"Waw, lo kelihatan bahagia hari ini?" Kata Hyunjin menyambut Yeji yang berjalan di koridor menuju kelasnya.
Cewek itu berjengit menatap Hyunjin yang lebih tinggi darinya lalu memutar bola matanya. By the way, sejak kapan sih cowok ini jadi ngintilin gue terus? Pikir Yeji.
"Iya, tapi langsung bad mood liat muka lo." Bener aja. Muka Yeji yang semula cerah langsung mendung bahkan ada kilatan petir yang menyambar di belakang punggung cewek itu sejak Hyunjin berjalan di sebelah Yeji tanpa permisi.
"Kok gitu sih? Kita kan temen?" Sahut Hyunjin.
Yeji menghentikan langkahnya seketika. Bahkan Hyunjin sampai berbalik hanya untuk menatap cewek yang kini menatapnya dengan pandangan tidak percaya. "Kenap—."
"Wait! Sejak kapan lo jadi temen gue?" Tanye Yeji sambil melipat tangan di dada.
"Loh? Gue bahkan udah nganterin lo sampe puncak. Inget?"
"It doesn't mean that we're friends!" Balas Yeji cepat. "Gue bahan nggak kenal siapa lo."
"Kan waktu itu udah kenalan." Balas Hyunjin.
Yeji memutar bola matanya. "Whatever ya Hyunjin."
"Nah. Lo tahu tuh nama gue." Hyunjun buru-buru menyusul Yeji yang sudah lebih dulu berjalan meninggalkan cowok itu.
Tapi sayangnya, cewek itu lebih memilih menulikan telinganya daripada mendengar ocehan Hyunjin yang nggak ada gunanya. Nggak masuk akal dan nonsense.
🗝
Nampaknya semesta tidak mengijinkan Yeji bahagia berlama-lama.
Karena semalam dia udah baikan sama Soobin, dan tadi pagi sudah berangkat bersama seperti biasa dan membuat Yeji bahagia bukan main. Apalagi setiap kali dia mengingat pelukannya pada Soobin tadi malam. Oh, katakanlah Yeji seorang yang agresif tapi apapun akan Yeji lakukan demi Soobin.
Oke back to topic, Yeji memang bahagia setengah mati sampai paginya di ganggu oleh si tuan sok tahu bernama Hyunjin— Hyunjin siapa? Entah Yeji nggak peduli.
Sudah cukup kesal paginya di ganggu oleh Hyunjin, sekarang saat istrihatpun cowok itu dengan pedenya kembali mendudukan pantatnya di meja yang sama dengan Yeji.
"Lo bisa nggak sih cari meja lain?" Kata Yeji dengan suara yang cukup keras.
"Kenapa? Kan lo sendirian." Seperti biasa, Hyunjin tidak mudah terintimidasi.
"Well, kalo gitu gue yang pergi." Yeji menenggak es jeruknya hingga habis lalu meninggalkan mejanya.
Hyunjin otomatis langusng panik dan buru-buru menghabiskan somay dan teh botolnya dalam beberapa suap sebelum akhirnya berlari mengejar Yeji.
Awalnya, Hyunjin pikir dia akan kesulitan mencari Yeji yang sudah meninggalkan kantin dengan langkah seribu. Nyatanya, cowok itu malah menemukan Yeji yang berdiri mematung di depan lab bahasa dengan pandangan nanar ke arah tangga lantai 2. Dimana Soobin dan Lia tengah berjalan beriringan dengan tumpukan buku di pelukan mereka. Lia tampak tertawa terbahak-bahak dengan penuh dramatisir. Menanggapi lelcucon Soobin yang menurut Yeji nggak mungkin selucu itu karena Demi Tuhan Yeji tahu betul bagaimana kadar humor Soobin yang nggak lebih dari lelucon anak TK.
"Yah, panas lagi deh." Kata Hyunjin sambil berdiri di sebelah Yeji.
"Kalo gue jadi lo, gue bakal nyerah sama perasaan gue. Omong-omong, mereka keliatan serasi kan?" Kata Hyunjin lagi.
Yeji memang nggak nanggepin omongan Hyunjin. Tapi secara nggak langsung otaknya terdoktrin kata-kata cowok itu dan tangannya mengepal menahan amarah.
Dia nggak suka. Dan itu mutlak.
"Lo nggak usah ikut campur." Balas Yeji sinis. Hyunjin tidak bergeming. Cowok itu justru mengangkat bahu dan tidak berniat membalas perkataan Yeji.
🗝
Begitu bel pulang sekolah berbunyi, Yeji buru-buru merapihkan barang-barangnya dan bergegas menuju tempat parkir dimana Soobin sudah menunggunya.
Tadi, cowok itu udah ngechat Yeji kalau dia sudah di parkiran dan menunggunya. Jelas saja Yeji harus buru-buru dan tidak mau membiarkan Soobin menunggunya terlalu lama.
Sayangnya, sesuatu hal yang buruk justru menggrogoti hatinya.
Soobin tengah duduk di cap mobilnya dengan Lia. Mereka tengah asik mengobrol sampai tidak menyadari kedatangan Yeji.
"Soobin?" Panggil Yeji. "Ayo pulang." Ajak cewek itu tanpa repot-repot menatap ke arah Lia yang tengah menatapnya dan berusaha menyapa cewek itu.
"Oiya, Lia bareng kita ya." Kata Soobin sebelum Yeji membuka pintu mobil.
Cewek itu jelas menatap Soobin nggak percaya dan beralih menatap Lia yang tersenyum simpul ke arahnya.
"Hah? Ngapain dia ikut kita?"
"Em, mobil gue masuk bengkel dan nggak ada yang bisa jemput. Makanya gue minta tolong sama Soobin buat ikut bareng kalian. Kata Soobin perumahaan gue sama kalian searah jadi—"
"Emang dia nggak bisa naik taxi?" Potong Yeji enggan mendengarkan penjelas Lia. Dan kalian perlu ingat kalau Yeji bukan tipekal cewek basa-basi yang mau menjaga perasaan orang lain.
Lia jelas tertohok mendengar perkataan Yeji barusan. Soobin bahkan sampai tidak enak mendengar Yeji bicara seperti itu di depan Lia.
"Yeji!"
"Apa?!!"
Lia menggigit bibirnya. Cewek itu merasa tidak enak melihat Soobin dan Yeji yang beritegang. "Emm Bin, gue nggak jadi nebeng lo deh. Yeji maaf ya." Lia buru-buru pergi dan meninggalkan Soobin yang terus memanggil namanya.
"Yeji lo tahu kalo lo udah keterlaluan?" Bentak Soobin kesal. Dia nggak habis pikir Yeji bisa segamblang itu ngomong kaya tadi di depan Lia. Jujur aja, Soobin jadi nggak enak sama Lia.
"Lagian dia aja yang gatel pengen pulang bareng lo." Balas Yeji nggak mau kalah. "Gue kan udah bilang Bin kalo gue nggak suka lo deket-deket sama dia." Kata Yeji lagi.
"Dan gue juga udah jelasin kalo gue sama Lia tuh cuma temen.?" Soobin mulai emosi.
"Tapi Lia suka sama lo!"
"Kata siapa? Gue sama Lia tuh cuma temen. Sama kaya gue sama lo." Soobin mulai berteriak. Bahkan cowok itu nggak peduli dengan fakta kalau mereka masih di lingkungan sekolah dan banyak pasang mata yang menyaksikan pertengkaran keduanya.
"Lia tuh suka sama lo Bin!"
"Terus kenapa kalo dia suka sama gue? Lo punya hak buat ngelarang? Jadi karena dia suka sama gue lo bisa sekasar itu sama dia? Lo ngerti nggak sih gue tuh nggak suka sama sikap lo yang begini."
"Jadi lo lebih belain dia?" Yeji semakin berapi-api dan membuat Soobin semakin prustasi.
"Gue nggak belain dia Yeji. Gue cuma nggak suka sama cara lo yang suka semena-mena sama orang lain. Kenapa sih lo nggak ngerti juga?"
Yeji tertawa sinis lalu tangannya bergerak cepat mengusap air matanya yang sudah lancang jatuh ke pipinya tanpa seijinnya. "Gue emang nggak ngerti dan nggak akan pernah ngerti. SAMA KAYA LO yang nggak pernah ngerti perasaan gue!" Kata Yeji nggak kalah murka.
Cewek itu kemudian meninggalkan Soobin dan berlari begitu saja. Saking cepatnya sampai Soobin tidak sempat menahannya. Meskipun begitu, Soobin memilih mendiamkan Yeji dan membiarkan cewek itu pergi. Saat ini kepalanya benar-benar pening dan dia juga butuh waktu untuk sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Right Trough Me✔️
Fiksi Penggemar[ C O M P L E T E ] yeji suka soobin, lalu hyunjin datang untuk membantu. - 2hwang x soolia by claodyland, ©️2020.