Selamat membaca dan semoga terhibur!
Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!
Thank you.
💎
"Mas, anterin adek ke toko buku yuk."
Beo si kecil yang sekarang masih menduduki bangku kelas empat sd. Lagi ada tugas buat gambar nih, dan Junghwan lagi kehabisan buku gambar serta pensil dan penghapusnya hilang gara-gara temen satu kelasnya.
Doyoung mendecih. Dia lagi tidur main di bangunin aja buat di ajak keluar. Males dia tuh. Habis nongkrong sama June, selaku tetangga rumah pengangguran buat main ps.
"Ngantuk gua ah! Sama si item sana! Gue mau tidur." bentaknya terus balik rangkul gulingnya tanpa pedulikan Junghwan yang mulai mewek.
Ya udah deh, akhirnya si Junghwan kecil itu keluar dari kamar Doyoung buat temuin Jeongwoo yang lagi di depan televisi. Masnya yang satu lagi, yang katanya Doyoung— si item.
"Mas, anterin adek ke toko buku yuk? Lagi ada tug—"
"Males."
"Tapi Mas—"
"Sama yang lain aja deh ah! Lo gak liat gue sibuk?"
Lagi-lagi Junghwan mewek. Sibuk apanya, cuma main ular-ularan kok sibuk! Batin Junghwan kesel.
Ck. Emang ya, Mas-masnya yang dua itu gak bisa di andelin! Minta tolong Mbak aja deh. Mumpung lagi bersemedi di kamar.
"Mbaaakkk!!!! Junghwan masuk ya! Okeh!"
Ceklek!
Dubrak!
"Eh?!"
"Buset! Kaget Dek! Ketok pintu dulu napa?!"
Si Junghwan cuma meringis kecil lihat Mbaknya jatuh dari kursi. Kacamata belajarnya ikut jatuh di dekat kaki Junghwan tapi untungnya nggak patah. Seiring Mbaknya itu perbaiki posisi, Junghwan ambil kacamata itu dan bergerak ke arah Mbaknya berada.
"Maaf Mbak..." sesalnya sambil balikin kacamata milik kakak wanita satu-satunya itu. Kamu— sebagai sang kakak menghela napas maklum. Lalu ambil kacamata milikmu dan memakainya.
"Kenapa ke sini?" tanyamu inti.
Junghwan tunjukkan cengiran silaunya, lalu berucap dengan semangat. "Temenin adek ke toko buku ya?! Harus mau pokoknya, gak mau tahu!"
Lagi-lagi helaanmu keluar. Mengangguk cepat saat di rasa Junghwan mulai ancang-ancang tunjukkan aksi manisnya. Memohon ria.
"Iya iya! Mbak ambil jaket dulu. Sana keluar."
Junghwan senyum senang. Untung masih ada kakak yang berguna, ahay! Batinnya.
•"Beres belum?"
"Udah, bayarin dong?"Kamu tatap Junghwan sinis. Apa tadi katanya? Ba— ahh... Bola matamu berputar malas. Dengusan pelan kamu keluarkan. Untungnya selalu bawa dompet.
"Enak ya? Pantes nggak ada yang mau kamu ajak."
Si Junghwan ketawa kayak gak ada dosa. Kamunya mau marah jadi urung. Lucu:(
"A—"
"Tunggu!" kamu terhenti saat seseorang menyentuh pundakmu. Junghwan yang tadinya berjalan lebih dulu ikut berhenti gara-gara panggilan tadi.
Dia noleh ke kamu yang lagi pandang cowok yang pegang pundakmu barusan. Maskeran, Junghwan gak tahu itu siapa.
"Mbak?"
Seruan Junghwan buat kamu noleh. "Iya, bentar." sekali lagi kamu pandang cowok tadi yang masih tatap kamu, tangan di pundakmu udah dia lepas.
"Ada apa ya, Mas?" tanyamu.
Tapi cowok tadi cuma bergeming, gak selang lama dia tersadar dan segera menggeleng beberapa kali. Kerutan di bawah matanya kentara kalau dia lagi senyum.
"Enggak, salah orang. Maaf,"
Kamu mengangguk mengerti lalu ikut tersenyum dan mengucap salam kemudian berlalu pergi dengan Junghwan di sampingmu.
Di sepeda motor matik warna hitam milikmu, Junghwan yang udah naik di belakang bertanya.
"Tadi Mas itu ngapain?"
"Ha?! Apa??" teriakmu. Junghwan membuka kaca helmnya dan kembali bertanya dengan lebih kencang.
"Mas yang tadi loh ngapain!!!"
"HAH?! OH IYA! BENTAR LAGI JUGA SAMPE! GAK USAH BANYAK NANYA BISA GAK KAMU?!"
"EALAH! MBOH KAREP!" (Halah! Terserah deh!)
Iya, oke. Diem aja lah sampai rumah. Emang ngobrol pas perjalanan naik motor sia-sia. Suaranya jadi kehempas ngikut angin,-
To be continue.
Have a nice satnight!
Sunday, 9 february 2020
Publish: saturday, 15 february 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Treasure Family | Treasure (12 + 1)
Humor[ Treasure and You ] *Sweet Version • Kehidupan satu keluarga dengan pasutri yang memiliki 12 anak Adam plus 1 anak Hawa. "Kita ini keluarga gen petir kan? Hehe" . "Mah!! Mbak nakal!" "Mas Doyoung sat up plisss!!" "Kamu yang kalem dikit dong..." "GA...