🌷DIC -Kebenaran

4.4K 451 17
                                    

Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________

Jika kepercayaan telah hilang. Bagaimana sebuah keluarga akan bertahan?

•Dalam Isak Cinta•

Sayup sayup suara Adzan yang berkumandang membuat Faila segera membuka mata. Ia beristighfar lalu melirik ke samping kiri, tidak ada Lutfan. Pasti sudah ke Masjid.

Faila mengubah posisinya menjadi duduk.  Semalam begitu puas dengan tangisnya, Faila mebereskan makan malam. Beranjak menuju kamar, merebahkan diri di samping Lutfan yang membelakanginya. Tubuh itu terasa jauh, tak memeluknya seperti biasa.

Faila mengibaskan selimutnya, melipat lalu beranjak menuju kamar mandi. Setelah itu dia akan masak, seperti biasa. Kali ini, Faila berharap Lutfan pulang seperti biasa langsung ke dapur, meganggunya, menyapanya lembut, meggodanya dan menikmati masakannya.

Setengah jam berkutat Faila selesai dengan masakannya. Menu pagi ini, sambal ayam goreng dengan sayur tumis kangkung. Kedua sudut bibirnya tertarik seraya membawa piring dan menatanya di meja makan.

Tatapannya lalu mengarah ke lantai atas, sepertinya Lutfan sudah di kamar. Tadi pasti sudah pulang, namun, tak ada sapaan dan gangguan yang dia harapkan. Faila menghirup nafas dalam, lalu melengkungkan segaris senyum.

Bismillah

Setelahnya, Faila balik ke dapur untuk mengambil, piring, minum dan yang lainnya.

Tepat ia selesai menuang teh ke gelas, ekor matanya melirik Lutfan berjalan mendekat. Badannya berbalik, bibirnya tersenyum lebar. “Pagi, Mas. Hari ini Faila masak sambal ayam goreng sama tumis kangkung.”

Hening. Lutfan menarik kursi makan dengan wajah datar. Duduk dalam diam dan mengambil teh yang telah disiapkan untuknya.

“Masih panas, Mas.”

Lutfan menarik kembali gelasnya dan meletakkannya kembali. Tangannya beralih mengambil nasi yang langsung direbut Faila.

“Faila saja, Mas.”

Lutfan kembali menarik tangannya dalam diam.  Sementara Faila berusaha menahan gejolak yang menyesakkan atas sikap Lutfan sejak malam. Cairan bening seakan ingin turun, namun ia tahan

Faila meletakkan piring dihadapan suaminya. Lalu mengambil untuk dirinya hingga mereka makan dalam diam. Faila memegang sendoknya dengan kuat, kepalanya tertunduk.

Isakan yang tidak dapat tertahan pecah begitu saja. Mengugu, memecah kesunyian di antara mereka. Lutfan bergeming, kunyahannya berhenti. Ditatapnya sang istri yang kian terisak keras.

“Jangan menangis,” ucapnya pelan.

Dcittt!!!

Faila berdiri dengan kepala menunduk, berjalan hingga sampai di samping tubuh Lutfan. Tepat saat itu, Faila bersimpuh memohon maaf. Isakannya kian memilukan.

“Faila apa yang kamu lakukan?” tanya Lutfan terkejut.

“Mas …. Hiks …,” isaknya, “Faila minta maaf jika Faila salah. Tapi … hiks …. Faila mohon jangan diamkan Faila seperti ini. Sakit …. Faila cuman punya Mas Lutfan. Ibu … ibu hiks … ibu ninggalin Faila. Faila … Faila ….” Faila menangis dan saat itu juga Lutfan bangun dari kursinya,

Faila kian menangis. Mata yang telas basah itu mendongak. “Mas …,” lirihnya pilu.
Lutfan berjongkok. Memeluk erat sang istri. Di sana Faila kian tergugu, dibalasnya pelukan Lutfan tak kalah erat. Takut, pelukan itu hilang lagi.

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang