6| Misi Kedua

48 4 0
                                    

6| Misi Kedua

Pagi hari Fely sudah siap dengan seragamnya. Dan sudah dipastikan ia siap untuk berangkat ke sekolah. Apalagi untuk menjalankan misi keduanya.

Fely ke garansi tempat motornya berada. Tak lupa dengan senyum merekah.

"Misi pertama berhasil. Seharusnya misi kedua juga berhasil. Semoga saja," gumamnya sambil melajukan mobilnya dengan standar.

Sesampainya di sekolah ia langsung menuju ke kelasnya tanpa berhenti kesana-kemari.

Fely melirik jam tangannya. "Alhamdulillah masih jam 6.15 jadi masih keburu buat nyalin tugas Key yang difotoin ke aku tadi pagi."

Kemarin malam Fely tidak teringat dengan PR Fisikanya. Ia masih memikirkan kejadian saat di cafe tadi.

Merasa asik dengan dunianya sendiri. Fely tak sadar sudah banyak teman-temannya yang datang, dan menghampiri Fely satu persatu. Kali ini adalah Tania.

"Lo lagi ngerjain tugas?" tanya Tania---teman sekelasnya yang duduk disamping kursinya.

"Hm." Fely tidak menggubris pertanyaan Tania. Yang terpenting saat ini ia harus menyelesaikan acara menconteknya. Keburu teman-temannya melihat dan menghampirinya, setelah itu menceramahinya.

"Nyontek dong,  gue lupa kerjain. Soalnya malam tadi gue nonton drama Korea." Pernyataan Tania membuat mata Fely melotot. Kupingnya tidak salah dengar kan kalau seorang Tania tidak mengerjakan PR.

"Nggak salah? Biasannya kan kamu rajin banget masalah tugas. Apalagi waktu aku nggak kerjain tugas kamu nyeramahin gue mulu.

Tani terkekeh karena ucapan Fely barusan. "Namanya juga manusia Fel." Setelah itu Tania mengambil alih ponsel Fely.

"Gue belum selesai ogeb." Fely mengambil ponselnya kembali. "Cek WA gih, udah aku kirim jawabannya," lanjut Fely yang juga melanjutkan menulis.

"Makasih Fely yang baik. Emang baik bener dah." Tania mencubit pipi Fely. "Ihhh, gemes deh," lanjut Tania membuat Fely jijik seketika.

"Ih, jijik deh," ucap Fely berdiri dan berjalan ke kursi paling pojok belakang. Ia lebih memilih menyendiri dari pada di depannya ada Tania.

Tania yang melihat tingkah Fely, tertawa terpingkal-pingkal. Ucapan Tania barusan memang disengaja. Ekspresi Fely membuat Tania candu untuk mengerjainya.

Lima belas menit sudah berlalu. Akhirnya menyalin tugas selesai juga. Cukup lelah menurut Fely.

"Kalo gini mendingan aku kerjain di rumah. Kenapa juga malam tadi lupa nggak kerjain." Fely memasuki bukunya ke dalam tas setelah berjalan dari pojok belakang.

"Pasti gara-gara di cafe kemarin," gumamnya pelan dan langsung mengotak atik ponselnya, ia berniat untuk menelfon Key yang sedari tadi belum sampai di kelas.

"Heh, kamu di mana?"

"Di sini."

Tuttt... tutt...

Fely menengok ke arah pintu. Ternyata sudah ada Key yang melambaikan tangan kepadanya.

"Pagi banget lo berangkat." Key meletakkan tasnya di meja.

"Aku kan emang berangkat pagi terus. Kamu aja yang berangkatnya telat terus."

Key yang tersindir pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tau aja lo Fel."

Fely melihat sekilas ke arah luar. "Kayaknya mau hujan deh."

Key ikut melihat arah luar. "Mungkin sih, soalnya mendung banget."

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang