30. Aku mau pulang

5.8K 1.1K 79
                                    

Selamat membaca dan semoga terhibur!

Jangan lupa pencet bintang (⭐) di bawah sebelah kiri ya!

Thank you.

💎

"IYA ANJIR! SI PAPA TAEYANG KAN, PERNAH KENA NAJISNYA JEONGWOO DULU WKWK!"

"WUAHAHAH! PAS MUKA BANGET LAGI YA AMPUN!"

"HAHAHAH!! PARAH PARAH!"

Jeongwoo cuma pasang muka datar, pasrah aja udah. Lagian itu kejadian pas Jeongwoo masih bayi, papa Taeyang yang gendong dia pas di muka dan alamat nggak ada yang tahu kan kalau Jeongwoo saat itu mau bab? Ya terjadilah peristiwa mengerikan itu.

Asli, kalau bukan anak udah langsung di lempar kali ah sama papa Taeyang. Seenak jidat buang hajatnya.

"Eh, si adek, sini sayang," seruan Jaehyuk membuat pandangan mata jadi ke aramu yang baru masuk, niatnya mau temuin mama Hyo.

Kamu mendongak dan dapati Jaehyuk yang udah melambai lalu tepuk-tepuk pelan pahanya, kode agar kamu samperin dia dan duduk di atas pahanya.

Helaan napas pelanmu menjadi jawaban. Lantas pandanganmu beralih ke mas tertuamu yang tersenyum lihat kamu.

Seketika raut sedihmu keluar, tanpa bisa diterka kamu pun berhambur ke pelukan Hyunsuk. Tenggelamkan wajah pada bahu kirinya dengan tangan yang melingkar di lehernya.

Jelaslah tatapan terkejut kamu dapatkan, Hyunsuk pun segera rengkuh kamu balik.

"Dek kenapa?" tanyanya lembut.

"Sayang kamu kenapa? Nggak nangis kan?" kini Mashiho ikut mendekat.

Para saudara yang lain juga melihatmu penuh kekhawatiran. Sedangkan matamu mulai memanas ketika Mashiho selesai berucap.

"Dek.." sapuan lembut di punggungmu dari Hyunsuk membuatmu akhirnya berucap lirih.

"Aku mau pulang Mas.."

"Loh, kenapa? Kamu nggak enak badan? Mas cariin obat ya?" ini Junkyu dengan segala nada khawatirnya.

Kamu menggeleng, "Aku cuma mau pulang, udah nggak suka di sini." rengekmu.

"Dek, sini coba bilang ada apa dulu. Kenapa nggak suka di sini, biasanya kamu kalau ada makanan suka banget lama-lama," Hyunsuk mencoba melihat wajahmu yang masih bersembunyi di bahunya. Helaan napasnya terdengar setelah nggak ada hasilnya dia coba perlihatkan wajahmu untuk mendongak tatap dia.

"Mbak, serius kamu kenapa? Lagian Mbak tahu sendiri kalau mama sama papa lagi reunian kan? Pasti mereka masih ngobrol lah," Yedam pun membuat penegasan.

Tapi kamu terlanjur malas, mereka nggak tahu rasanya jadi kamu saat ini. Dan dengan rasa kesal di hati kamu lepaskan pelukanmu, segera berdiri dari lesehanmu di lantai.

"Ya udah kalau nggak mau." tekanmu pada mereka, sesak di hatimu semakin terasa, matamu pun udah merah.

Lebih melangkah menjauh dari semua saudaramu, pergi ke tempat sepi seiring tangismu yang meluruh ke pipi.

Kalau aja kamu nggak berusaha cari keberadaan Yoonbin, mungkin kalimat menyakitkan tadi nggak akan kamu dengar.

Kalau aja kamu nggak ada perasaan lebih ke Yoonbin, mungkin kamu bakal biasa aja sekarang. Tapi nyatanya, hati kamu nggak terima.

Tangismu makin pecah seiring langkah kakimu yang melemah, dan dalam hitungan detik kamu udah berjongkok, bersandar di dinding dengan isakan tangis tertahan.

"Hiks, mau pulang.." lirihmu.

Bahumu bergetar kuat, kedua lenganmu menutupi wajah dengan matamu yang menutup rapat.

Kamu harap, apa yang kamu dengar dari ibu Yoonbin tadi cuma kesalahan. Kamu berharap bukan mbak Dita yang di sana. Tapi gimana kalau ternyata Yoonbin suka ke mbak Dita? Atau bisa jadi mereka berdua udah saling suka?

Kamu nggak mungkin singkirkan mbak Dita yang udah rela menjadi saudari perempuanmu satu-satunya. Yang selalu ajarkan kamu gimana untuk bersikap seperti perempuan di antara semua saudara lelakimu.

Kamu nggak bisa jadi egois kan?

Deg

Tepukan pelan pada pundak membuatmu mendongak, melihat ke arah samping kanan tempat seseorang itu berdiri.

"Ayo pulang." ucapnya.

Kamu yang masih terisak hanya bergeming, "Tapi katanya—"

"Sstt.. udah izin. Sekarang ayo pulang." dia berjongkok di sampingmu, satu tangannya berada di atas kepalamu, mengusapnya lembut.

Dengan satu senyuman simpulnya, kamu menghapus air matamu.










"Mas Jihoon, makasih.."


To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued.

Wednesday, 29 july 2020

+ aku harap ada yang terbawa suasananya :'>

+ d-2 aw.

+ up dob3l seru sih.

Publish: Wednesday, 5 august 2020

Treasure Family | Treasure (12 + 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang