🌷DIC -Ditinggal

4.7K 420 7
                                    

Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________

Bukan lebay dalam perasan. Tapi, ketika cinta sudah mengalihkan raga, semua seolah diluar logika.

•Dalam Isak Cinta•

“Selesai.”

Faila tersenyum melihat hasil kerjanya. Dua piring brownies berbentuk love dengan isi coklat siap disantap. Dengan semangat ditatanya di atas nampan dengan dua gelas orange juice lalu membawanya ke depan.

Matanya menangkap sang suami yang duduk di depan laptop dengan pandangan begitu serius, dahinya sekali-sekali mengerinyitk. Padahal sekarang hari minggu, sauminya masih saja sibuk dengan kerja.

“Mas?”

Faila mengambil tempat di samping Lutfan , menyimpan dua piring brownies dan orange juice di atas meja. Lutfan menoleh sejenak dan segera menyingkirkan laptopnya. Matanya menatap ngiler brownies buatan Faila.

Brownies?”

“Iya, cobain deh, Mas.”

Faila mengambil sendok, memotong sedikit bagian tengah hingga terlihat coklat lumer dari sana. Selanjutnya disuapinya Lutfan.

“Enak?”

“Emmm … enak.”

“Sini sendoknya.”

Faila mengangguk, menyerahkan sendoknya. Gantian Lutfan yang menyuapinya.

“Bagaimana rasanya? Manis?”

Anggukan pelan Faila membuat Lutfan kembali bersuara. “Semanis kamu.”

Gombalan itu membuat kedua sudut bibir Faila tertarik. “Ih gombal.”

“Sini dekat dikit.”

“Ha … ngapain?”

Lutfan terkekeh melihat wajah tegang gadisnya. Tubuhnya condong, bisa Lutfan liat Faila mengerjap-ngerjap. Perlahan tangannya terulur ke bibir sang istri, membersihkan sisa coklat di sana.

“Bibirnya lemotan sayang.”

“Hehe … lemotan ya, Mas?”

Lutfan tersenyum, mengangguk.

“Emm Mas Lutfan lagi buat apa tadi?” Faila melirik lemot Lutfan yang masih menyala, mengalihkan suasana. Ah jantungnya berdegup tidak karuan. Apa yang tadi dia pikirkan?

“Oh ya ini laporan yang belum Mas baca.”

Lutfan kembali pada posisinya, membuat Faila lega. Selanjutnya sauminya kembali mengambil laptop dan berkutat pada kerjanya. Faila menatap Lutfan cemberut, sekarang dia menyesal bertanya. Suaminya malah sibuk sendiri lagi. Padahal ini waktu mereka.

“Mas itu perlu, ya?”

“Perlu.”

“Ini kan hari minggu,” protesnya.

“Numpuk banget.”

Brownies-nya?”

Lutfan menoleh. “Bentar ya sayang, gak apa-apa? Sedikit lagi.”

Faila mengangguk, duduk diam dan memakan brownies-nya.  Matanya melirik-lirik Lutfan yang kini memfokuskan diri pada layar laptop dan mencuekinya. Tidak enak ternyata. Faila melirik sekitar rumahnya, tidak ada yang istimewa untuk dipandang.

Hingga brownies-nya habis pun, Lutfan belum menoleh dan mengajaknya bicara. Benar-benar membuatnya kesal sendiri. Ah, lebih baik melakukan sesuatu. Setelah meminum habis orange juice-nya, Faila berjalan naik ke kamar. Nanti kalau Lutfan sudah selesai, pasti juga datang sendiri. 

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang