4| Lebih Semangat
Sudah tiga hari sejak kejadian Erlan mengantar Fely ke bengkel. Sebenarnya waktu itu Fely sangat ingin diantar ke rumah bukan ke bengkel. Namun apa daya, dia masih gengsi. Dia tak pernah berpikir akan secepat itu Erlan mengantarkannya pulang. Ayo lah, ini kisah nyata bukan kisah-kisah remaja alay di televisi yang baru kenal udah ngantar pulang.
Semenjak saat itu pula, Fely semakin semangat untuk mengejar Erlan. Dia berpikir bahwa akan ada peluang untuknya menjadi kekasih Erlan.
"Fel, makin hari gue makin takut bareng-bareng sama lo terus," ujar Key tiba-tiba. Saat ini mereka sudah berada di kelas. Bahkan sebelum siswa lain berdatangan, alasannya karena hari ini jadwal piket mereka. Makanya mereka datang lebih awal.
"Hah? Kenapa takut, Key? Padahal aku nggak bisa berubah jadi macan atau serigala, deh," balas Fely sedikit ngawur.
Key mendelik mendengar jawaban Fely. "Jadi macan atau serigala mah nggak nyeremin. Tinggal tangkap kasih ke kebun binatang beres," ucap Key mengikuti pembicaraan ngawur sahabatnya. "Tapi ini beda lagi, lo lebih serem. Suka senyum-senyum sendiri, ketawa-ketawa sendiri bahkan ketika nggak ada yang lucu. Lo juga suka ngomong sendiri." Key sedikit bergidik membayangkan perubahan sikap Fely tiga hari kebelakang ini.
"Hahaha ...." Nah kan, sekarang Fely malah ketawa tiba-tiba, padahal nggak ada yang lucu. Dan itu membuat Key makin takut.
"Tuh, sekarang malah ketawa. Jangan-jangan ..." Key menggantungkan ucapannya. "LO KERASUKAN SETAN SEKOLAH, YA?!" lanjut Key dengan berteriak. Membuat beberapa orang yang ada di sana terkejut. Bahkan Fely juga sampai mengelus dada mendengar teriakan sahabatnya.
"YA AMPUN, GUE HARUS MANGGIL PAK USTAD NIH. PAK USTADZ TOLONG BANTU TEMAN HAMBA. YA ALLAH!!!" teriak Key meniru gaya bicara Baim. Yang kini membuat mereka menjadi pusat perhatian. Bahkan murid yang sedang lewat pun sampai melongok untuk melihat siapa gerangan pemilik suara indah namun menyakitkan itu.
Fely kembali mengelus dada. Sabar Fel, temen kamu itu, pikir Fely.
Melihat gerakan Key yang akan berteriak kembali, membuat Fely dengan sigap menutup mulu sahabatnya. "Ssst, kamu berisik," ucap Fely yang masih membekap Key.
Key memukul-mulul tangan Fely, agar bekapannya dilepas. "Huh ... tangan kamu bau, Fel. Main bekap-bekap segala lagi," protes Key setelah Fely melepas tangannya dari bibir Key.
"Bau apa sih, tangan gue wangi tau," sangkal Fely. Bahkan dia sampai mencium tangannya sendiri guna memastikan ucapan Key. "Tuh, kan, wangi nih, cium-cium." Fely menjulurkan tangannya ke hadapan Key.
"OGAH!" balas Key yang kembali berteriak.
Fely menepuk jidatnya, "Kamu mau aku bekap lagi, Key?"
Key menggeleng tanda tak setuju, bahkan tangannya menutupi mulutnya sendiri.
"Yaudah, kalau nggak mau diam, jangan teriak-teriak mulu. Kamu kira ini hutan apa? Gara-gara kamu tadi kita sempat jadi pusat perhatian," ucap Fely dengan ketus.
"Ah elah, cuma teriak dikit doang." Key memutar bola mata malas. "Lagian ya, bagus dong kalau jadi pusat perhatian, jadi kita nggak usah caper-caper sama orang," lanjut Key dengan entengnya.
Fely kembali menepuk jidat, sungguh dia frustasi menghadapi kisah sahabatnya ini. Key memang kadang lebih dewasa darinya, tapi kadang pula Key menjadi sangat konyol dan tak masuk akal.
"Terserah kamu deh, Key. Pusing aku," ucap Fely. "Stop! Jangan ngomong lagi, aku males adu argumen lagi sama kamu," lanjut Fely yang melihat Key akan menimpali ucapannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
FE [END]
Fiksi RemajaIni kisah tentang sepasang remaja yang dipertemukan oleh takdir dengan masa kelam yang berbeda. Di tengah asa menemukan sejatinya bahagia, lagi-lagi semesta menguji mereka. Akankah Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkan mereka tetap bersama, atau...