28| Harus Membaik
Sekarang, Fely sudah tahu pokok masalah yang terjadi antara sahabat dan juga pacarnya, ups, lebih tepatnya dengan mantan pacarnya.
Ketika mengingat hal itu, Fely selalu murung. Dia tak menyangka hubungannya akan kandas secepat ini. Namun, sekarang bukan saatnya meratapi kesedihan. Sekarang saatnya untuk menyatukan kedua musuh kembali menjadi sahabat. Entah bagaimana caranya, yang jelas dia harus bisa mempesatukan mereka kembali.
"Semoga, Erlan suka dan mau nerimanya," ucap Fely menatap kotak bekal ditangannya.
Ya, Fely akan menjalankan aksi untuk kembali mendekati Erlan. Namun kali ini, bukan hanya sekedar modus semata. Tapi, ini langkah awal agar dia bisa membuat Jovan dan Erlan kembali bersahabat.
Langkah kakinya membawa dirinya menuju rootup, tempat di mana mereka makan bersama untuk pertama kalinya.
"Udah aku duga kamu pasti ada di sini," gumam Fely saat melihat Erlan yang tengah termenung di dalam sana.
Tap ... tap ....
Fely melangkah mendekati lelaki jangkung itu.
"Lan," panggilnya setelah berada di belakang lelaki itu. "Erlan." Sekali lagi Fely mencoba kembali memanggilnya, namun Erlan tetap tidak menoleh.
Fely menghela nafas, dan sekarang dia memilih untuk langsung duduk di samping Erlan. Tangannya terangkat menyodorkan kotak bekal itu ke hadapan Erlan. "Buat kamu," ucap Fely.
Kali ini Erlan menoleh, dia mengangkat alisnya. Kemudian mendorong kembali kotak bekal itu. Dia menolaknya.
"Aku tahu kamu pasti belum makan, jadi jangan pura-pura nggak mau, deh." Fely kembali menyodorkan kotak bekal itu. Namun lagi, Erlan kembali mendorongnya.
Tak kehabisan ide, Fely membuka kotak bekal itu, kemudian mengambil nasi dan telur dadar dengan sendok. Fely mengarahkan sendok itu ke depan mulut Erlan, yang akhirnya membuat lelaki itu menoleh. "Kalau kamu nggak mau makan sendiri, biar aku yang suapin. Aaaaa." Fely membuka mulutnya seolah menyuruh Erlan untuk mengikutinya membuka mulut.
Erlan menghela nafas sejenak sebelum ikut membuka mulut dan menerima suapan Fely. Fely tersenyum melihatnya. "Makasih," ucap Erlan yang membuat Fely semakin tersenyum.
Fely mengangguk dan kembali menyuapi Erlan. Namun, disuapan kelima, Erlan menahan tangan Fely, "Kenapa cuman aku yang makan? Kamu juga harus ikut makan." Erlan mengambil alih sendok itu, dan mengarahkannya ke depan mulut Fely.
Fely berkedip beberapa kali, tapi tak lama dia membuka mulutnya dan menerima suapan dari sang Mantan.
Hati Fely menghangat, dia bahagia bisa kembali dekat dengan Erlan. Walau saat ini, hubungan mereka hanya sebagai mantan pacar. Fely tersenyum miris mengingat fakta itu. Tapi tak apa, setidaknya Erlan masih mau memperlakukannya begitu manis.
Selain itu, Fely juga bahagia karena meski sudah putus, Erlan masih memanggil 'kamu' bukan 'lo'.
"Fel," ucap Erlan ketika mereka cukup lama terdiam setelah bekal itu habis oleh keduanya.
"Iya?" tanya Fely seraya menatap Erlan.
"Kamu nggak apa-apa?" tanyanya melihat Fely dengan begitu khawatir.
Fely tersenyum. Ternyata Erlan masih peduli sama aku, pikir Fely.
"Aku baik-baik aja, kok," balas Fely.
Erlan ikut tersenyum, tangannya terangkat dan mengarah ke pipi Fely yang kemarin tak sengaja terkena bogem mentah darinya. "Masih sakit?" tanya Erlan seraya mengelus pelan pipi sebelah kiri Fely.
KAMU SEDANG MEMBACA
FE [END]
Teen FictionIni kisah tentang sepasang remaja yang dipertemukan oleh takdir dengan masa kelam yang berbeda. Di tengah asa menemukan sejatinya bahagia, lagi-lagi semesta menguji mereka. Akankah Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkan mereka tetap bersama, atau...