2| FE - Sedu Sedan

96 9 0
                                    

2| FE - Sedu Sedan

Pagi ini Fely mengendarai mobil sport merahnya menuju sekolah. Waktu menunjukkan pukul 06.30 pagi, dan Fely tidak akan terlambat di hari pertamanya masuk kelas 11. Fely berharap dia akan sekelas lagi dengan Keyrana, sahabatnya. Karena jujur aja Fely malas utntuk beradaptasi dengan orang baru. Ada juga sedikit harapan bahwa ia akan sekelas dengan orang yang sejak kelas 10 menarik perhatiannya.

“Semoga hari ini berjalan dengan baik deh,” ujar Fely saat memasuki parkiran sekolah. Setelah memarkirkan mobilnya ia turun dan berjalan menuju ke kantin untuk sarapan sambil menunggu Keyrana.

Sesampainya di kantin Fely langsung menuju stan nasi goreng yang sudah buka. Suasana di kantin cukup ramai, banyak siswa yang ingin sarapan, atau sekadar duduk-duduk. Ada juga wajah-wajah yang belum Fely kenali, mungkin mereka murid kelas 10.

“Bu, nasi gorengnya satu sama teh manis angetnya satu ,ya,” pesan Fely kepada Ibu kantin penjual nasi goreng.

“Pedas nggak, Neng?” tanya Ibu kantin.

“Sedang aja, Bu,” jawab Fely.

“Oke siap Neng, ditunggu ya, nanti Ibu antar,” kata Ibu kantin.

“Sip Bu, di meja itu ya,” ujar Fely sambil menunjuk meja yang berada di pojok kanan kantin.

Ibu kantin mengangguk. Fely berjalan menuju tempat yang ia maksud tadi, setelah duduk disana Fely mengeluarkan ponselnya dari saku dan menghubungi Keyra untuk mengetahui keberadaan gadis itu.

“Halo Fel,” sapa Keyra.

“Key kamu dimana?” tanya Fely.

“Ini masih di jalan, sebentar lagi sampai kok.”

“Jangan lama-lama, aku tunggu di kantin ya,” pesan Fely.

Keyrana mendengus geli. “Iya.”

“Oke, bye.”

“Bye.”

Fely menaruh poselnya di atas meja setelah sambungan telfon terputus. Ia melihat ke sekitar sampai matanya tak sengaja melihat ke arah stan penjual bakso. Fely teringat saat ia masih kelas 10. Saat ia lupa membawa uang untuk membayar bakso pesanannya, kemudian ada seseorang yang tiba-tiba datang dan membantunya untuk membayar pesanan bakso. Fely dulu tidak tahu siapa yang menolongnya, tapi kini ia tahu. Cowok itu, yang menolongnya, bernama Erlan. Erlando Agler Arsenio. Cowok baik hati yang membuat Fely tertarik dengannya, hingga saat ini.

Tak sadar, hanya dengan mengingatnya aja sudah membuat Fely menampilkan senyum indahnya. Ia tidak tahu kenapa efek Erlan bisa seperti ini.  Fely mudah sekali tersenyum hanya dengan memikirkan Erlan, ia bahagia jika melihat Erlan. Mungkin Fely sudah terobsesi dengan Erlan.

Atau mungkin itu cinta?
Entahlah Fely tak mengerti.

“Dorrr.” Suara dari arah belakang berhasil mengagetkan Fely, ia yang tak sadar sedang melamun pun tersentak kaget.

“Astaga Key, kamu ngagetin aja,” ucap Fely kesal.

“Abis melamun sih lo. Ngelamunin apa sih?” tanya Keyra.

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang