Dia Segalanya

187 57 8
                                    

Terkadang kejadian masalalu lah yang membuat hidup kita menjadi sangat susah kedepannya.

Sudah dua minggu setelah kejadian waktu itu di uks tetapi pikran seorang Kenrahujan tak lepas dari cewek yang sudah mengobrak abrik pikirannya selama dua minggu ini.

Lingkar hitam dibawah matanya semakin terlihat, bahkan baju nya sangat berantakan dengan rambut tidak jelas aturannya.

"Shit! Kenapa gue terus mikirin tu cewek! " Ken bergumam sendirian bejalan menuju kedalam kelasnya.

Dia sudah berniat untuk melupakannya tetapi pikirannya tidak sejalan dengan ucapan nya, dia dihianati dirinya sendiri. Bahkan sudah hampir satu minggu dia tidak bisa tidur semalaman. Memang selalu seperti ini dia selalu penasaran dengan hal yang membuatnya tertarik.

Apakah dia tertarik dengan cewek liar itu? Oh astaga itu bukanlah dirinya yang asli. Yang akan menjadi seperti ini hanya karena memikirkan seorang cewek yang belum dia ketahui identitasnya.

"Gue harus cari tau! "

"Kenapa lo, ada masalah? " Tanya Angin yang barusaja datang ke kelas.

"Gue gak bisa berhenti mikirin tu cewek! " Kesalnya dan menumbukkan kepalanya diatas meja dengan kedua tangan terlipat dibawahnya.

Angin hanya terkekeh mendengarnya. "Berarti lo suka sama dia." Ucapnya dengan menepuk pelan bahu Hujan.

Masa sih gue suka dia

"Kejar sebelum ditikung gue."

"Kembaran kampret lo, awas aja lo rebut Rain kaya lo rebut dia. " Tegas Hujan tanpa sadar dengan ucapannya.

Deg

Tanpa bicara sepatah katapun dengan wajah datarnya Angin segera bangkit dan pergi meninggalkan Ken yang sedang merutuki ucapannya barusan.

Ken tidak berniat mengejar Angin, toh ini semua juga buka kesalahannya lagi pula ini bukan kelas Angin. Mungkin dia akan menuju kelas nya karena pagi ini dia ada pelajaran olahraga dengan guru yang terkenal killer.

~~~~~

"Woyy ambilin bolanya. " Satu buah bola menggelinding kearah Nana dan menabrak sisi kanan kaki nya.

Nana berjongkok berniat akan mengambilnya tetapi tertahan dengan seseorang yang sudah lebih cepat mengambilnya.

"Angin? "

Angin hanya menoleh kearah Nana dan melayangkan tatapan tajamnya.

"Angin, Nana minta maaf. "

Angin bersiap akan mengeluarkan kata kata pedasnya tapi pandangannya terhenti dengan kalung dipakai oleh Nana terlihat jelas karena rambutnya yang dikuncir kuda.

"Angin? " Nana menyadarkan lamunanya dan Angin kembali menatap tajam kearahnya.

"Darimana lo dapetin kalung itu." Angin menunjuk kearah leher Nana menggunakan dagunya.

"Ini kalung milik Nana kok. " Nana menggenggam erat kalungnya seolah itu adalah benda paling berharga yang dia punya.

"Jangan bohong. Lo nyuri? "

"Nana gak nyuri. Ini asli milik Nana. " Matanya mulai berkaca kaca siap mengeluarkan cairan bening yang sudah menumpuk di pelupuk matanya.

"Bohong! "

"ANGIN CEPAT AMBIL BOLANYA, DAN KAMU CEPAT BERKUMPUL KESINI! " Teriak lantang guru olahraga yang sedanga mengajar sekarang.

Nana dengan cepat segera berlari meninggalkan Angin yang terus menatap nya dan itu membuatnya risih.

"Kita perlu bicara! " Angin mencekal tangan Nana yang sudah melangkah.

"Gak Nana gakmau, Nana takut sama Angin! "

~~~~~

"Lagi! " Titahnya sembari mengacungkan sebotol wine ditangannya ke atas.

Cowok itu meneguk habis minuman yang baru diantarkan oleh pelayan, dan menyalakan rokok sebagai tambahannya.

Hidupnya sangat kacau jika mengingat kejadian beberapa tahun lalu yang mengakibatkannya terjerat di dunia malam ini.

Dia sendirian

Dia hanya tidak ingin mengajak teman temannya terjerumus kedalam dunianya yang kelam karena kejadian pahit itu.

Orang itu adalah Kenrangin Atmaja kembaran nya Kenrahujan Atmaja, dulu mereka berdua sama sama mempunyai sifat humoris dan sangat hangat, tapi sampai hingga suatu waktu takdir memisahkan mereka dan Ken yang dikirim ke luar negeri dulu saat terjadi kejadian pahit itu.

Angin mengamati sekelilingnya dan matanya terpaku pada satu cewek yang sedang asik menari diantara kumpulan orang orang disana bedanya dia sangat menarik diantara yang lain.

Biarlah dia menyebutnya sebagai cewek bukan wanita karena dia terlihat paling muda dan tidak menggunakan make up tebal untuk menggoda para kaum pria tapi nyatanya make up natural mampu menarik semua perhatian.

Dia berjalan dengan sedikit sempoyongan menghampiri cewek tersebut, sepertinya dia berbeda terlihat dari auranya yang tidak mau disentuh oleh siapapun.

"Hai! " Angin langsung memeluk cewek tersebut dari belakang yang sepertinya tidak berontak saat dia yang memeluk.

"Apaan sih ga? Tadi katanya mau balik! " Jawabnya dengan suara serak.

"Gue Kenrangin! "

Cewek tersebut langsung berhenti menari setelah mendengar orang yang sedang memeluknya bukanlah Jingga.

"Lepasin tangan lo. " Tekan Cewek itu dengan nada sedikit serak.

Menarik

"Sebutin nama lo. " Titah Angin yang masih setia memeluknya dan menyandarkan kepalanya di bahu cewek itu.

"Rain. Panggil gue Rain. "

"Sekarang lepasin tangan lo dan pergi darisini. " Suara Rain mulai melembut karena merasakan dia terlalu banyak minum dan tidak ada yang mencegahnya kecuali Jingga.

"Gue gamau, " Ucap Angin dengan sesekali mengecup leher putih Rain yang tidak terhalang apapun karena rambutnya yang digulung keatas.

"Enghh.. Le.. pas.. sin!" Rain semakin kehilangan kesadarannya dan ambruk di pelukan Angin.

Angin tersenyum penuh arti melihat cewek di pelukannya ini kehilangan kesadaran, otaknya mulai mengeluarkan berbagai ide liciknya.









DaundrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang