Our boys got a third win today with PUNCH 🥊🥊💚🌱🏆🌱💚🥊🥊
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Im sooo happy yo guys, so here's another update to (kinda) celebrate it ♪(┌・。・)┌
Suara cekikikan dari kamar mandi membuat langkah Jaemin terhenti. Dari suaranya sih, sepertinya para gadis itu sedang menertawai sesuatu.
Atau mungkin seseorang.
Biasanya, Jaemin tak akan ambil pusing. Toh, kejadian bully sudah terlalu sering terjadi di sekolah—bahkan di negara ini.
Tapi entah kenapa, kali ini ada dorongan untuk mencari tahu apa yang sedang mereka tertawakan.
Disenderkannya tubuh di dekat pintu masuk. Coba menangkap satu suara—yang anehnya terdengar begitu familiar.
"Kau terlihat semakin jelek dengan taburan tepung ini."
"Lihat, lihat! Aku bahkan menambahkan telur diatasnya."
"Memangnya kau pikir dia apa? Adonan kue?"
Dan suara tawa kembali memenuhi rongga telinga Jaemin.
Jadi benar.
Tak butuh seorang jenius untuk memahami maksud percakapan itu.
Segera diketuknya pintu kamar mandi wanita didepannya. Berharap masih tersisa bukti otentik yang bisa menyudutkan para gadis di dalam sana.
Begitu pintu terbuka, satu sosok yang tak dikira-kira muncul dihadapan Jaemin.
Huh, pantas aku seperti kenal suaranya.
"Ja-jaemin?"
Koeun, berdiri dengan mata melotot seolah yang dilihatnya adalah setan dan bukannya Jaemin. Mungkin di lain keadaan Jaemin akan sangat tersinggung. Tapi tidak sekarang.
Dibalasnya sapaan Koeun dengan senyum terlampau manis.
