Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut. Happy Reading>
________________________________“Cepat!!!”
“Jantung korban melemah.”
Bunyi Brankar yang ditarik cepat diiringi langkah yang berlari kencang membuat perhatian Fania dan Faila beralih. Seorang Dokter terlihat tengah duduk di atas brankar dengan tangan memegang kepala korban yang mengalami pendarahan hebat.
Fania melirik Faila sejenak. Langsung mendorong gadis itu.“Lebih cepat!!”
Bunyi Brakar kembali ditarik, keduanya sontak kembali menoleh. Bukan brankar yang tadi, namun beda lagi. Pandangan Faila tidak beralih, hingga matanya melihat jelas wajah Lutfan yang telah berumuran darah.
Faila membeku. “Mas Lutfan!!!” teriaknya kalut.
“Lutfan?”
Fania menoleh bingung. Sementara Faila segera berlari mengejar perawat yang membawa suaminya ke UGD, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dan keringat dingin kini telah membasahi sekujur tubuhnya.
“Mas Lutfan,” lirihnya tersendat.
Fania berlari menyusul. Begitu sampai di depan UGD, keduanya berniat masuk, namun segera ditahan.
“Maaf, dilarang masuk.”
“Suami saya kenapa, Sus?” tukasnya sebelum Suster menutup pintu.
“Korban kecelakaan. Permisi.”Puk.
Ia hanya dapat bergeming menatap pintu UGD yang tertutup. Begitu mengerjap, bulir-bulir air mata jatuh begitu saja. Tubuhnya merosot, terduduk lemas di lantai yang dingin.
“Mas Lutfan ...,” lirihnya.
Fania termenung. Matanya melirik wanita yang terduduk di lantai, kedua tangannya terkepal. Wajah yang tadi shock itu kini menatap muak dan penuh benci gadis di sebelahnya. Kebenciannya sungguh bertambah, Fania berjanji akan membalas gadis pembawa sial itu.
_🌷_
“360 Joule!!”Di dua ruang UGD yang berbeda, Dokter bersama suster tengah panik menyelamatkan nyawa yang mengalami pendarahan hebat di samping kepalanya, merembes melewati telingannya dan belum kunjung berhenti setelah ditangani.
Jantugnya kian meelemah pasca kecelakaan. Berkali-kali Dokter melakukan pemberian shock jantung menggunakan Defibrilator.
“Dok."
“360 Joule!!”
Dokter menekan paddle ke dada Badran. Begitu melihat ke arah monitor, mesin monitor berbunyi panjang, membentuk garis lurus yang membuat mereka terdiam. Dokter mengeleng lemah.
“Pasien korban Kecelakaan Meninggal Pukul 23.30,” ucap Dokter seraya melirik wajah pucat korbannya. Suster mengangguk, segera melepas alat dan membersihkan darah pada mayat korban.
Setengah jam lebih menunggu, pintu UGD di belakang mereka terbuka. Keduanya sontak menoleh pada Dokter yang baru saja keluar.
“Keluarga Pak Badran?”
“Saya istrinya, Dok,” sahut Fania.
“Bagaimana keadaan Papa, Dok?” tanya Faila cemas.
Dokter mengeleng lemah. Membuat keduanya bergeming kaku. “Maaf, Allah berkehendak lain. Suami Ibu sudah kembali ke Rahmatullah.”
Deg!
Fania. Wanita itu mengeleng dengan wajah pucat pasi. Dadanya seakan dihantam berton-ton batu, lantas ditampar keras oleh besi kenyataan yang menyakitkan. Ia mengeleng bersamaan dengan meluncurnya air mata kepedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Isak Cinta ✓
Spiritual------ Dibalik ujian yang datang Allah datangkan sesuatu sebagai obatnya. Al-Lutfan Ikram, imam yang awalnya diragukannya datang membawa segurat senyum memesona. Memeluknya hangat seolah berkata, ada aku suamimu. Setulus cinta dan kebaikan yang Alla...