Involved pt.8

6.1K 699 4
                                        

Mark itu, bagaimana ya mengatakannya?


Tampan. Iya.


Pintar. Terjamin.


Mapan. Jangan tanya.


Canggung. Justru itu yang Haechan suka.


Lalu kenapa masih digantung?


Ya, karena Haechan belum terlalu mengenalnya. Butuh waktu untuk mendapat kepercayaan. Dan Mark jelas paham betul hal itu.


That's why they're in this place right now.


Menghabiskan akhir minggu berdua di dalam bioskop.


Well, sebenarnya mereka baru saja selesai menonton. Dan lagi-lagi, Mark tak bisa mengalihkan pandang dari Haechan yang terus saja berceloteh.


"Aku tak menyangka dia melakukannya! Melanggar aturan kerajaan hanya demi pria yang diimpikannya. Padahal jelas-jelas pria itu meninggalkannya duluan. Apa-apaan!"


Mark menyeduh kopinya pelan. Tanpa sadar dia tersenyum kecil.


Haechan itu memang lucu, ya?


Ah, dasar bucin.


"Sudah siap kuantar pulang?"


Haechan menoleh. Didapatinya Mark yang masih duduk tenang didepannya.


Heran, orang nyaris sempurna sepertinya kenapa mau-maunya dipasangkan denganku?


Bukan, Haechan bukannya minder. Dia tahu kalau tampangnya lumayan. Buktinya, tumpukan kado dan bunga selalu memenuhi lokernya saat hari valentine.


Tapi Haechan juga sadar kalau dia itu berisik. Manja, dan cenderung keras kepala.


Beda 180 derajat dengan Mark.


Then why?


Seakan bisa membaca pikirannya, Mark berdiri dan mengusak rambut Haechan. "I think because opposites attract each other."


Sungguh jawaban yang tak terduga.


Selama ini, mereka secara gamblang memujinya dengan kata-kata manis. Tampan—even pretty, menarik, suara yang indah dan alasan sejenis lainnya.


But this guy—isn't like that.


He's just stating the real reason. Tanpa ditambahi pemanis apapun.


Haechan lantas tersenyum. Menerima uluran tangan Mark dan menggenggamnya erat.


Okay, let's try this, then.


Together.

My SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang