Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________Tidak apa. Cobaan itu hanya sementara. Penguat hati dalam bahtera rumah tangga. Jika kamu bersabar, pahala besar telah Allah SWT siapkan.
•Dalam Isak Cinta•
Berkali-kali Faila mendesah berat. Tangannya mengengam erat koper baju seraya menatap gerbang yang menjulang tinggi dihadapannya. Jam sudah menujukkan pukul lima sore dan sekarang di sinilah dia berada, depan rumah mertuanya.
Jujur. Faila tidak siap. Langkah kakinya berat. Membayangkan wajah garang Fania saja membuatnya menelan ludah. Belum lagi tatapan menghunus itu. Oh Allah. Apa salahnya hingga mertuanya seperti ini?
Tinnn!!
"Astahfirullah!!" pekiknya kaget.
Faila sontak membalikkan badannya. Sebuah mobil merah milik Fania membuat tubuhnya membeku. Sorot tajam kini menghunus membuatnya menunduk.
"Ngapain di sana? Masukkan!" titahnya tegas.
Faila mengangguk. Tepat setelah satpam membuka gerbang dan Fania membawa mobilnya masuk, Faila ikut menarik kopernya hingga menunggu Fania keluar. Tangannya seperti biasa siap untuk salam, tapi lagi-lagi Fania malah berlalu masuk dengan tidak peduli.
"Sabar," lirihnya pelan.
Lagi Faila menarik kopernya masuk ke dalam rumah. Karena Fania sudah berjalan menuju kamar, Faila putuskan langsung ke kamar suaminya. Namun, baru kakinya menginjak tangga pertama. Suara melengking Fania menghentikan langkahnya.
"Heh! Mau ke mana kamu?"
"Kamar Mas Lutfan, Ma."
"Enak saja! Gak boleh."
Dahi Faila mengerinyit. "Lalu Faila tidur di mana Ma?"
"Di sebelah kmar Mbok Suti, ada kamar pembantu kosong. Tidur di sana!"
Hatinya ngilu. Bnenar-benar ngilu. Faila tidak tahu siapa dia di mata Fania. Seorang pembantu?
"Saya gak sudi ya, kamu tidur di kamar anak saya. Beruntung masih bisa di sini. Lagian Lutfan, lebay banget kamu kenapa-kenapa. Mati aja sekalian di sana, saya gak peduli. Susul itu Diara yang mau mati."
Deg!
Sakit. Kata-kata Fania bagai ujung belati yang menghunus hatinya. Tangan Fila meremas pegangan kopernya. Hatinya panas dan lagian apa maksudnya menusul Diara.
"Maksud mama Ibu saya mau mati apa?"
"Diara kan hilang karena dia mati!"
"Astahfirullah Ma!"
Fania menatapnya sinis.
"Sana Hush! Jangan harap hidup kamu bakal enak di sini. Gak akan pernah!"
Setelah menyampaikan kata-kata menyakitkan lagi. Fania berlalu menuju kamarnya. Faila tertunduk lesu. Menepuk hatinya yang nyeri. Allah sakit sekali. Terutama ketika Fania membawa Ibu. Andai Ibu di sini, Ibu tidak akan pernah membuat hatinya terluka. Ibu, Ibu di mana sih?
Tes!
Faila merasa terbuang. Sungguh. Tidak lagi punya Ayah. Ibu menghilang dan dia kini berada di rumah mertua yang begitu membencinya. Jika waktu bisa berputar, Faila akan meminta Lutfan membawannya saja ke Amerika. Hanya dengan Lutfan dia merasa hidup, hanya Lutfan yang membuatnya tersenyum bahkan begitu menghargai dirinya.
"Non."
Faila menghapus air matanya, menoleh dan tersenyum pada Mbok Suti yang kini menatapnya iba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Isak Cinta ✓
Spiritual------ Dibalik ujian yang datang Allah datangkan sesuatu sebagai obatnya. Al-Lutfan Ikram, imam yang awalnya diragukannya datang membawa segurat senyum memesona. Memeluknya hangat seolah berkata, ada aku suamimu. Setulus cinta dan kebaikan yang Alla...