19| Peringatan

31 4 0
                                    

19| Peringatan


Kejadian kemarin menjadi pengingat bagi Fely untuk lebih hati-hati. Kemarin baru satu orang yang menunjukan taringnya, bisa saja hari ini ada dua atau tiga orang yang siap menerkam gadis itu.

"Udah gue bilang, kan. Pacaran sama Erlan itu banyak risikonya," ucap Key saat keduanya tengah berjalan menuju ke kelas.

"Aku siap sama apapun risikonya, asal Erlan ada di samping aku," balas Fely seraya tersenyum bahagia. Dia masih tak menyangka kalau dirinya bisa pacaran dengan Erlan.

Key menggeleng mendengar jawaban Fely, "Cinta memang membutakan, ya." Key tak habis pikir dengan jalan pikiran sahabatnya ini.

Fely tertawa kecil. "Mending aku, buta karena cinta. Dari pada kamu, buta karena kelamaan jomlo."

"Kampret lo, Fel," ucap Key dengan memukul lengan sahabatnya. Dan sang sahabat, hanya membalasnya dengan tertawa menyebalkan.

"Eh, aku ke toilet dulu, ya," ucap Fely setelah bisa menghentikan tawanya.

"Ngapain?" Key mengerutkan keningnya.

"Beli bubur, key," balas Fely asal.

"Oh."

"Anjir, beneran bego nih orang," ucap Fely kemudian memukul kepela Key yang membuat Key mengeduh.

"Aduh, kenapa lo jitak kepala gue, kampret." Key membalas memukul kepala Fely, namun gadis itu hanya berhasil memukul angin. Ya, Fely dapat menghindar.

"Udah ah, aku mau ke toilet dulu. Bye-bye sahabat terbegoku," ucap Fely kemudian pergi meninggalkan Key.

"GUE NGGAK BEGO, FELY KAMPRET!" teriak Key yang tak terima dengan ledekan Fely.

Namun Fely tak menghiraukan, dia hanya tertawa sambil terus berjalan menuju toilet.

***

Fely masih berada di toilet, dia tengah mencuci tangan di washtafel. Namun gerakannya terhenti saat ada orang yang berkata, "oh, jadi dia pacar barunya, Erlan." Orang itu tersenyum sinis menatapa Fely yang malah mengerutkan keningnya.

"Maaf, kalian siapa, ya?" tanya Fely yang kini telah menatap kedua orang itu.

Bukannya menjawab pertanyaan Fely, orang tadi malah berdecih dan meledek  Fely. "Cih, Erlan beneran pacaran sama cewek kayak gini?." Orang itu menatap Fely dari atas sampai bawah dengan tatapan meremehkan. "Nggak ada bagus-bagusnya juga," lanjut orang itu.

"Paling besok juga diputusin," balas siswa yang bersama orang itu.

Mereka salah telah menyulut api emosi seorang Fely, "Aku nggak kenal sama kalian berdua, aku juga nggak ada urusan sama kalian. Tapi kenapa kalian urusin hubungan aku, ya? Nggak ada kerjaan lain yang lebih bermanfaat gitu?" Fely tersenyum miring. Puas dengan ucapannya yang mampu membuat kedua orang itu semakin emosi.

"Sialan, berani ngejawab lo!" Salah satu dari mereka maju, dan sedikit mencengkeram kerah kemeja Fely.

"Ah, jadi nama kamu Cantika," ucap Fely saat melihat name tag yang terpasang di seragam siswa itu. "Sayang banget, ya. Kelakuan kamu nggak secantik namanya."

Plak ....

Cantika menampar Fely dengan sangat keras, bahkan kepala Fely sampai menatap ke arah kiri yang membuat sudut bibir gadis itu sedikit berdarah.

Fely mengusap ujung bibirnya. Dia menatap tak suka kepada siswa di depannya.

Baru saja ingin membalas tamparan Cantika. Fely harus kembali meringis saat rambutnya ditarik oleh salah satu teman Cantika.

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang