19. Saat hujan

8.4K 1.2K 92
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

Sejak pukul 10 hingga 2 siang, hujan deras gak henti-hentinya mengguyur bumi. Langit yang harusnya cerah dan udara yang mestinya panas jadi gelap dan dingin. Pulang sekolah sebentar lagi, tapi langit sama sekali gak mau berhentiin mendungnya.

Kamu menghela napas lelah, jam terakhir masih 1 jam lagi. Dan enaknya adalah gurunya cuma ngasih PR buat kerjaan di rumah karena beliau tengah libur dari 2 hari kebelakang.

Urusan pekerjaan yang lain. Mungkin besok udah balik lagi masuk sekolah.

Dan entah kebetulan atau enggak, Asahi sang kembaran juga nggak masuk karena sakit. Demam, flu, dan batuk. Karena cuaca mungkin ya?

Jadinya kamu nunggu diem di kelas, sedang temen-temenmu yang lain udah pada keluar kelas karena bel tanda pulang udah bunyi. Yang biasanya nunggu jemputan berdua rasanya sepi banget sih asli. Meskipun sama Asahi juga cuma diem-dieman doang.

Papa Taeyang masih lama kayaknya nih. Tapi kamu terlanjur bosen.

Sampai tepukan di pundak sebelah kanan buat kamu noleh dan dapati lelaki dengan senyum manisnya sapa kamu.

Sampai tepukan di pundak sebelah kanan buat kamu noleh dan dapati lelaki dengan senyum manisnya sapa kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai,"

Kamu ngangguk kecil, "halo. Ngapain di sini lo?" tanyamu.

Lelaki itu ambil duduk di depanmu dan sandaran ke tembok. "Nunggu reda. Gue gak bego buat trabas hujan gede gini kali. Nggak ada mantel lagi, haha."

Kamu ikut tertawa kecil, nggak jadi sendirian ternyata gais:'

"Bener sih." jawabmu.

Bastiaan Ivano Carel, teman sekelas yang selalu senyum setiap saat. Nggak jarang juga selalu ajak omong Asahi dan gabung makan di kantin bareng kamu dan Asahi. Tapi ya gitu, namanya Asahi mana di gubris sih.

Kasihan lama-lama, tapi namanya Bastiaan juga kekeuh banget mau temenan sama saudaramu itu. Meskipun sampai sekarang belum berhasil.

Hm, miris.

Pas di tanya kenapa juga jawabnya, "pengin aja. Gak boleh ya?"

Tentu boleh, tapi tahu sendiri Asahi gimana. Karena itu, ya selama dia masih betah usaha ya bodo amat kamu.

"Oh iya, salam buat Asahi ya. Gue denger sakit dia, kok bisa sih?" tanya Bastiaan.

Kamu angkat bahumu gak tahu, "karena cuaca mungkin. Pokoknya dari semalem udah panas badannya."

Bastiaan ngangguk paham, lalu arahkan pandangan ke luar jendela. Senyum cerah dia patri. "Eh! Reda tuh, lo mau gue anter pulang?"

"Ha? Oh, enggak usah. Gue nunggu papa aja." tolakmu. Ya gimana, kayaknya papa juga bentar lagi sampai sih.

Bastiaan ngangguk paham, "bareng keluar aja lah, ayo buruan!"

Belum sempet nolak udah di tarik aja tanganmu, dan mau gak mau kamu ngikut aja. Sampai di depan pintu kelas kalian berdua papasan sama salah satu saudaramu.







"Mas Jaehyuk?" sapamu.





Jaehyuk yang kaget karena tiba-tiba lihat kamu di depan pintu langsung ngehela napas lega. Dia kira apaan tadi, tapi tunggu...


Plak!

Srett!


"Adoh!!"

"hEH! TANGANMU NGALEH TEKO ADEKKU! Karepe dewe nyekel-nyekel! Ngadoh kono!" ( heh! Jauhin tangan lo dari adek gue! Seenaknya pegang-pegang! Menjauh sana!)

Jaehyuk langsung dorong badan Bastiaan mundur dan tarik tanganmu mendekat buat sembunyikan tubuhmu di belakangnya.

Mata Jaehyuk memicing tatap Bastiaan yang cuma nunduk sambil usapin tangannya yang di geplak. Helaan napasmu terdengar, "Mas udah ya, gak usah alay."

"Kalau aja lo berani deketin adek gue, gue bantai lo. Dia masih kecil, gak boleh pacaran!"

Bastiaan dan kamu melotot seketika, kamu geplak punggungnya keras. "Ngaco banget ngomongnya! Temenan doang masa gak boleh! Udah sih, ayo pulang!"

"Ih kok kamu marah di aku sih?"

"Diem ya!! Bastiaan, maaf ya. Saudara gue emang rada-rada. Jangan di ambil hati ya," waktu bilang ke Bastiaan auto lembut dan pasang ekspresi melas. Beda kayak ke Jaehyuk tadi, garang abis

Bastiaan ngangguk dengan senyumnya, "Gue pulang dulu."

"Oke, hati-hati! Jangan kapok temenan sama gue ya!" teriakmu waktu Bastiaan udah jalan duluan setelah kasih pamit ke Jaehyuk yang masih kesel.

Kamu mendengus lelah, ganti tatap Jaehyuk yang cemberut. Minta di tarik ya itu bibirnya biar monyong permanen.

Heran.

"Mas Hiho mana?" tanyamu.

"Sama papa." jawabnya tanpa minat. Lagi-lagi helaan napasmu keluar, alamat ngambek dia.

"Udah ya, ayo pulang. Nggak kayak anak kecil. Mau aku beliin permen kapas apa lolipop?"

"Kurang ajar!"

Dan berakhir kamu yang di ketekin selama perjalanan ke papa dan Mashiho yang menunggu di depan sekolah saat hujan masih mengguyur dengan rintikan lirihnya.

Untung aja masih wangi.

Untung aja masih wangi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Sunday, 31 may 2020

+ Wayo, annyeong semua! Jangan lupa pre-debut para anak berlian kita ya:)

+ Udah tau latar cerita anak Treasure di mana belom?:>

TMI:

Nam Sungmin / BIC of MCND as Bastiaan Ivano Carel

Publish: Sunday, 31 may 2020

Encore:

Encore:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Treasure Family | Treasure (12 + 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang