Bismillah ...
Vote dulu ya sebelum lanjut 😊
________________________________Dalam satu kata dan tindakan, kamu berhasil meluluh lantakkan sebuah perasaan
-Derai Mata Faila-
Selesai sholat subuh dan membersihkan kamar, Faila membawa langkahnya menuju dapur yang berada di bawah. Perutnya lapar sekali, sekalian dia ingin masak untuk Lutfan. Pulang mesjid, suaminya itu pasti lapar.
"Yah kosong."
Mendapati kulkas rumah baru mereka kosong membuat Faila menghela nafas. Satu tangannya menekan perutnya. "Lapar," ringisnya.
Faila melirik jam yang tengah menunjukkan pukul enam. Setelah menutup pintu, Faila hanya dapat duduk diam di kursi makan seraya memperhatikan rumahnya.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ..."
Salam yang masuk ke Indra pendengarannya membuat Faila sontak menoleh. Di sana, sang suami dengan baju koko dan pecinya tengah tersenyum manis dan berjalan ke arahnya. Faila hanya dapat diam memperhatikan nikmat Allah SWT di depannya ini.
Deg deg deg
Cup
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
Mata Faila melebar. Tubuhnya mendadak tegang dengan ciuman sepersekian detik itu. Kini ditatapnya Lutfan yang malah tersenyum tidak bersalah. Setelah menghadiahinya ciuman pagi di kening, laki-laki itu kini mendudukkan diri dihadapannya yang masih terbengong-bengong.
"Maaf ya, abis salam Mas dari tadi gak dijawab."
"Wa-wa'alaikumsalam," balasnya tergagu.
Lutfan terkekeh melihat ketegangan dan wajah merah sang istri. "Cantik."
"Si-siapa?"
"Kamu."
Blush
Faila menunduk malu. Bibirnya menahan senyum. Jantungnya sudah loncat duluan sejak ciuman itu. Badannya tetap terasa tegang karena ini perdana sosok laki-laki yang sudah menjadi suaminya membuatnya terbang jauh menuju langit ke tujuh.
"Kenapa duduk di sini?"
Faila mendongak. Mulutnya membuka ingin bilang lapar tapi rasanya masih segan. Jadilah Faila mengunci kembali bibirnya. Tersenyum dan menggeleng.
"Ya udah Mas ganti baju dulu ya."
Faila mengangguk. Seperginya Lutfan, Faila menjatuhkan kepalanya di atas meja. "Ibu laper."
Air putih
Faila buru-buru berdiri, benar air putih lumayan untuk mengusir lapar. Dengan semangat kaki gadis itu melangkah buru-buru menuju dispenser. Senyum Faila melebar melihat galonnya penuh.
Begitu ia mengambil gelas di rak. Faila hampir terlonjak kaget begitu sebuah tangan melingkari perutnya. Seseorang mendekapnya dari belakang tanpa permisi. Membuat tubuhnya menegang dengan jantung yang kembali berdetak kencang.
Harum parfum memenuhi Indra penciumannya begitu Lutfan kini menopang dagu di bahu kirinya. Jarak wajah Lutfan hanya beberapa cm. Mungkin jika Faila menoleh sedikit, wajahnya dengan Lutfan akan bertemu.
Ah, suaminya ini. Padahal ia belum terbiasa. Masih terasa asing, terutama dengan perlakukan seperti ini. Untuk pertama kalinya Faila dipeluk laki-laki. Namun dari rasa keterkagetannya, Faila tidak dapat menolak adanya rasa hangat dan nyaman yang kini mengisi relung hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dalam Isak Cinta ✓
Spiritual------ Dibalik ujian yang datang Allah datangkan sesuatu sebagai obatnya. Al-Lutfan Ikram, imam yang awalnya diragukannya datang membawa segurat senyum memesona. Memeluknya hangat seolah berkata, ada aku suamimu. Setulus cinta dan kebaikan yang Alla...