27| Tidak Sengaja

29 4 0
                                    

27| Tidak Sengaja

"Hoamm."

Fely membukanya matanya pelan, mendapati langit-langit di kamarnya. Fely melirik jam dinding di kamarnya, ia terkejut saat mendapati sekarang sudah jam 6.00.

"ASTAGA! AKU KESIANGAN!" Teriak Fely, lalu langsung mengarah ke kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Setelah selesai dengan ritualnya di kamar mandi, Fely berkemas-kemas untuk pergi ke sekolah. Sebelumnya Fely menelpon Key.

"Key, kamu kok nggak bangunin aku, sih. Biasanya kan kamu nge-spam aku," ucap Fely dengan nada cepat bahkan tinggi. Hingga seseorang yang di seberang sana menutup telinganya saking kerasnya.

Balasan Key membuat Fely melongo tak percaya, sampai ia mengucek matanya sembari melirik jam dinding. "Hari ini hari Minggu Bambang!"

"WHAT?" Fely kembali berteriak, Key yang mendengar mencibir kesal Fely.

"Pelan-pelan kenapa, sih. Kurang kerjaan banget teriak-teriak nggak jelas kayak gitu," seru Key yang mendapatkan kekehan dari Fely.

"Maaf-maaf."

"Udah ah, gue mau pergi dulu."

"Ke mana?" ucap Fely penasaran. Key kan nggak punya pacar, otomatis dia nggak mungkin jalan sama pacarnya. "Bukannya kamu nggak punya pacar, ya? Ngapain pergi-pergian."

"Gila," umpatnya sebelum ia melanjutkan ucapannya. "Terus kalau hari Minggu pergi harus sama doi?"

"Ya, nggak sih."

"Tuh."

"Iya dah, uda--"

Tuuttt... Tuutt...

"Gila nih anak. Aku belum selesai ngomong udah dimatiin aja," umpat Fely kesal.

Ia kembali melepas baju seragamnya yang sudah melekat di tubuhnya. "Gila emang, aku kira masuk sekolah, ternyata hari Minggu."

Fely merebahkan tubuhnya di kasur, berniat untuk kembali ke alam mimpinya. Tapi suara deringan dari ponselnya membuat niat itu tertunda.

Jari tangan Fely menari indah di ponselnya, mencoba mencari tahu siapa seseorang yang menggangu niatnya tadi.

Jovan
Nanti gue ke rumah lo setelah urusan gue selesai.

Dahi Fely mengernyit aneh. Urusan? Urusan apa? Batin Fely bertanya. Tiba-tiba satu kalimat melintas di pikirannya.

"Apa jangan-jangan Jo ada urusan sama Erlan?" Fely langsung menggeleng cepat, bagaimana pun ia tidak boleh berprasangka buruk pada sahabatnya. Lebih baik ia tanyakan saja.

Fely
Urusan apa?

Jovan
Gue ada urusan sama seseorang. Lo nggak perlu tahu.

Fely
Terserah.

Jovan
Jangan marah ya.

Fely
Gk.

Jovan
Fely?

Fely
Ap sh.

Jovan
Singkat amat Mbaknya.

Tidak ada jawaban dari Fely. Fely memang sengaja melakukan ini, padahal ia sama sekali tidak marah dengan Jovan.

Satu pesan dari Jovan membuat Fely penasaran. Ia langsung membuka pesan itu. Dan betapa terkejutnya saat membaca isi pesan dari Jovan.

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang