Lami masih tersenyum. Kepada Haechan lalu beralih ke Mark—yang masih setia menempel di belakangnya.
Wajah asing Mark mau tak mau membuatnya bertanya, "Ah, kenalanmu?"
"Dia—" Haechan ingin menjelaskan siapa pemuda itu sesungguhnya. Tapi melihat wajah Lami saat ini, entah kenapa menjadi sangat mengganggu.
Dear Lord, she's blushing!
Is it because of... this annoying man?
Rasanya seperti ada sentakan kecil dari dalam dadanya.
Yang ngejar siapa, yang dapet perhatian siapa.
Kok nyesek, ya.
Haechan akhirnya menghela napas. "Ya, kenalanku."
Senyum Lami makin cerah. Kaki gadis itu melangkah mendekati Mark. "Namaku Lami, teman sekelas Haechan."
Bukannya balas menjabat uluran tangan Lami, Mark malah berdiam diri dengan mata masih berfokus pada Haechan.
Membuat yang ditatap balas memandang heran. Ini orang sengaja jual mahal apa gimana, sih?
Buru-buru Haechan menengahi sebelum Lami merasa tersinggung. Well, dia masih belum terima kalau gadis incarannya justru tertarik pada pemuda macam Mark.
"Ah, dia mengalami sedikit gangguan di kepalanya. Jadi masih sulit untuk berkomunikasi dengan orang lain."
Dengan kata lain, Mark itu GILA.
Haechan tertawa jahat, berharap Lami akan menjauhi Mark setelah mendengar bualannya.
Tapi seperti dugaan kalian, yang terjadi justru sebaliknya.
"Pamanku seorang dokter, jadi mungkin dia bisa sedikit membantu." Lami masih tersenyum, sama sekali tak curiga pada omongan (busuk) Haechan. "Mau kuhubungi sekarang? Siapa tahu pamanku sedang tak ada pasien."
eh, eh, EH?!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
RomanceWhat should I do then, sunshine? [SHORTFIC COLLECTION] Start 11/01/2020 End 20/06/2020 #7 Markchan