Gerakan tangan Mark yang mengusap pelan sisa remah roti di sudut bibir Haechan mengundang berbagai macam reaksi dari orang-orang di ruangan itu.
Benar, 'kan? Mereka cocok sesuai dugaanku!
Kakak bisa bersikap manis seperti itu, ya ternyata.
Anakku sudah besar.
Dasar anak muda.
Sejak kapan kakakku jadi tukang modus begini?
Sudah bisa menduga 'kan dari reaksinya?
Lantas, bagaimana dengan Haechan?
Pemuda itu hanya bisa mengerjap. Balik menatap Mark dengan tatapan aneh. Well, baru kali ini ada orang asing yang menyentuh wajahnya tiba-tiba begini.
Bukan berarti dia keberatan, sih.
"Terima kasih, Mark."
Ah, betapa Mark mulai menyukai kala namanya dilafalkan oleh pemuda dihadapannya itu.
"Ekhem, sepertinya ada yang lupa kalau ada banyak orang disini."
Jeno sialan!
Entah bagaimana, Haechan jadi lupa kalau dia sempat bertanya tadi. Sebutlah dia tak peka, tapi bukan berarti dia bodoh.
Melihat interaksi empat orang tua di sisi kirinya—yang sudah seperti saudara saking dekatnya, tatapan Mark yang sesering itu mengarah padanya, hingga Jeno dengan senyum terlampau mencurigakan, membuat Haechan menarik kesimpulan.
They're trying to set me up with—Mark? Rite?
Haechan menyadari bahwa ia tak masalah dengan hal itu. And that's weird.
Karena mereka baru bertemu, hari ini malah.
But you've got a lot of time to know each other.
Karena bisa saja hanya tampilannya yang baik. Siapa yang tahu kalau ternyata Mark orang jahat? Pembunuh berantai, mungkin?
Your mom would know that first.
Karena bagaimana jika ternyata mereka berdua tidak cocok?
You would never know 'til you try.
Karena, karena—
Hhhhh, Haechan menyerah. Suara di kepalanya mungkin ada benarnya.
Lagipula mereka hanya akan mencoba dekat dulu, bukan berarti langsung berhubungan serius.
Ya, 'kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine
RomanceWhat should I do then, sunshine? [SHORTFIC COLLECTION] Start 11/01/2020 End 20/06/2020 #7 Markchan