“Fa? Kamu di mana? Kamu jadi ke kampus, ‘kan?”
Faila memindahkan handphone-nya ke telinga sebelah kiri. Tangan kanannya menggenggam tote bag bersama laptop dengan susah. “Iya. Kenapa, Kai?”
“Udah selesai?”
“Udah nih.”
“Kamu di mana?”
“Baru keluar dari ruang Dosen. Kenapa, Kai? Kamu di mana?”
“Aku di Musholla. Kamu ke sini dulu ya?”
“Ya sudah, tunggu aku di sana ya.”
“Siap Bosquu.”
Kedua sudut Faila tertarik. “Assalamualaikum.”
“Wa’alaikumsalam warahmatullahi Wabarakatuh.”
Tut!
Setelah menutup panggilan, Faila melangkah menuju Musholla yang tidak jauh dari ruang dosen, kedua bibirnya membentuk sabit begitu melewati beberapa orang. Walaupun tidak kenal, tidak ada salahnya menebar senyum. Ladang pahala.
“Assalamualaikum, Sahabatku,” salam Faila riang begitu mengambil tempat di samping Kaira yang tengah memainkan ponselnya.
Kaira mendongak, tersenyum lebar dan mengulurkan tangannya. “Wa,alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh pengantin baru.”
“Bisa aja,” tutur Faila malu.
Kaira terkekeh. “Oh ya, kamu udah sholat Dhuha?”
Faila mengangguk. “Oh ya Kai, ada apa?”
“Gak ada sih, kangen banget sama kamu.”
“Iya sih, aku ngangenin kan ya?”
Wajah Kaira mendadak datar dengan mata yang memutar malas. Hal itu membuat Faila terkekeh.
“Ngomong-ngomong aku tinggal revisi sedikit lagi, setelah itu di Acc.” Cerita Faila beberapa detik kemudian.
“Serius?”
Faila mengangguk semangat. “Serius.”
“Fa, kamu cepat banget. Nikah duluan, Acc duluan.”
Melihat wajah sedih Kaira membuat Faila merasa bersalah. “Maksud aku gak gitu, maaf kamu jadi sedih.”
Kaira mendongak, menggeleng dan tersenyum. “Kok kamu minta maaf? Aku kan, sedihnya kita jadi jarang ketemu.”
“Jangan khawatir, kita masih bisa ketemu loh, Kai. Aku masih di sini. Kita masih bisa ketemu.”
“Benar sih, kalau gitu traktir ya?” pinta Kaira semangat. “Sekalian kita revisian di Kafe yuk! Udah lama gak ke sana.”
Faila terdiam sejenak. “Duh! Gimana ya Kai, masalahnya aku sekarang udah punya suami.” Mata Faila menatap bersalah.
“Ayo dong Fa. Sekali aja, lagian, ‘kan suamimu juga belum di rumah. Cuman sampai Zuhur deh.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Isak Cinta ✓
Spiritual------ Dibalik ujian yang datang Allah datangkan sesuatu sebagai obatnya. Al-Lutfan Ikram, imam yang awalnya diragukannya datang membawa segurat senyum memesona. Memeluknya hangat seolah berkata, ada aku suamimu. Setulus cinta dan kebaikan yang Alla...