🌷DIC -Dalam Bahaya

3.7K 398 10
                                    

Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________

Malam hening mencekam. Bintang dan Bulan pun seakan hanya diam, menatap iba seorang gadis yang lirih meminta pertolongan.

•Dalam Isak Cinta•

Mbok Suti berdiri dengan gelisah dibalik pintu. Memperhatikan gerbang berharap majikannya segera pulang. Hatinya tidak tenang, terutama karena jam telah menunjukkan pukul 11.00 malam. Belum lagi hujan disertai petir. Perasaanya tidak enak.

TIIN!!!

TIIN!!

Bunyi klakson keras dan bersahutan itu membuatnya tersentak. Mobil Fania mengklakson di depan gerbang, membuat satpam kocar kacir.

TIIN!!

Mbok Suti geleng-geleng kepala. Apa nyonyanya tidak bisa sabar? Selang beberapa menit, Fania keluar dari mobilnya dengan pakaian yang terlihat basah. Mbok Suti segera membuka pintu. Tapi melihat tidak ada tanda-tanda Faila turun membuat dahi mbok Suti mengerinyit. Fania hanya sendiri.

"Buatkan saya teh panas!"

Perintah itu membuat Mbok Suti yang  memperhatikan mobil Fania menoleh. "Baik, Nya. Tapi mana non Faila Nya?"

Fania berlalu ke dalam, membuat Mbok Suti ikut masuk dan menutup pintu. Sekali lagi dia bertanya, kemana perginya Faila. Padahal tadi pergi bersama.

"Nya? Maaf non Faila gak ikut pulang Nya?"

Langkah Fania berhenti. Tatapan tajam menghunus padanya. Membuat Mbok Suti menunduk dan minta maaf.

"Saya tidak tahu!"

"Loh tapi tadi pergi sa-"

"Mbok itu di sini cuman pembantu! Gak usah ikut campur urusan saya!" sarkasnya.

Fania berlalu ke kamar, membuat Mbok Suti kini cemas bukan main. Di mana majikan mudanya? Jangan-jangan  Fania melakukan sesuatu? Atau meninggalkan Faila di jalanan malam-malam begini? Ya Allah bagaimana ini?

Mbok Suti berjalan ke dapur dengan perasaan campur aduk. Bagaimana jika terjadi sesuatu kepada Faila?

Setelah membuat teh dan memberikannya kepada Fania di kamar, Mbok Suti segera masuk ke dalam kamarnya. Mengambil handphone, berniat mengadu sekaligus meminta pertolongan.

Majikannya benar-benar keterlaluan. Bagaimana pun nanti risikonya mengadu, dia siap. Hatinya tidak tenang dan tidak tega dengan Faila. Padalahal Faila adalah gadis sholehah. Tidak sepantasnya diperlakukan seperti itu.

Nomor Tuan muda-Lutfan menjadi tuju utamnya. Mbok Suti berdiri dengan cemas menunggu panggilan itu diangkat. Tubuhnya berjalan bolak-balik saking khawatir. Panggilan pertama belum juga diangkat.

"Ya Allah angkat atuh Den."

Lagi Mbok Suti menelfon. Sepuluh detik, sebelas detik, dua belas detik ... ucapan hamdalah meluncur begitu telfonnya di angkat. Salam lembut langsung memenui indra pendengarannya.

"Assalamualaikum, Mbok?"

"Wa'alaikumsalam, Den. Ya Allah Den ini bahaya."

"Bahaya kenapa Mbok?" Disebrang sana Lutfan mengerinyit tidak mengerti, memperbaiki posisinya yang bersandar menjadi duduk tegak.

"Non Faila belum pulang."

"Loh Mbok? Istri saya emmang kemana? Ini, 'kan udah larut?"

"Den, tadi non Faila pergi sama  Nyonya pukul sembilan Malam. Eh pas balik nyonya cuman sendiri. Mbok tanyain Non Faila, Mbok malah dimarahin."

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang