21

10 1 0
                                    


Aku dan Bastian berbicara tak panjang lebar karena aku harus bertanggung jawab dengan tugasku di sini

"Kak Bas.. aku gak bisa lama-lama nemanin kakak.. soalnya tugasku masih banyak..maaf yah kak. "

"Oh gak apa-apa.. kamu lanjut kerja kakak juga harus pergi mau kerja. Oiya kakak boleh minta nomor hp kamu nanti biar enak kakak kalau hubungin kamu".

Aku memberikan no hpku padanya dan dia juga memberikan no hpnya padaku. Dan setelahnya aku melanjutkan kerjaku dan dia pergi meninggalkan kafe.

Wina lalu datang menghampiriku
"Rei.. gila.. siapa cowok tadi ganteng banget Rei.."

"Oh.. itu.. namanya kak Bastian dia dulu kakak kelasku sewaktu aku smp."

"Oh.. gitu..sumpah cakep banget tu orang".

Aku menghampiri bang Ferdi untuk istirahat keluar sebentar. Mengajak Wina jalan ke mall dekat kafe milik bang Ferdi.
"Bang.... aku boleh gak istirahat bentar. Mau ke mall jalan sama Wina."

"Hem... hati-hati loh... ingat kalau jalan lihat kanan kiri jangan biasakan guyon di jalan. "

"Siap bos...ehem.. kartu kredit." Kataku terkekeh sambil menyodorkan tangan pada bang Ferdi.

"Astaga.. udah punya uang sendiri masih aja minta sama abang, nah ni. Belanja seperlunya" katanya sambil menghela napas.

"Oh... siap bos.. tenang aja.. belanja sesuai kebutuhan kok."
Aku berjalan keluar dari ruangan bang Ferdi. Lalu mengajak Wina untuk jalan ke Mall di seberang jalan.

Aku melangkahkan kakiku untuk menyebrangi jalan namun aku yang tak melihat lampu sudah hijau. nyaris saja tertabrak mobil. Nasib baik aku di tarik seseorang dari belakangku.

"Rei... kata Wina yang sudah takut aku akan tertabrak".

Wajahku memucat karena hampir saja aku tertabrak mobil. Dan sekarang aku sangat syok.
"Rei... kamu gak apa-apa kan" kata seseorang yang suaranya aku kenal. Aku menoleh dan ku lihat dia.
"Kak Bas.... " aku memeluknya dengan  erat.

"Sudah... sekarang kau aman denganku. Kau mau ke mana?"

Aku menatapnya "tadinya aku mau ke mall kak.."

"Nih kamu minum dulu.." sambil di serahkannya minuman mineral ke padaku.
Aku meminunya. Tanganku serasa gemetar.

"Mari aku antar ke kafe.." katanya sambil menatapku.

"Gak usah kak.. aku sudah gak papa.. aku mau ke mall aja nenangin diri di kafe sana.. aku takut kalau bang Ferdi tau aku hampir tertabrak dia akan sangat sedih."

"Baiklah aku akan mengantarmu ke sana.." katanya menatapku dan menatap Wina.

"Dia Wina kak.. sahabatku" kataku melihat kak Bastian yang menatap Wina.

"Hai.. Wina.. "kata Wina sambil menjabat tangan Kak Bastian.

"Yaudah aku akan menyebrangkan kalian berdua. " katanya sambil di genggam tanganku dengan erat dan wina juga menggengam tanganku.
Kami berjalan menuju mall dan langsung berhenti di sebuah kafe di dalam mall.

"Kamu udah bisa kakak tinggal kan Rei.. soalnya kakak mau meeting sama klien. Gak apa-pa kan..?"

"Gak apa-apa kak.. makasih sudah menolong. Maaf sudah merepotkan"kataku dengan menyesal.

"Enggak sama sekali gak merepotkan" katanya sambil mengusap kepalaku dan berlalu meninggalkanku.

Di kafe aku masih merasa syok dan takut.
"Rei.. lu masih syok..?"

"Sedikit."

"Untung aja ada Bastian yah.. kayaknya dia suka sama loe".

"Mulai deh.. "

"Eh seriusan... gua ni.. masa dia liat loe hampir celaka paniknya setengah mati gitu mukanya".

"Eh upil.  Itu manusiawi.." kataku malas menanggapi Wina.

"Eh ayam.. gua serius ini.."

Kami saling tatap dan tertawa.

AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang