9

12 4 0
                                    

Dan Ferdi masih menunggu jawaban dari atas pertanyaannya padaku.
"Ayo lah Rei.. jujur saja sama abangmu ini.."

"Aku pacaran sama Maruli Tua bang."

"Apa... hahaha.. gak salah kamu berpacaran dengannya?".

"Yah enggak lah kenapa abang ketawa.? Ada yang lucu memangnya?

"Yah lucu aja... sejak kapan kamu pacaran sama dia.. bukannya terakhir kamu pacaran sama teman abang itu."

"Sejak setahun terakhir bang. Ih abang jangan bahas dia deh."

Wina langsung mencela perdebatanku dengan Ferdi.
"Bang jangan bahas mantannya deh.. nanti dia susah move on. Kasihan nanti pacarnya yang sekarang.

"Okeh oke aku gak bakalan bahas itu. Lagian walaupun aku gak bahas dia pasti ujung-ujungnya gak bisa move on karena bakal ketemu sama mantannya."

"Eh iyayah... bang pasti nanti mereka bakalan ketemu."

"Ih.. bisa move on kok... " kataku sambil memanyunkan bibirku.

"Yaudah cepat habiskan.. makannya nanti biar biasa istirahat."

"Iyah"
"Iyah" jawab kami serentak

Aku dan Wina di antar ke rumahku Oleh abangku dan  sesampainya di komplek perumahanku aku melihat mantanku yang sedang bermain volly dengan teman-temannya. Ferdi yang melihatnya juga langsung berdehem.

"Eheemmm Win ada  yang melihat mantannya.. tuh"

"Emang mantannya yang mana bang?".
"Itu tuh yang pake kaos putih. Yang orangnya tinggi tampan itu."

"Oh itu... pantesan aja Reina susah move on."
Wina dan Ferdi tertawa melihatku menutup kupingku.

"Kalian.. apaan sih... aku udah move on.. udah deh jangan bahas dia."

"Oke.. oke.. abang minta maaf yah sayangku.. sekarang kita sampai.. cepat turun dan buka gerbang rumah sayang."

"Ih.... emang gak ada yang jaga ni rumah kenapa harus aku yang turun..."

"Udah buka cepetan..."
Aku turun dari mobil bang Ferdi dan membuka gerbang rumahku yang tak di kunci itu. Dan bang Ferdi langsung memasukkan mobilnya ke garasi.

"Bang... rumah kok sepi banget ayah sama ibu kemana..?"

"Ayahmu yah kerja lah.. kalau ibumu di rumah ibunya abang.. soalnya budemu abis pulang dari rumah sakit jadi ibumu nginep di rumah ibu abang."

"Ow... pembantu rumah ini kemana..?".

"Mana aku tau Rei.. kamu kira aku suaminya."

Aku tersenyum melihat abangku sudah mulai kesal dengan pertanyaanku. Dan Wina cuma bisa menggelengkan kepalanya.

"Ih gitu aja ngambek" aku terkekeh menatap abangku."yaudah ayo masuk.. Win..  bang tolong angkatin kopernya yah..." sambil ku lirik abangku.

"Iye... kamu nginep berapa minggu di sini.?"

"Dua minggu bang .... kenapa mau antar jalan kita yah..?"

"Wani piro... " kata Ferdi sambil menoyor kepalaku dan berlalu meletakkan koper di kamarku.

"Ish.... abang.. aku kan cuma tanya." Sambil mengikuti abangku keluar dari kamarku." Win  kamu istirahat dulu sana" sambil ku arahkan pandanganku ke Wina. Aku masih mengikuti bang Ferdi berjalan menuju ruang tengah.
"Bang... "sambil ku tarik lengan bajunya

"Hem..  " jawabnya singkat  menatapku. Lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Mau yah antar aku jalan-jalan besok ... mau yah yah yah...".sambil ku colek-colek tangannya.

Ferdi menatapku dan menghela nafasnya." Iyeh... bawel... besok lah tapi ada syaratnya."

"Apa.. apa.. ?" Aku sangat antusias dengan syarat yang akan di berikan padaku.

"Kamu harus bantu abang di kafe lusa.."

"Okeh siap bos...." sambil ku beri dia tanda Hormat.
Ferdi tertawa melihat tingkah manjaku ke padanya.

AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang