Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________Lutfan melangkah tergesa menuju rumahnya. Desahan berat meluncur begitu mendengar ucapan dari sebrang telfon. Istrinya belum ditemukan. Di belakangnya, Badran menutup pintu mobil dengan keras, berjalan masuk dan berteriak memanggil sang istri.
"Fania!!"
"Papa, tanya baik-baik aja," sela Lutfan.
"Mama kamu benar-benar keterlaluan," geramnya.
Mbok Suti yang baru datang membuat mereka menoleh. "Mana Mama, Mbok?"
"Nyo-"
"Ya ampun Pa, baru pulang kok teriak-teriak?"
Suara mengelegar dari arah kanannya membuat ketiganya membalikkan badan. Fania mengambil duduk di sofa dengan memperhatikan kutek biru di kukunya. Terlihat santai dan mengabaikan kemarahan suaminya.
"Mama tinggalin Faila di mana?" tanya Badran to the point.
Fania mendongak, dahinya mengerinyit tidak suka. "Pulang-pulang papa ngapain nanya dia? Nanyain Mama kek."
"Faila di mana?" ulang Badran dengan tegas.
"Mana Mama tahu," jawabnya membuang muka.
Lutfan menghela nafas, mengambil duduk di sofa samping Fania. Mengambil tangan Fania dengan tatapan memohon. "Ma, mama tinggalin di mana istri Lutfan?" tanyanya lembut.
"Udahlah sayang, ngapain sih kamu tanya dia. Ada yang lebih baik. Paling dia udah sekarat."
"Astaghfirullah, Ma! Faila salah apa sampai mama perlakukan gini?"
"Kamu kenapa sih Lutfan? Dia itu nggak bagus buat kamu."
"Ma, Faila itu istri Lutfan. Lutfan mohon Ma, kasih tau Lutfan," pinta Lutfan masih berucap lembut, nadanya pun masih terdengar sopan.
"Sudah Mama bilang nggak tahu." Fania menutup botol kuteknya dan berdiri dari duduknya.
"Jangan berpura-pura tidak tau Fania. Kamu kira kami tidak tau bagaimana perlakukanmu kepada Faila. Di jalan mana kamu turunkan Faila?" geram Badran masih menahan emosinya yang membuncak.
Fania menghembus nafas kasar. Memutar mata malas sambil mengambil alat-altanya. "Pulang-pulang istrinya dimarahin. Mama nggak tahu."
"Fania," bentak Badran, tatapannya tajam. Ia sudah tidak bisa lagi menahan amarah.
"Apa? Papa mau marahin Fania hanya karena perempuan yang membawa masalah itu?" Fania mendesis, "Hebat, memang perempuan nggak tau diuntung. Sekarang Papa sama Lutfan malah terpengaruh."
"Astaghfirullah Ma," Lutfan benar-benar tidak menyangka akan sifat mamanya. Kepalanya benar-benar pusing dengan Fania yang tidak mau jujur. Sementara hatinya semakin tidak tenang dengan keberadaan istrinya. Tidak salah dengan ucapan Mbok Suti bahwa selama ini perlakuan Fania kepada Faila tidak lah baik. Faila selama ini tetap diam dan tersenyum, istrinya bersikap seolah tidak terjadi apa-apa.
"Jangan sembarangan Fania!" Badran menggeram, tiadk terima dengan ucapan buruk istrinya terhadap anak sahabatnya. "Jangan sekali-kali kamu mengatakan dia membawa masalah dan anak yang tidak diuntung! Kamu yang udah membuat masalah saat ini Fania," tekan Badran tidak bisa lagi menahan emosinya.
Fania menganga tak percaya, Badran mengatakannya pembawa masalah? Felia benar-benar sudah merusak keluarganya.
"Bagaimana kalau terjadi apa-apa dengan Faila? Kamu mau tanggung jawab? Faila itu anak Diara, Diara sudah mempercayainya kepadanya kita. Kamu malah menyakitinya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Isak Cinta ✓
Spiritual------ Dibalik ujian yang datang Allah datangkan sesuatu sebagai obatnya. Al-Lutfan Ikram, imam yang awalnya diragukannya datang membawa segurat senyum memesona. Memeluknya hangat seolah berkata, ada aku suamimu. Setulus cinta dan kebaikan yang Alla...