9| Tidak Percaya
Fely bersorak di dalam hati. "Ini Bu, saya diganti sama Erlan, Key sama Danil."
***
Fely memasuki kelasnya dengan senyuman yang tak henti-henti. Sedangkan Key masih mengumpat dalam hati tentang apa yang Fely rencakan.
"Lo emang parah banget. Masa alasannya butuh teman yang rada-rada pintar. Lo kira gue nggak pintar apa?" gerutu Key kesal. Fely yang mendengarnya tertawa kecil tanpa merasa berdosa.
"GUYS, DUDUK DI TEMPAT MASING-MASING, ADA PENGUMUMAN," teriak Fely membuat seisi kelas menurut.
Entah kerasukan atau memang kerasukan. Fely sedari tadi tidak memudarkan senyumannya. Bahkan lamunannya tentang apa yang akan terjadi esok ia khayalkan.
"Ngapain senyum-senyum? Kurang waras?"
Seisi kelas tertawa terbahak-bahak karena kalimat itu. Kalimat yang diucapkan Rafi--perusuh kelas membuatnya malu seketika.
"Bangke. Rafi bikin malu aja," batin Fely mengumpat.
Fely mulai menarik nafas perlahan habis dan menghembuskan dengan santai. Ia sudah siap memberitahu apa yang akan ia sampaikan.
Perasaan campur aduk ia rasakan saat ini. Antara senang karena satu kelompok dengan Erlan dan sedih juga kalau Erlan tidak suka satu kelompok dengannya.
"Bu Nina ngasih kita tugas makalah dan dikerjakan secara kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang."
"KELOMPOK 1, ILHAM DAN REZA."
"Ah lo lagi, Za. Lama-lama gue bosan sama lo. Duduk berdua, kelompok berdua, nggak sekalian di kubur berdua?" gerutu Ilham dengan istighfar.
Semua yang ada di dalam kelas tertawa terbahak-bahak.
Reza menatap Ilham tajam. "Amit-amit."
"KELOMPOK 2, FAHRI DAN RATNA."
"Gak asik. Keenakan si Cupu dong satu kelompok sama cewe cantik kaya gue," ungkap Ratna dengan ogah-ogahan.
"Santai bro," ucap Key menenangkan.
"Ini waktunya." Fely membatin.
"KELOMPOK 3, ERLAN DAN FELY."
Fely menatap wajahnya Erlan. Tidak ada raut wajah senang maupun sedih. Sepertinya jika hanya sekali tidak ada membuat Erlan berpengaruh.
"KELOMPOK 4, DANIL DAN KEY."
Fely terus membacakan nama-nama kelompok hingga kelompok paling akhir.
"Udah tahu kan kelompoknya siapa? Sekarang diskusikan apa yang harus didiskusikan. Nggak harus selesai hari ini, tugas makalah dikumpulkan jam pelajaran mendatang."
Semua bersorak gembira. Menunda pekerjaan adalah hal yang menyenangkan. Tapi kalau ditagih tugasnya bikin hati berbunga-bunga.
***
Perasaan yang tiada hentinya bersorak bahagia. Sudah puas Fely memandang Erlan dengan sedekat tadi. Bahkan Fely masih terbayang-bayang.
"Key, Erlan ganteng banget."
Key mentapa Fely dengan tatapan aneh. "Kerasukan kali, ya?" batin Key.
Mereka berdua saat ini sedang berada di kantin. Sudah tidak diragukan lagi kalau kantin ramainya seperti jalannya semut. Hanya mau keluar saja sampai berdesakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FE [END]
Teen FictionIni kisah tentang sepasang remaja yang dipertemukan oleh takdir dengan masa kelam yang berbeda. Di tengah asa menemukan sejatinya bahagia, lagi-lagi semesta menguji mereka. Akankah Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkan mereka tetap bersama, atau...