Aku menatap Ferdi dan Bastian secara bergantian.
"Tunggu dulu.. kak Bastian sama bang Ferdi udah saling kenal?"
"Kenal lah.. Bastian dulu teman abang main futsal"
"Iyah Rei.. kami berdua dulu sering main Futsal bareng."
"Oh.. dunia ini kayaknya sempit banget yah.." kataku sambil menggaruk kepalaku yang tak gatal.
Kami semua tertawa.. aku meninggalkan bang Ferdi dan Kak Bastian berdua saja. Aku menarik Wina masuk ke dalam ruangan bang Ferdi.
"Win... gua gak tau apa yang ada di dalam pikiran Maruli."
"Udah.. sabar Rei.. suatu saat nanti loe bakal tau kebenarannya."
" tapi kapan .... gua merasa aneh aja dengan tingkah Maruli."
"Iyah gua paham apa yang loe pikirin. Dah sekarang loe gak usah terlalu pikirin yah. Eh btw.. loe beruntung yah di kelilingi makhluk tampan kayak mereka semua".
"Apaan deh Win mulai dah loe."
"Ih... seriusan gua.. gua beruntung bisa deket ame elu.. jadi gua bisa ngerasain di dekat para pangeran tampan..hahaha"
"Gak jelas lu Win..eh btw loe suka gak sama ababg gue?"
Wajah Wina memerah.." hem.. suka sih..."
"Yaudah semangat.."
"Rei.... apaan sih lu..gak jelas.".
Aku meninggalkan Wina di ruangan. Aku kembali untuk bekerja. Dan Wina juga menyusulku.
☆☆☆
Aku melihat ibuku yang sudah menanti kami di depan rumah. Bang Ferdi langsung memarkirkan mobilnya di di garasi.
Aku keluar dari mobil dan menyapa ibuku. "Ibu.... aku kangen" sambil ku peluk ibuku..
"Ibu juga kangen... Wina.. apa kabar nak makin cantik yah sekarang kamu"
"Baik tante.. makasih pujiannya."
"Ayo sekarang masuk.. kita makan bareng. Fer.. ayo kamu harus ikut makan juga.."
"Iyah bu.." kata bang Ferdi.
Kami makan bersama di ruangan.
"Oh iyah Win ini Fadil. Adik nya Reina. Fadil salam sama kak Wina". Kata ibuku. Lalu Fadil menjabat tangan Wina.
"Ih Fadil tampan juga yah tante.." kata Wina yang sukses membuat Fadil tersipu malu.
"Win... loe terlalu blak-blakan deh" kataku... dan mereka tertawa melihat ku dan Wina.
Setelah makan malam selesai aku langsung menuju kamar. Dan ku beri ruang untuk Wina dan bang Ferdi berdua di ruang tamu.
Aku membersihkan tubuhku lalu setelahnya aku bersantai di kasurku sambil memainkan game yang ada di hpku. Permainanku terjedah saat ku tau kak Bastian menelponku.
"Assalamualaikum cantik"
"Waalaikumsalam kak Bas".
"Udah makan?"
"Udah.... kak Bas udah makan?"
"Belom... nanti aja".
"Kok belom makan?"
"Iyah.. ini lagi jagain papa di rumah sakit".
"Papanya kak Bas sakit apa?"
"Tekanan darah papa tinggi terus gula darahnya juga naik jadi harus opname di rumah sakit"
"Reina besok boleh jenguk gak?"
"Boleh kok.. besok kakak jemput yah?"
"Iyah tapi jemputnya dari kafe aja yah kak?"
"Iyah.. besok kakak jemput di kafe".
"Sip.."
"Yaudah Rei.. kamu istirahat yah.. kakak mau beli makana"
"Iyah kak... yang banyak makannya"
"Is.. perhatian banget.. yaudah Assalamualaikum cantik"
"Waalaikumsalam kak".
Tersenyum lagi.. kak Bastian selalu sukses buat aku tersenyum.
Aku mencoba menghubungi Maruli namun hpnya masih setia tidak dapat menerima panggilan. Aku sudah beberapa kali mengirimnya pesan namun satu pesan pun tak juga di balas. Sampai pada akhirnya aku terlelap dalam tidurku.

KAMU SEDANG MEMBACA
AREINA LOVE STORY ( COMPLETED )
Storie d'amoreNamaku Areina, aku siswi baru di sma kota medan, setelah lulus smp aku memutuskan bersekekolah di medan untuk menemani nenekku di sini, sebenarnya keputusannku pindah bukan karena untuk menemani nenek saja, alasan lainku karena aku putus cinta denga...