23. Salty

1.1K 228 33
                                    

Beberapa hari belakangan ini Soobin tampak aneh. Dia lebih sering diam dan cenderung bengong saat bersama Yeji. Selain itu, Yeji juga menangkap gelagat mencurigakan dari pacarnya setiap kali mereka berpapasan dengan Lia.

Rasanya aneh. Mereka tampak menyembunyikan sesuatu dari Yeji. Pasalnya mereka berdua nggak biasanya saling tatap tapi nggak saling sapa satu sama lain. Sedangkan Yeji tahu kalau mereka cukup dekat satu sama lain.

Yeji semakin curiga.

"Jangan duduk di sini! Gue lagi nggak pengen lihat muka lo!" Usir Yeji pada sosok Hyunjin yang sudah bersiap mendudukan pantatnya di hadapan Yeji.

Tapi sejak kapan sih cowok itu mendengarkan larangan Yeji?

Jadi Hyunjin tetap menaruh nampannya dan duduk di depan Yeji sambil tersenyum lebar. "Hallo Yejira, btw gue kangen loh sama lo."

Yeji buang muka. Mendengar omong kosong Hyunjin adalah satu dari sekian banyak hal di dunia ini yang dia benci. Tapi karena cowok di depannya sudah berjasa atas hubungannya dengan Soobin, jadi Yeji akan sedikit baik padanya. Sedik saja.

"Soobin kemana?" Tanya Hyunjin penasaran. Karena semenjak Yeji dan Soobin pacaran, mereka berdua semakin lengket dan terlihat bersama. Itu juga yang membuat Hyunjin kesulitan untuk menggoda cewek di depannya karena Soobin tampak memblokade cewek itu agar tidak dekat-dekat dengan Hyunjin. Dan omong-omong, Hyunjin tidak bohong waktu tadi dia bilang kangen ke Yeji.

"Tau, cari pokemon kali." Jawab Yeji acuh sambil mengaduk-aduk makannya tanpa minat.

"Brantem lo?" Hyunjin penasaran. Apalagi melihat wajah ketus dan keruh Yeji, Hyunjin yakin ada sesauatu di antara mereka.

"Bukan urusan lo, Hyunjin." Yeji berdiri dan meninggalkan mejanya. Nafsu makannya sudah hilang sejak Hyunjin menanyakan prihal Soobin padanya.

Asal Hyunjin tahu, Yeji bahkan nggak tahu kemana cowok itu. Sejak pagi dia tidak bisa di hubungi dan ternyata Soobin juga tidak masuk hari ini. Pertama kali dalam seumur hidup Yeji kenal Soobin, cowok itu menghilang tanpa kabar.

"Kok gue di tinggalin sih?"

Yeji menghentikan langkahnya dan menatap Hyunjin kesal. Kenapa sih cowok itu selalu mengganggu Yeji? Bukannya mereka sudah tidak punya hubungan apa-apa? Status partner-ship mereka juga sudah selesai.

"Lo bisa nggak sih jangan ganggu gue sekali aja."

"Nggak bisa. Soalnya kalo gue nggak gangguin lo gue yang ke ganggu."

"Ck, lo tuh gila ya?"

"Iya, gara-gara lo."

Yeji melipat tangannya di dada, menatap Hyunjin dengan tatapan menantang sedangkan cowok di hadapannya masih pasang muka slenge'an. Rasanya Yeji ingin menonjok wajah Hyunjin yang selalu terlihat menyebalkan setiap kali tersenyum.

Dan sialnya, sesekali wajah kurang ajar itu tiba-tiba terngiang di kepala Yeji saat melamun.

"Denger ya Hyunjin. Gue udah punya pacar." Kata Yeji dengan menekankan kata pacar agar Hyunjin paham dengan kata-katanya. "Lo tahu kan gue cinta banget sama Soobin, jadi lo jangan godain gue karena gue nggak pernah nganggep lo sebagai laki-laki."

Hyunjin menatap Yeji beberapa detik hingga akhirnya cowok itu tidak kuasa menahan gelak tawanya. "Lo tuh jadi cewek kepedean banget ya." Kata Hyunjin sambil mengacak rambut Yeji dan makin membuat cewek di depannya ngamuk-ngamuk.

"Tapi gue penasaran sama satu hal." Hyunjin mencondongkan wajahnya ke arah Yeji dan memperpendek jarak di antara mereka. "Kalau lo nggak nganggep gue sebagai cowok—," Hyunjin kembali menjeda kalimatnya dan tersenyum ke arah Yeji. "—Kenapa sekarang jantung lo deg-degan?"


🗝


"Hyunjin sialan!"

Demi Tuhan Yeji nggak pernah merasa di permainkan seperti ini. Selama ini Yeji selalu bisa mengendalikan perasaannya kepada orang lain bahkan pada Soobin sekalipun. Meskipun dia sangat menyukai Soobin, tapi Yeji bisa bersikap normal dan biasa saja.

Bahan saat dia membenci orang sekalipun, Yeji tidak pernah meluap-luap seperti ini.

Tapi kenapa dia selalu bereaksi berlebihan terhadap Hyunjin?

Entah kenapa, sejak awal keberadaan cowok itu selalu menganggu Yeji. Datang tanpa di undang, menawarkan kerja sama, pura-pura jadi pacarnya dan sekarang selalu mengusiknya dengan segala tingkah menjengkelkan. Dan sialnya Yeji selalu masuk kedalam perngakap Hyunjin. Menuruti perkataan cowok itu dan sekarang apa? Cowok itu bahkan membuat jantungnya berdetak tidak normal.

Yeji memejamkan matanya dan menggeleng-gelengkan kepalanya. Sebisa mungkin menepis pikiran pikiran aneh yang terus berputar di kepalanya.

"Ngga mungkin!"

"Apanya yang nggak mungkin?" Jaemin tahu-tahu sudah duduk di sebelah Yeji. Cowok itu sedang menyalin tugas bahasa inggris Yeji yang entah dia dapat dari mana.

"Itu kan buku gue?" Tanya Yeji minta penjelasan.

"Hehe, pinjem ntar gue balikin." Jawab Jaemin dengan cengiran khasnya. Semenjak berteman dengan Yeji, tampaknya cowok itu sudah tidak sekaku dulu. Dan rasanya Yeji menyesal karena sikap Jaemin yang jadi kurang ajar.

Karena malas berdebat, dan perasaannya sedang kacau, Yeji memilih mendiamkannya. Membiarkan Jaemin berkerja keras menyalin 10 jawaban esay milik Yeji.

"Lo lagi berantem sama Soobin?" Tanya Jaemin tiba-tiba. Matanya masih fokus dengan tugasnya tapi mulutnya dengan sembrono menanyakan hal kepo pada Yeji.

"Enggak."

"Terus ngapa lu kaya bete gitu dah?"

"Jaem?" Panggil Yeji kemudian. Jaemin yang masih fokus nyontek cuma berdehem pelan.

"Kalo gue suka sama lo gimana?"

"HAH? UDAH GILA YA LO!!!" Teriak Jaemin dengan kencang dan berhasil membuat anak anak di kelasnya menoleh ke arah mereka. Lalu satu buah tempat pensil mendarat di kepala cowok itu dengan telak hingga menimbulkan bunyi 'TAK' cukup keras.

"ANJING SAPA YANG—

"BRISIK GOBLOK!" Itu suara Eunbin sekaligus tersangka pelempar tempat pensil. Cewek Itu sedang tidur saat Jaemin tiba-tiba teriak. Makanya dia jadi kesal dan ngamuk.

Dan kalau sudah urusan sama Eunbin, Jaemin nggak bisa berkutik. Dia takut macan betina itu makin murka dan akhirnya menguliti Jaemin hidup-hidup. Jadi cowok itu memilih untuk kembali menyalin tugas daripada cari gara-gara.

Sedangan Yeji, dia tidak peduli dengan kegaduhan yang terjadi di sekitarnya.

Dia justru kepikiran sama reaksi Jaemin barusan.

Seharusnya, respon seperti itu juga yang keluar dari mulut Yeji saat Hyunjin menanyakan hal tadi. Tapi kenapa malah Yeji marah dan pergi begitu saja?

 Tapi kenapa malah Yeji marah dan pergi begitu saja?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Right Trough Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang