🌷DIC -Hilang Arah

4.2K 306 122
                                    

☘بِسْـــمِ ﷲ الرَّحْمَنِ الرحِيم..

@Idhha_
Oh iya! ini salah satu dari rencana kejutan kak Lutfan kali Kak Faila. Dia bayar reporter sama petugas bandara, terus abis itu jadi deh kejutannya. Iya kan, Kak? Bilang iya please 😭😭😭😭

Antara ngakak sama sedih bacanya😭

@yymsmy
Semoga mimpi nih 😢

Jawabannya ada di part ini 😂
____________________

Aku menangis sekeras yang kubisa. Tapi harap masih tak bisa diterima fakta. Aku diam tak tahu lagi langkah. Kini aku benar-benar kehilangan arah.

•Dalam Isak Cinta•

Bruk!!

Pintu yang didorong paksa membuatnya berbalik badan 180 derajat. Di sana Fania, berdiri dengan baju serba hitam dan kerudung abu-abunya yang terlihat berantakan. Mata yang penuh luka itu kini menatapnya.

Faila menatap sendu. Fania lebih terluka, mata mamanya itu tak kalah bengkak. Wajahnya merah padam, matanya menghunus tajam. Sepersekian detik kemudian, Fania berdiri dihadapannya.

Plak!!

Rasa panas menjelajar di sekitar pipi kanannya. Faila hanya dapat bungkam dengan air mata yang kembali jatuh. Menatap sedih sang mertua yang kini memukul lengannya dengan tangis keras.

"Kenapa? Kenapa?"

Faila terisak.

"Kemarin suami saya, sekarang anak saya? Kenapa kamu mengambil semuanya dari saya, kenapa?" lirih suara itu. Tatapan tajam Fania berubah sendu bersama air mata yang luruh.

Oh Allah ...

"Kenapa kamu pembawa sial di rumah ini?"

Faila tercekat.

"Faila ...." Kepala Fania mendongak, tubuhnya kembali berdiri tegak.

"Kamu pembuhuh!" teriaknya murka.

Deg!

"Ma ... Faila, Faila juga terluka. Faila-"

Plak!

Ia kembali terisak saat tamparan kini kembali terasa di pipi kirinya.

"Kamu dan Diara, membuat saya kehilangan orang yang saya cinta. Puas kamu?"

Dia juga tidak mau ini terjadi, kenapa Fania menyalahkannya. Dia bahkan putus asa atas kepergian suaminya. Hingga dunia kini terasa sempit baginya. Faila juga hilang arah dan tumpuan. Dia juga teramat kehilangan.

"Ma-"

Fania beranjak begitu saja menuju lemari di sudut kamar, membuka lemarinya dan mengeluarkan kopernya dari sana. Matanya membulat seraya mendekat. Kini Fania memasukkan semua bajunya begitu saja ke dalam koper.

"Mama, mama mau apakan baju Faila?"

"Dengar ya! Kamu itu pembunuh dan pembawa sial! Saya gak sudi kamu ada di rumah anak saya. Pergi dari depan saya, karena saya muak lihat kamu!!"

Hatinya ngilu. Faila mengeleng lemah, menjatuhkan tubuhnya, berlutut dihadapan Fania. Mata yang telah basah itu menatap Fania memohon. "Ma, Faila mohon ... jangan seperti ini ...."

"Gak usah sok nangis. Bilang saja kamu bahagia kan, hah?! Setelah anak saya pergi, kamu bisa selingkuh dengan laki-laki itu."

"Mama Faila gak seperti itu!" lirihnya terluka.

"Tidak usah sok sedih Faila! Saya benar-benar muak!!"

Bunyi reseliting koper ditutup setelah bajunya dimasukkan semua, Faila terisak dalam tempatnya. Ya Allah ... kenapa dengannya?

"ARKOOOO!!!"

Teriakan keras Fania menggema begitu dia keluar kamar. Selang beberapa detik kemudian bodyguard yang beberapa terakhir ini menjaganya, berdiri tegap di depan sang mertua. "Iya, Nya?"

"Kamu bawa koper ini keluar!"

Fania kembali masuk, menunjuk kopernya di atas kasur. Arkoo selaku bodyguard memperhatikan sejenak majikannya yang menangis, lalu berlaih meantap koper.

"Tapi, Nya-"

"Anda tidak usah membantah! Bawa!"

"Baik, Nyonya."

Faila ikut bangkit saat kopernya kini dibawa keluar, kakinya mengikut seraya memohon pada Fania yang bahkan tidak terlihat peduli. "Ma ... maafkan Faila. Jangan usir Faila. Faila mohon. Di sini banyak kenangan Faila sama Mas Lutfan," uapnya terbata.

"Keluar dari rumah saya!!!"

Deru nafas penuh amarah itu begitu jelas, Faila mengusap air matanya. Mengeleng lemah. "Ma ...."

"Mulai sekarang jangan panggil saya Mama!"

Kopernya kini berdiri tegak di beranda. Tubuhnya kini ditarik keluar rumah. Faila menangis.

"Ma ...."

"Pergi!!"

"Faila hamil anak Mas Lutfan," lirihnya. Matanya menatap penuh harap wanita di depannya yang kini terdiam tidak percaya. Namun, selang berapa detik tatapan tajam kembali menghunus, Fania tersenyum sinis.

"Pembohong! Itu pasti anak selingkuhan kamu! Dasar Jalang!"

[MOHON MAAF PART INI DI HAPUS SEBAGIAN]

Baca versi lengkapnya di Paltform Menulis KBM. Akun @Sarifatulhusna09 atau langsung beli buku cetaknya ke WhatsApp 085210636058

 Akun @Sarifatulhusna09 atau langsung beli buku cetaknya ke WhatsApp 085210636058

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Syukron Jazakumullah Khairan sudah baca sampai sini. Sayang kalian♥️

Minggu, 28 Juni 2020

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang