13

15 3 0
                                    

Dia tersenyum mendengar perkataanku.
Maruli merapikan rambutku yang menempel di pipiku. Aku merasa hangat pipiku memerah dan jantungku berdegup dengan kencang.
Perasaan ini membuat tubuhku terasa panas dingin. Perasaan ini. Baru kali ini aku rasakan saat aku bersamanya.

Aku menatap Maruli dalam dan dia juga menatapku. Lalu aku tersenyum merasakan tatapannya menyentuh hatiku.
Tanpa aba-aba dia memelukku dengan hangat. Menyalurkan kerinduan yang selama ini kami pendam. Aku menghela nafasku dan menyamankan atas pelukan yang dia berikan padaku.

"Aku merindukanmu sayang.. sangat."
Katanya sambil mengeratkan pelukannnya kepadaku.

"Aku juga..."

Aku dan Maruli melepaskan pelukan kami.
"Aku gak tau harus berkata apa lagi kepadamu selain rindu sayang".

"Aku juga.. aku merasa terhipnotis denganmu."

"Ehem..... kira-kira dong.. mau mesra-mesraan.. jangan di depan kami" kata Wina. Sambil di ikuti Putra yang ikut memanyunkan bibirnya.

"Iyah nih... kan di sini kita jadi kayak obat nyamuk.. kayak dunia milik berdua aja.. yang lain numpang." Kata Putra.

Aku dan Maruli hanya bisa tertawa dan malu.
"Iyah deh... " kata Maruli.

"Oiyah sayang.. tadi sampai di rumah kamu ngapain aja?"

"Oh tadi istirahat. Trus sebelum telpon kamu aku dari supermarket beli camilan tapi..."

"Tapi kenapa?" Tanya Maruli.

"Aku tadi ketemu Hasuli."

"Oh.  Terus dia menghampiri kamu?"

"Iyah... dia maksa untuk bicara.tapi aku gak begitu ngeladenin."

"Oh... apa katanya."

"Dia cuma bilang mau main ke rumah."

"Terus kamu jawab Apa?"

"Yah aku bilang terserah.. "

"Oh.. " Maruli lesuh dengan peryataanku.

"Kamu cemburu?" Tanyaku memastikan apa yang ada di fikirannya.

"Rasa cemburu itu pasti ada. Tapi aku percaya sama kamu kok . Kalau kamu gak akan khianatin cinta aku."

"Terimakasih sayang kamu percaya sama aku."

"Iyah." Kata Maruli sambil mengusap kepalaku.

Aku mendengar suara beberapa orang di depan pagar rumahku memanggil namaku. Aku menatap Maruli "kira-suara siapa yah..." kataku

"Ayo kita lihat" katanya sambil memegang tanganku dan berjalan ke pintu gerbang.

Maruli membukanya dan aku berada di balik badan Maruli.

"Maruli.. ada di sini loe.. "kata Hasuli padanya.

"Iyah.. mau apa datang ke sini" tanya maruli dengan menahan rasa cemburunya.
Belum sempat Hasuli menjawab pertanyaan Maruli aku muncul dari belakang Tubuh Maruli dan mensejajarkan di sampingnya sambil memegang erat Maruli.begitu juga Maruli mengeratkan genggamannya padaku.

"Hei Rei..kamu bersamanya?" Tanyanya padaku.
Belum sempat aku menjawab Maruli menjawab pertanyaan Hasuli yang di berikan  padaku.

"Aku kekasihnya sekarang."

"Gak mungkin.. itu gak benar kan Rei.?".

"Itu benar.  Kataku. Maruli dan Hasuli menatapku dengan tatapan penuh arti.

"Gak mungkin... kamu kan cintanya sama aku. " Hasuli menyentuhku menarikku dengan paksa. "Akh.." aku kesakitan Maruli yang melihat itu menghempaskan sentuhan Hasuli padaku.
"Lepaskan Reina." Maruli maju menjadikan tubuhnya sebagai tameng untukku.

"Gak usah ikut campur "Hasuli mulai tersulut amarahnya.

"Mengapa tidak aku kekasihnya." Jawab Maruli dengan tegas.

"Itu gak benar kan Rei..?" Hasuli masih menyangkal jawaban atas pertanyaan yang dia lontarkan.

"Cukup... Hasuli.. dengar aku baik-baik aku sekarang kekasih Maruli dan aku tidak lagi cinta denganmu. Aku sudah bisa move on darimu aku mohon sekarang jangan ganggu aku." Kataku sambil menangis mengeluarkan emosi yang ada dalam diriku.
Hasuli terus menatapku dan ingin menyentuhku namun sentuhannya tertahan oleh tatapannya dengan Maruli.

AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang