itu. They must be some kind of real deal.
Belum sempat pemuda tampan bermarga Lee itu melangkah lebih jauh—hendak menghampiri lebih dulu, salah satu murid dengan senyum secerah mentari tampak berjalan dari kejauhan. Sontak pemuda tadi bergegas menghampirinya. Mengabaikan beberapa orang yang merasa terganggu karena dia setengah berlari melawan arah.
But really, he couldn't care less.
Pemuda berkulit tan yang belum menyadari kehadiran salah satu bintang sekolah itu masih terus berbincang dengan temannya. Barulah ketika dirasa lengannya ditarik pelan dari sisi kanan, kepalanya lantas menoleh.
Disana, pemuda tampan yang sering dipanggil Mark itu menatapnya tanpa berkedip. Dengan tanpa melepas pegangan, dia berucap lantang. "Aku mencintaimu. Jadilah pacarku!"
Pemuda yang menerima pengakuan—Haechan—hanya bisa melongo. Mimpi apa dia semalam hingga dihadapkan pada situasi seperti ini?
Dalam sedetik, kerumunan sudah terbentuk di sekitar mereka. Suara yang tadinya hanya berupa bisik-bisik berubah menjadi sorakan ramai hingga membuat pening.
'Terima! Terima! Terima!'
Haechan menatap pemuda dengan senyum menawan dihadapannya. Masih kaget dan tak tahu harus apa, dia hanya sanggup mendesis saking terkejutnya.
"Kau gila, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
RomanceWhat should I do then, sunshine? [SHORTFIC COLLECTION] Start 11/01/2020 End 20/06/2020 #7 Markchan