20| (Un) perfect first date (?)
Bel pulang sekolah sudah berbunyi beberapa saat lalu. Para siswa kini sedang bergegas untuk pulang ke rumah setelah bertempur dengan pelajaran yang mungkin membosankan. Atau ada juga yang masih betah berada di lingkungan sekolah. Entah ada kegiatan ekstrakulikuler, rapat osis, atau sekedar menikmati wifi sekolah.Kini Erlan sedang merangkul pundak Fely dan berjalan beriringan menuju tempat parkir sekolah. Erlan memperhatikan Fely yang kini sibuk dengan ponsel miliknya, tadi saat pelajaran berakhir Fely memintanya. Pinjam sebentar katanya.
“Lagi ngapain sih?” Erlan bertanya saat Fely masih saja serius dengan ponsel miliknya. Ia penasaran apa yang Fely lihat.
Fely mendongak sebentar dan kembali melihat ke ponsel Erlan. “Nggak ada, cuma liat-liat. Emm, ternyata cewek yang chat kamu banyak ya,” ujar Fely dengan nada biasa.
Erlan mengeratkan rangkulannya. “Tapi aku nggak respon mereka, kan?”
“Hmm, iya sih.” Erlan yang gemas dengan tingkah Fely pun tergerak untuk mengacak rambut Fely. “Dasar My Queen.”
“Ini helm-nya.” Erlan menyerahkan helm pada Fely. Saat ini suasana di tempat parkir lumayan masih ramai. Banyak siswa-siswi berlalu lalang.
“Nggak dipakein gitu?” Fely melayangkan pertanyaan itu di dalam hatinya. Ia menerima uluran helm dari Erlan dan memakainya dengan pasrah. Erlan kurang peka, pikir Fely.
“Udah?” Erlan menengok ke arah Fely di belakangnya. “Iya”
Dan motor Erlan pun menuju ke rumah Fely.
“Queen!” Erlan berteriak memanggil Fely karena suasana jalan raya sangatlah ramai. Ia yakin Fely tidak bisa mendengarny saat berbicara normal. Kenapa Erlan memanggil Fely itu Queen? Biar kerasa punya ratu, katanya.
“Apa?” Fely juga berteriak membalasnya. Ia melupakan Erlan yang tidak peka, yang penting Erlan manis. Karena memanggilnya dengan sebutan ‘Queen’.
“Ini mau langsung pulang?”
“Iya aja deh”
“Aku boleh mampir nggak? Laper, mau minta makan sama Queen.”
“Ish, iya-iya.”
Sesampainya di rumah Fely, Erlan memarkirkan motornya di garasi milik Fely. Bersama dengan motor Fely yang sekarang sudah jarang dipakai karena Erlan yang selalu siap sedia bersamanya.
“Ayo masuk.” Fely dan Erlan beriringan masuk ke rumah Fely. Erlan mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Tempat dimana ia pertama kali datang ke rumah Fely.
“Aku ganti baju dulu, ya,” ucap Fely kemudian. “Iya. Jangan lama-lama ya, Queen. Erlan udah lapar banget. Nanti kalau pingsan gimana?”
“Bawel.” Fely memutar bola matanya dan berlalu menaiki tangga untuk menuju kamarnya yang terletak diatas.
Erlan tertawa melihat reaksi Fely itu. Sungguh, ratu-nya memang menggemaskan.
Erlan yang merasa bosan akhirnya memainkan handphone nya. Disitu ternyata ada beberapa foto selfie dari Fely. Ia bingung, kapan Fely mengambil gambar-gambar ini? Kenapa Erlan tidak menyadarinya?
Tak lama Fely datang dengan sudah mengenakan pakaian rumah. “Ayo masak”
Erlan menganggukkan kepalanya dan beranjak mengikuti Fely menuju dapur.
Sesampainya di dapur, Fely menyuruh Erlan duduk dulu di kursi pantry sementara ia menyiapkan bahan makanan. “Kita masak ... ini” Fely mengambil bungkus mie instan dan menunjukkannya ke arah Erlan.
KAMU SEDANG MEMBACA
FE [END]
Teen FictionIni kisah tentang sepasang remaja yang dipertemukan oleh takdir dengan masa kelam yang berbeda. Di tengah asa menemukan sejatinya bahagia, lagi-lagi semesta menguji mereka. Akankah Tuhan masih berbaik hati untuk membiarkan mereka tetap bersama, atau...