Aku dan Bastian keluar dan dia mengantarku pulang ke rumah. Sesampainya di rumah.
"Rei.. terimakasih yah.. kamu sudah buat suasana tadi menjadi lebih menyenangkan tidak sepi seperti biasanya.""Iyah kak..sama-sama lain kali bercandanya jangan gitu ah.."
"Aku tadi gak bercanda Rei.. aku serius.. tapi itu kalau kamj mau. Aku tidak akan memaksa selagi kamu masih milik orang lain."
"Kak Bas..."
"Yaudah sana gih masuk.. besok kakak main ke kafe kalau ada waktu."
"Iyah.. kakak hati-hati yah jangan ngebut."
"Siap tuan putri.."
"Ih.. lebay.."
"Iyah kan kamu cantiknya kayak tuan putri.."
"Apaan sih kak.. yaudah hati-hati di jalan." Kataku sambil mendorong kak Bastian masuk ke dalam mobilnya.
"Iyah.... da.. Rei." Bastian menyalakan mobilnya dan pergi menjauh.
Aku berjalan masuk ke rumahku. Lalu aku melihat Hasuli yang menghampiriku. "Rei.. tunggu aku mau ngomong sesuatu."
"Apa lagi yang perlu di omongin?".kataku sambil ku buka gerbang rumahku.
"Tinggalin Maruli Rei..."
"Kalau abang ingin aku meninggalkan Maruli. Maaf permintaan abang gak terkabul."
"Rei.. dia itu gak pantes buat kamu.."
"Siapa kamu berani mengatakan dia pantas untukku atau tidak".
"Rei... dengerin aku dulu..kamh gak akan mungkin bisa bersatu dengan Maruli. Secara kan.. kamu dan dia berbeda."
Aku menatap Hasuli dengan tajam. Lalu aku pergi meninggalkannya yang masih setia berdiri di depan gerbang.
Aku masuk ke dalam rumah tanpa melihat sekelilingku.
"Rei... kamu kenapa nak.." tanya ibuku namun aku tak menghiraukan aku terus berjalan ke atas menuju kamarku. Wina tersentak saat aku membuka pintu dengan keras."Rei.. loe baik-baik aja kan?"Aku langsung masuk ke kamar mandi menyalakan shower dan mengguyur tubuhku yang masih berpakaian lengkap. Setelah lama aku berada di kamar mandi aku keluar dan mengganti pakaianku.
Ibuku menghampiriku"Rei.. cerita sama ibu ada masalah apa?"
"Iyah Rei.. cerita kata Wina yang ikut di sebelahku.
Akhirnya aku menceritakan semua kepada ibuku. Ibuku terkejut saat ia mengetahui aku berhubungan dengan Maruli. Namun dia memaklumiku." Sudah Rei.. kamu masih muda. Lagian jika kamu jodoh dengannya suatu saat nanti pasti akan bersama. Ibu cuma bisa berdoa yang terbaik buatmu.""Makasih bu" aku memeluk ibuku dengan erat.
☆☆☆
Di kafe kak Bastian mengunjungiku. Dan aku berbincang kepadanya.menanyakan keadaan ayahnya. Aku melihat bang Ferdi panik saat menerima telepon dan menatapku. Aku juga menatapnya dan menghampirinya.
"Bang Ferdi ada apa?"
"Rei... itu..""Jawab bang jangan diam aja.ada apa sebenarnya.?"
"Maruli. Rei..."
"Ya.. kenapa Maruli?" Sambil ku goncangkan tubuh bang Ferdi.
"Dia bertunangan Hari ini."
"Apa.. "aku terkejut" sekarang di mana dia?"
"Dia di Hotel xxx"
Aku langsung berlari keluar dari kafe dan tak menghiraukan keadaanku..aku terus berlari semampuku .sampai akhirnya aku di hotel yang di sebut bang Ferdi aku menuju gedung pertemuan dan aku membuka pintu itu ku lihat Maruli menyematkan cincin di jari gadis tunanganya itu. Dan begitu sebaliknya. Setelah selesai pertukaran cincin.
Dia melihatku yang sedang menangis. Lalu aku pergi dia mengejarku "Rei maafkan aku.. aku terpaksa Rei.""Bajingan.. brengsek kenapa kau lakukan ini padaku. Ternyata kau hanya mempermainkanku dengan cintamu itu. aku membencimu." Aku menarik kalung pemberiannya dan ku lemparkan ke wajah Maruli. Aku menjauh darinya sambil menangis. Hingga kakiku tak mampu untuk berjalan dan aku terjatuh. "Rei... kata kak Bastian menghampiriku."
"Kak Bas.." aku menatapnya dan menangis. Lalu kak Bastian memelukku dengan erat.
"Sssshhhhhuuut. Cantik jangan nangis sayang kakak di sini.. " kak Bastian mengusap pipiku dan menangkup wajahku lalu mencium bibirku. Aku tersentak atas perlakuannya padaku.
Tubuhku menegang."Akhirnya kamu berhenti menangis sayang. Ayo kita pergi dari sini." Kak Bastian membawaku ke kafe milik bang Ferdi.

KAMU SEDANG MEMBACA
AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )
RomanceNamaku Areina, aku siswi baru di sma kota medan, setelah lulus smp aku memutuskan bersekekolah di medan untuk menemani nenekku di sini, sebenarnya keputusannku pindah bukan karena untuk menemani nenek saja, alasan lainku karena aku putus cinta denga...