Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________Jadilah seperti sinar matahari yang selalu bermanfaat bagi orang lain, kehadirannya selalu ditunggu, Senyuman lembut dan tatapannya adalah candu."
-🌷-
Jika akad diadakan di rumah, maka resepsi mereka yang hari itu juga diadakan di gedung setelah akad selesai. Kedua mempelai beserta keluarga pun beranjak menuju gedung yang telah di sulap sedemikan rupa untuk acara istimewa kali ini. Kini di sinilah Faila dan Lutfan berdiri, di pelaminan melayani tamu yang dari tadi banyak berdatangan.
"Faila!!!"
Gadis yang kini tengah berdiri dengan sang suami melayani tamu, menoleh. Matanya berbinar seiring lengkungan senyum senang begitu melihat sang sahabat kini berjalan ke arahnya.
"Aaa Kai, akhirnya kamu datang ... dari tadi aku nungguin kamu," ucap Faila mengebu begitu Kaira sampai di depannya.
"Hehe ... maaf ya Fa, agak siangan, macet," ringisnya.
Faila mengangguk. "Gak apa-apa, Kai."
"Masya Allah kamu cantik banget, Fa. Beda banget. Emang ya, beda yang suka make up-an sama gak."
Faila tertawa kecil.
"Oh ya, Barakallah ...." Kaira tersenyum, menelungkupkan kedua tangannya di depan dada pada suami sang sahabat.
Lutfan mengangguk, tersenyum ramah dan balas menelungkupkan tangannya.
"Emm ... ini Kaira, sahabat aku," ucap Faila memperkenalkan Kaira.
Lutfan mengangguk mengerti.
"Kai, kamu sendirian aja?"
"Iya. Jelas banget ya kelihatan jomblonya," ucapnya terkekeh, "makanya doain aku segera nyusul. Biar ada teman ke mana-mana," bisik Kaira selanjutnya.
Faila tertawa kecil. "Aamiin ...."
"Ya udah aku ke bawah lagi ya. Antri." Kaira melirik sejenak ke belakang. "Sekalian mau makan. Belum sarapan." Kaira terkekeh. Membuat Faila menahan tawa lantas mengangguk.
Sepeninggalnya Kaira, sepasang kekasih halal itu kini kembali melayani tamu yang ingin bersalaman dan mengucapkan selamat. Hingga begitu sepi, keduanya kembali duduk dalam canggung. Dari tadi, mereka belum bicara sama sekali saking banyaknya tamu. Mulai dari keluarga Lutfan maupun Faila.
"Faila?"
Panggilan dari sampingnya membuat gadis itu menoleh. "Iya?"
"Bingung ya tadi mau panggil saya apa?"
Faila mengangguk.
"Panggil Mas saja." Lutfan tersenyum.
Membuat Faila mengerjap.
Untuk pertama kalinya dia akan memanggil seorang laki-laki yang kini resmi menjadi suaminya dengan sebutan Mas. Benar-benar membuatnya canggung dan bibirnya seakan kelu.
Faila hanya mengangguk saja. Ah, Walaupun mereka sudah sah, masih saja canggung rasanya. Perihalnya dia dan Lutfan begitu asing dan sebelumnya tidak mengenal. Hanya pertemuan di supermarket waktu itu saja.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...."
Keduanya kompak menoleh. Seorang laki-laki dengan tinggi yang hampir sama dengan Lutfan, rambut yang dipotong rapi, wajah yang fresh dan senyum yang mengembang mendekat.
"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ...," jawab mereka ikut kompak.
"Masya Allah ... pengantin baru."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Isak Cinta ✓
Spiritual------ Dibalik ujian yang datang Allah datangkan sesuatu sebagai obatnya. Al-Lutfan Ikram, imam yang awalnya diragukannya datang membawa segurat senyum memesona. Memeluknya hangat seolah berkata, ada aku suamimu. Setulus cinta dan kebaikan yang Alla...