🌷DIC -Saran

7.8K 693 3
                                    

Bismillah ...

Vote dulu ya sebelum lanjut 😊

________________________________

Jangan terlalu takut dan mencemaskan hal yang belum pasti. Persiapkan diri dan jalani dengan berserah diri pada sang Illahi.

Dalam Isak Cinta

Begitu urusannya beres, Faila membawa langkahnya menuju kantin. Kebetulan tadi pagi dia belum sarapan. Faila tersenyum begitu melewati orang, menyapanya. Karena sifat suka senyum inilah yang membuat semua orang kenal gadis bernama Hafidzah Falia Assyifa. Tapi tidak dengan ikhwan. Semenjak hijrah, Faila hanya tersenyum tipis jika pun disapa. Kalau tidak gadis itu akan memilih diam.

Faila memeluk laptopnya seraya berbelok menuju Kantin. Matanya memperhatikan kampus yang begitu sepi karena ini jamnya jam kelas. Gadis itu lalu menunduk begitu seorang Ikhwan lewat dihadapannya.

Faila mencoba menahan dirinya, ia tersenyum kecut begitu ikhwan itu sudah lewat. Sejenak, Faila menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Helaan nafas pelan meluncur begitu saja dari bibirnya.

Dia, Raffi. Laki-laki sholeh yang dulu tidak sengaja dilihatnya sering kali duduk di mushola. Kalau tidak sholat, sebuah mushaf Al-Qur'an selalu melekat pada dirinya. Bibirnya bergerak menyebut ayat-ayat suci Al-Qur'an.

Ikhwan yang diam-diam didambakan. Karena sikapnya yang begitu mencintai Allah. Faila memang tak mengenal Raffi. Mereka tidak pernah sekelas, tapi Raffie juga dulu satu organisasi dengannya. Organisasi kerohanian fakultas.

Sikap laki-laki itu, bagaimana dia menjaga ibadahnya terutama dia yang begitu menjaga pergaulan. Faila tidak pernah melihat Rafi bergaul dengan perempuan. Yang lebih membuat Faila kagum, ketika rapat atau ada acara organisasi dulu. Rafi orang terdepan menyuruh akhwat segera pulang karena tidak baik udah malam. Dia menghormati perempuan.

Selain itu, ketika rapat pandangannya tidak pernah ke wajah akhwat. Masya Allah, hal itu yang membuat Faila diam-diam menaruh rasa. Walaupun, Faila tahu Rafi tidak mengenalnya sama sekali. Biarlah itu urusan dia dengan Allah SWT.

Tapi, Faila sadar dia harus menjaga rasanya. Selalu Faila menepis rasanya dan mencoba untuk tidak mengharapkan apa-apa. Karena Faila juga gak mau kecewa dan lagi masih banyak gadis yang mendambakan dia.

Dan ... Faila menghela nafas. Menikah itu sepertinya Faila harus mengubur dalam-dalam harapannya. Faila memperbaiki lagi posisinya dan meneruskan langkah. Memang seharusnya ia lupakan rasanya.

"Buk, nasi goreng satu ya? Minumannya teh dingin aja." Faila tersenyum. Setelah dibalas anggukan gadis itu mengambil tempat di paling ujung.

Sambil menunggu Faila memeriksa ponselnya sekalian memberi kabar pada Kaira untuk mengalihkan pertemuan mereka di Kantin.

Satu pesan dari Ibunya membuat Faila buru-buru membuka pesan tersebut.

My Mom

Assalamualaikum, Nak. Ibu pulangnya agak kemalaman ya? Ibu ada lembur. Hati-hati ya di rumah. Berhubung bahan di dapur habis, kamu nanti beli makan di luar ya sayang. Insya Allah besok ibu beli bahan.

Ibunya sudah dua bulan terakhir ini selalu pulang magrib bahkan malam. Ibu Faila bekerja di perusahaan, melanjutkan perusahaan ayah. Dulu, Ibunya tidak sebegini larut pulang, beliau selalu pulang ashar. Tapi Faila tidak mengerti kenapa kini Ibunya sering pulang telat.

Setelah membalas pesan ibunya, seraya mengatakan ia saja nanti yang ke Pasar, Faila beralih mengirim pesan pada Kaira. Sahabatnya itu baru selesai dan kini menyusulnya. Bersamaan dengan Faila menyimpan kembali ponselnya, makannya datang. Gadis itu mengucapkan terima kasih dan segera menikmatinya setelah membaca doa.

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang