04. Rude

1.6K 320 13
                                    

"Maafin gue ya Bin baju lo jadi basah." Lia melepas pelukan Soobin dan mengelap seragam Soobin yang terkena air matanya.

"Nggak apa-apa kok. Lain kali kalo lo ada masalah jangan segan-segan buat cerita sama gue. Oke?" Tawar Soobin dengan lembut. Lia mengangguk pelan lalu melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 16.37

"Udah sore Bin." kata cewek itu.

Soobin ikut mengecek jam tangannya dan seketika wajahnya langsung panik. Dia ingat kalau hari ini dia sudah janji dengan Yeji untuk menyusul orang tuanya ke Bogor.

Cowok itu mengecek ponselnya. Bener aja, aplikasi chatnya sudah di hujani dengan puluhan Chat dari Yeji bahkan telpon dari cewek itu.

"Li, gue duluan ya. Gue ada janji sama Yeji." Pamit Soobin buru-buru. Lia kembali mengangguk dan melambaikan tangannya pada Soobin yang baru saja keluar dari ruang osis.

Lia menghembuskan nafasnya perlahan. Dia sangat bersyukur memiliki teman seperti Soobin yang perhatian dan mau mendengarknnya setiap kali Lia butuh teman untuk curhat.

Perasaan Lia yang semula kacau karena masalah keluarga yang di hadapinya mulai membaik. Tentu saja semua itu berkat Soobin dan pelukan hangat cowok itu.

"Kenapa gue jadi mikirin Soobin sih?"


🗝


Soobin yang tidak bisa menemukan Yeji di penjuru sekolah jelas khawatir. Apalagi cewek itu sama sekali tidak mau mengangkat telponnya. Begitu juga dengan pesan yang Soobin kirim padanya tidak ada satupun yang dia balas ataupun dia baca.

Dia yakin Yeji pasti marah padanya. Tapi cewek itu kemana? Nggak mungkin kan kalau Yeji ngelayap sendirian? Soobin sangat hafal tabiat Yeji yang nggak bisa kemana-mana sendiri. Cewek itu terlalu manja dan keras kepala. Belum lagi dia tidak pernah naik kendaraan umum dan nekad.

Argh, rasanya Soobin sangat kesal dengan dirinya sendiri. Kenapa dia bisa lupa dengan Yeji?

Sekarang, kemana dia harus mencari cewek itu?

🗝

"Lo nggak mau pulang?" Tanya Hyunjin ke Yeji yang cuma nyender di kursi sambil ngeliatin lampu kota yang kerlap kerlip dari dataran tinggi dimana dia dan Hyunjin berada.

Warpat Puncak.

Yeji beneran nggak mau pulang dan maksa Hyunjin buat bawa dia ke puncak. Tentu saja setelah perdebatan yang panjang dan sengit. Ya gimana sih masa mau ke puncak pake seragam tipis kaya gini? Mau mati beku apa?

Akhirnya mereka mutusin buat mampir ke toko baju dulu buat beli baju sama jaket.

Huh, orang kaya!

"Ini udah malem orang tua lo nggak nyariin?" Tanya Hyunjin lagi karena dari tadi cewek di sebelahnya cuma diem.

Yeji kini menoleh ke arah Hyunjin dengan muka galaknya. Merasa terganggu dengan suara cowok itu. "Lo bisa diem nggak sih?"

"Gila ya. Gue udah capek-capek boncengin lo sampe sini masih aja di jutekin." Sindir Hyunjin nggak habis pikir dengan kelakuan Yeji yang luar biasa judes. Seumur umur, Hyunjin baru kali ini loh di jutekin sama cewek.

Ngomong-omong soal orang tua, Yeji baru inget kalau orang tuanya juga lagi di puncak.

"Anterin gue ke vila orang tua gue." Yeji berdiri begitu saja dan berjalan ke motor Hyunjin yang terparkir di dekat warung.

"Oh gosh! Kenapa sih nih cewek bossy banget?"

🗝

Hyunjin berhenti di sebuah vila tingkat dua yang katanya milik keluarga Yeji. Cowok itu melirik ke arah Yeji yang sudah menyandarkan kepalanya ke punggung Hyunjin.

"Yah nih anak malah tidur. WOI BANGUN." Kata Hyunjin menggerakan punggungnya agar si tuan putri bangun.

Yeji akhirnya bangun dan menatap sekelilingnya. Cewek itu akhirnya sadar kalau dia udah sampe di vila keluarganya. Yeji pun turun dari motor Hyunjin bersamaan dengan dengan pintu vila yang terbuka.

Seulgi keluar dari rumah lalu berjalan tergopoh-gopoh menuju anaknya. "Ya ampun anak ini kenapa sampe kesini?" Tanya Seulgi sambil memindai anak gadisnya.

"Iya males sendirian di rumah." Jawab Yeji asal. Dilihat dari raut wajahnya, Seulgi sadar kalau anaknya sedang dalam mood yang kurang baik.

"Eh kamu sama siapa?" Tanya Seulgi begitu sadar dengan keberadaan Hyunjin.

Anak cowok itupun turun dari motor dan menyapa Seulgi dengan sopan. "Malem tante."

"Malem juga. Temen kamu?" Tanya Seulgi ke anaknya.

"Bukan." Jawab Yeji cepat.

"Temen sekolah tante." Sahut Hyunjin begitu denger jawaban Yeji tadi.

Seulgi sih udah hapal sama tabiat anaknya. Cuman tumben aja ini Yeji ngajak temen cowok dan bukan Soobin. Padahal kan Seulgi tahu banget kalo anaknya nempel banget sama anak tetangga sebelah.

"Nggak sama Soobin?"

"Mama nggak usah sebut nama dia deh. Bikin bete."

Seulgi menatap anaknya dan Hyunjin bergantian. Dia semakin yakin kalau anaknya dan Soobin sedang bertengkar. Tapi, kenapa?

"Yaudah yuk masuk dulu. Oya nama kamu siapa?" Tanya Seulgi.

"Saya Hyunjin tante. Tapi maaf tante, saya langsung pulang aja."

Mendengar itu Seulgi langsung menggeleng. "Enggak enggak. Ini udah melam kamu nggak boleh pulang apalagi naik motor. Pokoknya kamu nginep sini."

"Tapi tante nanti orang tua saya—."

"Biar nanti tante telpon orang tua kamu."

Senyuman Hyunjin langsung mengembang. Ini kenapa Mamanya Yeji bisa sebaik ini nggak kaya anaknya yang kelewat judes.

 Ini kenapa Mamanya Yeji bisa sebaik ini nggak kaya anaknya yang kelewat judes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Right Trough Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang