🌷DIC -Pernyataan Rafi

3.7K 377 18
                                    

Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________

Jika tidak mau menyesal, jangan datang terlambat.

•Dalam Isak Cinta•


Tiga hari di rumah mertuanya, sudah selama itu juga Faila selalu mencoba melapangkan hatinya. Sejak pertama kali, Fania seakan enggan melihatnya bahagia. Ada saja perintah yang harus Faila kerjakan. Pekerjaan rumah tanpa henti, lalu banyak keinginan Fania yang harus dituruti.

Pagi ini, ia tengah menungu taxi di depan rumah. Fania menyuruhnya membeli tas yang persis seperti ditunjukknya tadi. Tas berwarna hitam dengan bulu lembut disisinya, dipadukan dengan kulit hewan.

Ketika dia bertanya, "belinya di mana, Ma?"

"Mana saya tahu. Kalau saya tahu saya bisa beli sendiri!" Jawaban ketus itu membuatnya mengurut dada.

Sabar Faila.

Taxi yang meluncur dari atas membuat senyumnya mengembang. Setelah taxi berhenti dan dia duduk, Faila meminta sopir mengantarkannya ke Mall. Di Mall pasti ada.

Begitu taxi jalan, senyumnya mengembang begitu angina lembut membelai wajahnya.

Hhh ... rasanya lega. Setidaknya dia bersyukur Fania menyuruhnya keluar. Membeli tas sambil menata hatinya agar lebih baik.

Dia jadi tidak sabar kepulangan Lutfan. Faila ingin memeluk Lutfan. Dia juga rindu senyuman dan tatapan suaminya itu. Satu hari aja Lutfan pergi, sungguh membuatnya uring-uringan.

Lutfan masih sibuk di Amerika, katanya di sana paling lama seminggu. Masih banyak urusan perusahaan yang harus diselesaikan.

Dua puluh menit berlalu, taxi berhenti. Setelah membayar, Faila pun masuk ke dalam Mal. Mulai mencari tas permintaan Fania. Setiap toko ditanyanya, dari lantai dasar hingga lantai semua atas. Tapi, Nihil. Tas seperti itu tidak ada.

Faila menjatuhkan tubuhnya di salah satu bangku panjang. Kakinya pegal. Harus cari kemana ya? Perhatiannya memperhatikan sekitar, lalu lalang yang membuatnya terdiam. Semua orang berjalan, bersama pasangan. Baik itu suami istri, dengan anak-anak ataupun orang tua.

Mungkin akan lebih hangat ketika dia dan Fania berjalan berdua. Faila menemani Fania berbelanja dan Fania baik padanya, seperti orang di depannya.

"Ini bagus."

"Boleh, Bu, itu aja."

"Kamu yang mana sayang?"

"Aku gak, Bu. Ibu aja."

"Gak bisa gitu, menantu kesayangan Ibu juga harus beli."

Faila meratapi dirinya dengan miris. Kapan ya Mama bersikap lembut seperti itu padanya?

"Bu, makan di sana dulu yuk, Bu."

Faila mendesah. Mengeleng-geleng. Sebaiknya dia kembali mencari tas dari pada melihat orang lain. Malah membuatnya sedih akan hidupnya sendiri.

Begitu kakinya melangkah menuju lift, dia merasakan ada sesuatu yang menganjal, seperti ada yang mengikutinya. Faila terdiam lama, menghentikan jalannya dan sontak menoleh.

Tapi

Tidak ada.

Orang tampak sibuk dengan diri sendiri. Apa perasaannya aja ya? Faila mengedikkan bahu, mungkin memang dia terlalu berlebihan. Langkahnya kembali masuk ke dalam lift. Menekan tombol lantai satu hingga lift berhenti beberapa menit kemudian.

Dalam Isak Cinta ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang