23| Jovan
Matahari telah menampakkan sinarnya. Burung-burung berkicauan di dahan pohon. Sementara itu Fely sedang mengikat tali sepatunya lalu berangkat ke sekolah setelahnya. Mengingat kejadian kemarin, Fely lega Erlan sudah tidak marah lagi padanya. Ia kira dirinya membuat kesalahan besar, ternyata Erlan hanya cemburu. Ada-ada saja.Setelah mengikat tali sepatunya, Fely beranjak dan mengambil tasnya di attas meja belajar. Lalu turun ke bawah dan berangkat ke sekolah. Ia melewatkan sarapannya pagi ini. Mungkin nanti Fely bisa makan di kantin saja.
Fely keluar dari rumah dan berjalan menuju gerbang, tentu saja sudah ada Erlan dengan motornya disana. “Pagi,” sapa Fely dengan senyum manisnya.
“Pagi juga, Queen. Langsung berangkat yuk, nanti telat.” Erlan menyodorkan helm yang khusus ia beli untuk Fely. Sementara Fely hanya mengangguk dan memakai helm-nya itu. Setelah selesai, Fely naik me atas motor Erlan, lalu berpegangan pada sisi tubuh Erlan. Nggak papa, pacar sendiri ini, ucap Fely dalam hati.
Kemudian Erlan pun melajukan motornya dengan kecepatan sedang, karena dua puluh menit lagi bel masuk.
***
Fely dan Erlan sudah sampai di sekolah beberapa menit lalu. Tidak terlambat memang, sehingga kini mereka berdua sedang berjalan menuju kelas dengan Erlan yang menggandeng tangannya. Suasana di koridor cukup ramai, banyak siswa sedang mengobrol dengan temannya, duduk di depan kelas, bergosip, membaca buku, dan lain-lain. Sementara itu, kehadiran Fely dan Erlan mengalihkan perhatian mereka. Namun, tidak ada yang berani berkomentar atau melakukkan apa-apa. Jelas itu karena ancaman Erlan di kantin waktu itu.
Fely memandang ke sekitar, lalu berbisik pada Erlan. “Kok pada lihatin kita sih, Lan?”
Erlan berdehem. “ Ya karena aku ganteng dan kamu cantik, cocok deh kita. Pasangan serasi tahun ini.” Erlan menaik turunkan alisnya pada Fely.
“Idih, pede banget. Aku emang cantik, kamu gak perlu ingetin lagi” ucap Fely kemudian.
Erlan yang gemas pun tergerak untuk mengacak-acak rambut Fely. Sepertinya menjalani hubungan dengannya membuat kepercayaan diri Fely meningkat.
Akhirnya mereka sampai di ruang kelas. Kemudian Fely dan Erlan duduk di tempat duduk masing-masing. Tak lama setelah itu, bel tanda masuk berbunyi. Lalu disusul dengan guri yang masuk ke dalam kelas. Tepat waktu sekali memang.
“Mentang-mentang punya pacar, berangkat sekolah siangan.” Tiba-tiba Key menirukan slogan yang terdapat di iklan salah satu merek permen di televisi.
“Makanya, cari pacar sana,” ucap Fely.
“Malas.” Fely tertawa mendengar jawaban Key, lalu pelajaran pun dimulai karena Fely mendapat deheman dari sang guru karena suara tawanya.
***
Fely dan Key kini sedang memakan semangkuk bakso di kantin. Bel tanda istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Fely langsung pergi menuju kantin bersama Key, sedangkan Erlan pamit pergi sebentar, nanti dia akan menyusul.
“Key.” Fely memanggil Key yang sedang menghabiskan kuah baksonya. Sedangkan Fely sudah menyelesaikan makanannya.
“Hmmm.” Fely mengartikan jawaban itu sebagai ‘apa?’.
“Kamu nggak lagi suka sama seseorang emang?” tanya Fely kemudian.
Key meminum jus mangganya. “Nggak ada, kenapa emangnya?”
KAMU SEDANG MEMBACA
FE [END]
Teen FictionIni kisah tentang sepasang remaja yang dipertemukan oleh takdir dengan masa kelam yang berbeda. Di tengah asa menemukan sejatinya bahagia, lagi-lagi semesta menguji mereka. Akankah Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkan mereka tetap bersama, atau...