"Bang.. malu di lihatin banyak orang".Maruli melepaskan pelukannya kepadaku. Dia mengusap wajahku. Membelainya dengan lembut. Lalu dia pergi menjauh meninggalkanku. Aku mengejarnya keluar kafe. Aku sempat melihat kak Bas juga memandagiku . Dia mencekal tanganku.
"Mau ke mana Rei.?"
"Lepas kak aku mau mengejar pacarku."
Lalu kak Bastian melepaskan tanganku dan aku berlari mengejar Maruli. Namun aku tak bisa menggapainya. Dia sudah pergi dengan mobilnya. Aku terdiam mematung menatap kepergiannya.
Aku bertanya - tanya dengan diriku "apa yang sedang terjadi dengannya?.kenapa dia bertingkah seperti ini?. Apa dia akan meninggalkanku,. Kenapa? Kenapa dia tak menjelaskannya?" Aku tersentak saat seseorang memegang pundakku.aku menoleh ke arah di mana seseorang itu memegang pundakku.
"Kak Bas....""Kamu gak apa-apa Rei?"
"Entahlah aku bingung."
"Cerita sama kakak.. siapa tau kakak bisa bantu."
Aku menatap Bastian. Aku tak tau harus menjelaskan dari mana.
"Ikut kakak dan jelaskan semuanya."
Bastian menarikku ke dalam mobilnya. Dia membawaku ke suatu tempat.
"Kak.. kakak mau bawa aku ke mana?""Sudah sampai..ayo turun"
Dia membawaku ke ke taman kami turun dari mobil dia menggandengku utuk ikut berjalan bersamanya menuju bangku taman. Aku duduk dan juga di ikutinya.
"Rei... cerita sama kakak..."
"Aku gak tau harus mulai dari mana kak aku bingung"
"Pelan-pelan.. ceritakan... kakak siap dengerin."
"Kakak kenal kan sama dia?"
"Tentu kakak kenal dia dulu kan teman sekelas kakak. Di SMA Tapi kakak gak begitu dekat."
"Dia pacar Reina kak.."
"Terus... kamu lagi bertengkar dengannya?"
"Aku sama dia baik-baik aja kak.. tapi tingkahnya beberapa hari ini aneh"
"Mengapa..?"
"Aku juga bingung" aku menceritakan semua pada Kak Bastian mulai aku berpacaran dengan Maruli hingga saat ini.
"Kamu yang sabar Rei.. memang masalah kamu sangat sensitif. Dan kamu juga harus siap dengan resikomu."
"Iyah kak..."
"Anak pintar..." katanya sambil mengusap kepalaku.
"Kak.. jangan di berantakin deh.. rusak ini rambut."
"Eh.. maaf maaf.. abis aku gemes sama kamu.."
"Apaan sih."
"Hehe.. eh ada es krim kamu mau aku beliin?"
"Boleh kalau kakak gak ngerasa di repotin."
"Bentar yah.." Bastian berjalan menghampiri penjual es krim dan membeli dua cup es krim.
"Nih... es krim rasa stroberi buat kamu."
"Kok tau aja kakak aku suka stroberi."
"Tau lah kan kamu dulu sering minta beliin es krim sama kakak".
Aku tersenyum mengingat saat aku dan Kak Bastian sering makan es krim berdua.
"Iyah yah... dulu kakak sering bolos jam pelajaran cuma mau ngasih aku es krim es krim".
"Nah tu masih ingat.." katanya sambil terkekeh.
"Kak.. makasih yah.. udah bikin aku terhibur hari ini.."
"Sama-sama Rei aku senang kalau kamu baik-baik aja sekarang".
"Aiiihhh.. kak balik ke kafe yuk.. pasti bang Ferdi bingung nyariin aku."
"Oh astaga.. iyah ayo kakak antar kamu."
Aku dan kak Bastian pergi menuju kafe. Sesampainya di kafe. Bang Ferdi langsung menghampiriku.
"Kamu kemana aja Rei.. abang sampai bingung.. hp gak kamu bawa lagi"
"Maafin Reina bang.. udah bikin abang cemas."
"Fer.. maaf tadi gua ajak pergi adik loe tanpa pamit ke elu".
"Iyah Bas.. gak apa-pa asal dia perginya sama elu gua percaya kok loe bakal jagain adik gua."
KAMU SEDANG MEMBACA
AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )
RomanceNamaku Areina, aku siswi baru di sma kota medan, setelah lulus smp aku memutuskan bersekekolah di medan untuk menemani nenekku di sini, sebenarnya keputusannku pindah bukan karena untuk menemani nenek saja, alasan lainku karena aku putus cinta denga...