5| Misi Pertama

55 3 0
                                    

5| Misi Pertama

Pagi ini Fely sedang berjalan di koridor sekolah menuju kelasnya. Ia datang sedikit lebih awal karena tak sabar untuk menjalankan rencana pertamanya. Iya, rencana untuk mendekati Erlan. Seperti yang kemarin ia katakan.

"Pagi semua...." Sapa Fely saat ia memasuki ruang kelasnya. Belum banyak yang datang memang, hanya beberapa saja. Salah satunya Key.

"Pagi juga Fely. Ada apa sih kok kayaknya senang banget," tanya Key sedikit bingung dan ngeri melihat sahabatnya kumat lagi, senyum-senyum sendiri.

"Heh nggak kok. Aku cuma nggak sabar aja buat ngejalanin misi pertama," jawab Fely setelah duduk di sebelah Key.

"Misi apa?" tanya Key bingung.

"Yang kemarin itu lho, misi ngedekatin Erlan," bisik Fely pada Key. Bisa bahaya kalau ada yang mendengar rencana Fely, mungkin itu akan sampai ke telinga Erlan. Gagal sudah sebelum dimulai.

"YA AMPUN?! JADI LO SERIUS?!" Key refleks berteriak. Ia tak mengira sahabatnya itu benar-benar akan melancarkan misi nya itu.

"Ish, nggam usah teriak gitu kali. Iyalah aku serius, suka sama Erlan aja aku serius, masa ngedekatinnya bercanda" tutur Fely sedikit lebay.

Key memutar bola matanya malas mendengar perkataan sahabatnya yang satu ini. "Dih, dasar bucin"

"Iri aja huh," balas Fely. Bersamaan dengan itu Erlan dan teman-temannya memasuki ruang kelas lalu duduk di tempatnya masing-masing. Mereka mengobrol dan terlihat Erlan hanya menampilkan senyum simpulnya. Hal itu semakin menambah ketampanannya di mata Fely.

Key yang melihat sahabatnya terus memandang Erlan dengan tatapan kagumnya itu pun langsung berdecak dan meraup wajah Fely. "Ck, kedip! Kelilipan nyamuk baru tahu rasa lo."

"Ish, apa sih, Key. Ganggu aja aku lagi mandangin nikmat Tuhan," ucap Fely kesal.

"Terserah Fel," balas Key mengalah. Ia tak mau melanjutkan perdebatan karena ia yakin hal itu akan sangat panjang. Bersamaan dengan itu bel tanda masuk berbunyi. Semua bersiap untuk memulai pelajaran.

"Fel, lo lapar nggak?" Key bertanya pada Fely. Sekarang memang sudah jam istirahat, suasana kelas menjadi sepi karena banyak dari penghuninya yang pergi ke kantin.

Fely berpikir sejenak lalu menggeleng "Emmm, nggak sih, aku masih kenyang."

"Sama sih. Ke perpus aja yuk," ajak Key.

Fely yang mendengarnya pun mengangguk setuju. "Ayo deh, aku pengin baca novel, lumayan juga ada wifi. Sekalian ngadem gitu."

"Ya udah yuk."

Akhirnya mereka berjalan keluar kelas dan langsung menuju perpustakaan.

"Eh Fel, gue penasaran deh. Sebenernya lo punya rencana apa buat deketin Erlan? Lo gak mau melet Erlan, kan?" Tanya Key sedikit was-was.

"Heh sembarangan, aku nggak mau pakai cara nggak elite kayak gitu ya, sori aja," ujar Fely tak terima.

Mereka berdua sekarang ada di perpustakaan. Mereka memilih duduk di pojok sebelah kanan pintu masuk perpustakaan . Masing-masing dari mereka memegang satu buku. Hanya pegang ya, belum tentu dibaca.

"Ya maaf. Terus apa dong?" tanya Key semakin penasaran. Key mencodongkan badannya ke arah Fely saat dirasa sahabatnya itu akan membuka mulut.

"Sebenernya, aku juga nggak tahu sih mau ngapain. Hehe." Key yang mendengar jawaban Fely pun menjatuhkan rahangnya tak menyangka. Bisa-bisanya Fely seperti ini.

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang