🌷DIC -Bertemu namun Memilu

4.2K 398 7
                                    

Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________

Hatinya memilu, ketika mendapati sang malaikat indahnya tertidur tidak berdaya.

•Dalam Isak Cinta•

Dua hari setelah di rawat, Faila sudah diperbolehkan pulang. Ia duduk di atas kasur rumah sakit, kakinya bergoyang-goyang bosan. Matanya sekali-kali melirik pintu menunggu Lutfan kembali.

Ceklek

"Ma-." Senyumnya luntur. Laki-laki itu tersenyum, lantas berjalan mendekat seraya membawa bingkisan makanan.

"Sudah sehat?" tanya Rafi melihat Faila yang lebih fresh. Matanya melirik infus yang sudah dilepas.

"Udah mau pulang ya?"

"Hmm," gumannya singkat. Rafi tersenyum tipis. Suasana begitu canggung. Rafi yang ingin memperpanjang obrolan dan Faila yang tidak ingin lagi ada pembicaraan.

"Di sini cuman aku sendiri," ucap Faila dengan pandangan menatap ke arah lain, "Nanti kalau Mas Lutfan lihat gak enak."

Rafi tersenyum miris. Matanya melirik sejenak jam yang bertenggar manis di dinding. Baru 2 menit dia di sini. Tangannya terulur, menyerahkan makanan yang sengaja dibawa. Sementara Faila tidak enak hati, bagaimana mungkin dia menerima pemberian laki-laki lain? Tapi, sungguh tidak sopan dia menolak bingkisan itu. Bagaimana pun juga, Rafi yang telah menolongnya.

"Aku akan pergi setelah kamu terima ini, Faila."

Alhasil ia menerima. Rafi menjauh, ia menoleh sebelum laki-laki itu mencapai pintu. Dia belum mengucapkan terima kasih.

"Rafi?"

Langkah laki-laki itu berhenti, ia menoleh.

"Syukron Jazakallah."

"Untuk?"

"Sudah menyelamatkanku malam itu."

"Afwan."

Ia tersenyum simpul.

"Dan ..." Faila mengigit bibir bagian bawahnya, "Tolong jangan datangi aku lagi."

Rafi bergeming. Sudah dua kali Faila meminta hal itu padanya. Akan mudah baginya jika rasa itu tidak ada. Tapi-

"Kamu gak lupa, 'kan aku sudah menikah?" tanyanya hati-hati.

"Aku pulang dulu. Assalamualaikum."

Rafi memilih pergi begitu saja, meninggalkan Faila yang mendesah setelah menjawab salam. Kenapa Rafi tidak meniyakan pertanyaannya? Apa sesusah itu baginya?

Faila hanya ingin Rafi melupakannya. Masih banyak wanita luar biasa di luar sana yang lebih baik darinya. Rafi pantas mendapatkan itu. Lagipula, laki-laki itu sholeh, gadis sholehah mana yang tidak tertarik?

Faila menghela nafas, lantas menaruh bingkisan itu di sampingnya. Matanya kembali menatap jam, kenapa Mas Lutfan lama sekali? Ia benar-benar bosan.

Lebih baik dia sholat Dhuha daripada tidak ada kerjaan. Faila mengangguk membenarkan ucapannya.

Setelah mengirim pesan kepada Lutfan, perempuan bergamis bunga-bunga itu kini beranjak dari kasur dan melangkah menuju mesjid. Kedua sudut bibirnya tersenyum simpul begitu menayapa orang yang berpapasan dengannya.

"Loh, itu kan' Papa?"

Seorang laki-laki berkepala lima dengan setelah jas hitam itu terlihat membuka ponselnya. Posisinya menyamping. Faila tersenyum, berjalan mendekat. Ada apa mertuanya ke sini?

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang