25| Berakhir?

30 4 0
                                    

25| Berakhir?


Langit malam begitu gelap, tak ada bintang yang mempercantik. Hanya ada rembulan dengan cahaya yang meredup. Ini memang bukan malam purnama, sehingga bulan tak begitu terang.

Keadaan langit seolah menjadi perwakilan hati Fely. Dia sedang bingung memikirkan perubahan sikap kekasihnya.

"Fel, lo kenapa, sih?" tanya Key heran dengan sikap Fely. Fely menggeleng dengan tatapan kosong ke depan. "Ck, kalau lo nggak mau cerita, ngapain di sini coba? Mending pulang aja, menyendiri di kamar, terus ngeraung-raung."

Ya, Fely sedang berada di rumah Key. Berniat menenangkan hatinya dengan bercerita kepada sang sahabat. Namun yang terjadi, Fely malah diam membisu.

"Ck, aku mau cerita ini."

"Udah ada sepuluh kali lo bilang gitu. Tapi sampai sekarang lo belum cerita apa-apa."

Fely mengela nafas. Dia bingung harus bercerita seperti apa. Karena dia juga tidak tahu masalahnya karena apa. "Erlan marah," ucap Fely pada akhirnya. "Tapi, aku nggak tahu dia marah karena apa."

Lanjutan Fely membuat Key berdecak, "Ck, apa karena Jovan?" Key menebak biang masalah antara sahabat dan kekasihnya.

Fely kembali menggeleng. "Enggak tahu."

"Dia tahu lo pernah jalan sama Jovan? Dia tahu siapa Jovan?" tanya Key beruntun yang dibalas Fely dengan anggukan.

"Mampus, pasti karena itu," lanjut Key seraya menepuk jidatnya.

"Mana mungkin, Key. Aku udah jelasin siapa Jovan, kenapa aku bisa sahabatan sama dia. Bahkan, aku juga sempat mau kenalin Jovan ke Erlan. Tapi, saat Erlan ketemu Jovan, dia tiba-tiba mukul Jovan. Dan setelahnya Erlan pergi gitu aja." Fely menjelaskan. "Setelah kejadian itu sampai sekarang, Erlan jadi dingin sama aku," lanjut Fely seraya menghela nafas.

"Kok bisa gitu? Padahal setahu gue, Erlan nggak pernah mukul orang tiba-tiba tanpa alasan," ucap Key kebingungan.

"Nah, itu juga yang aku heran."

"Menurut gue, pasti Jovan sama Erlan ada sesuatu," ucap Key yang membuat Fely membulatkan matanya.

"JANGAN BILANG KALAU MEREKA SEMPAT PACARAN? HUAA NGGAK MUNGKIN PACAR AKU GAY!" teriak Fely tiba-tiba yang membuat Key harus menutup telinganya.

"Berisik, Fel! Nggak mungkin mereka gay. Yang ada, mereka pasti punya masalah di masa lalu," ucap Key menjelaskan pemikirannya.

"Eh, bisa juga, sih, Key." Kali ini, pimikiran Fely sudah mulai kembali.

Key berdecak. "Ck, kenapa gue punya sahabat bego banget, sih." Mendengar ucapan Key, Fely hanya cengengesan.

"Key, menurut kamu, aku tanya sama Erlan apa Jovan?" tanya Fely yang sekarang memikirkan masalah antara sahabat dan kekasihnya.

"Itu sih, terserah lo aja," balas Key. "Tapi mendingan, sekarang kita ke Mall dulu, gue udah laper, nih. Dan di rumah nggak ada apa-apa karena Bi Minah cuti, dan orang tua gue masih di luar kota."

"Mantap, ide bagus itu. Come on kita cari makan," balas Fely begitu bersemangat.

***

Suasana Mall begitu ramai, walau ini bukan malam minggu, tapi masih banyak yang mendatangi tempat satu ini di malam hari. Alasannya mungkin karena malam hari tak akan segerah siang.

"Fel, lo mau makan di mana?" Key melirik beberapa tempat makan yang sedang mereka lewati.

"Di mana, ya? Di tempat biasanya aja?" tanya Fely yang sama sedang melihat sekeliling.

FE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang