18| Pengganggu

29 4 0
                                    

18| Pengganggu


Fely dan Erlan kini berada di motor Erlan. Fely masih kesal dengan tingkah Erlan tadi, tapi dia juga senang karena bisa menjadi kekasih Erlan.

"Langsung pulang atau mau jalan-jalan dulu?" tanya Erlan yang tidak bisa terdengar jelas ditelinga Fely karena suasana jalan kian meramai.

"Hah?"

"Langsung pulang atau mau ke mana dulu?" Kini suara Erlan benar-benar keras, sampai orang yang berkendara di sampingnya menatap tajam Erlan.

"Pulang aja," balas Fely tak kalah keras dengan suara Erlan.

Hingga ada seorang pengendara mobil yang melihat tingkah mereka berdua menggeleng kepala dan membatin. "Jaman sekarang orang pacaran nggak tahu tempat."

Sesampainya di rumah Fely, Erlan langsung berpamitan pulang.

"Beneran nggak masuk dulu?" tanyanya memastikan. Karena hari mulai larut.

Erlan tersenyum manis. "Enggak usah. Aku ada urusan juga," jelas Erlan yang dibalas anggukan dari Fely.

"Hati-hati."

"Iya. Bye My Queen. Love you."

"Too."

Hari yang paling bersejarah bagi Fely. Benar-benar Fely tidak menyangka jika Erlan akan membalas perasaannya. Awalnya ia ingin menyerah tapi akhirnya semua terbalaskan.

***

Hari ini, murid kelas 11 IPA 2 sedang melaksanakan olahraga di lapangan. Tapi Erlan belum terlihat batang hidungnya, meski bel sudah berbunyi lima belas menit yang lalu.

Perasaan Fely cemas, apa jangan-jangan Erlan.... Fely segera membuang pikiran yang gila itu. Hingga tepukan di pundak membuatnya kaget.

"Astaga naga." Tangan Fely berada di dada, merasa kejadian itu membuatnya kaget.

Saat Fely melihat siapa orang itu, tangan Fely langsung mencubit pinggang orang tersebut.

"Sakit, Fel." Erlan meringis kesakitan. Ternyata cubitannya nggak kalah keras. "Bodo."

Hingga suara introspeksi Pak Didik--guru olahraga, membuat keduanya diam dan kembali fokus olahraga. "Kalian berdua, kenapa berbicara? Fokus nggak bisa?"

"Mungkin Pak Didik baru PMS," gumam keduanya bersamaan.

Dua jam sudah berlalu. Kini, Fely dan Key sedang mengisi perutnya yang tengah lapar di kantin. Sedangkan Erlan sedang bermain basket bersama Danil.

"Key, kamu tahu nggak?" tanya Fely dengan menyeruput minumannya. "Nggak lah, kan lo belum cerita," jelas Key yang memang benar adanya.

"Lah, iya juga ya," ucap Fely sembari menepuk jidatnya. Key terkekeh pelan.

"Emangnya lo mau cerita apa?" Ternyata Key juga penasaran dengan apa yang akan Fely ceritakan. Fely menatap Key dengan serius.

"Sebenarnya bukan mau cerita sih, cuma mau kasih kamu pertanyaan aja. Tapi, kamu harus jawab jujur," jelas Fely dan diangguki Key. "What?"

"Jujur, ya. Aku sama Erlan cocok nggak, sih?" Pertanyaan itu membuat Key perut Key sedikit geli.

"Lo beneran mau tanya soal itu ke gue?" Fely mengangguk polos. "Iya. Ada yang salah?"

Key menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Ck, ck, ck. Aneh lo, Fel."

Fely mengernyitkan dahi. "Hah? Aneh? Aneh apa coba?" Fely kembali menyeruput minumannya.

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang