Hanya dengan mendengar suaranya saja sudah membuat ku jauh lebih baik
"Angin? " Cicit Rain saat mereka berdua sudah sampai di Apartemen nya.
Angin tidak menoleh sedikitpun kearah Rain,dia sibuk melepaskan sepatu dan kaus kaki nya dan memasuki kamar.
Rain yang merasa bersalah segera mengikuti langkah Angin masuk kedalam kamarnya dan melihat Angin yang sedang melepaskan jam tangan hitam di tangannya.
Rain berjalan mendekati Angin dan mencoba membantunya melepaskan dasi di baju nya, entah sejak kapan Angin menjadi siswa penurut aturan sekolah.
Angin langsung memegang tangan Rain saat dia berusaha melepaskan kancing baju seragamnya. Sebenarnya jika tidak sedang dalam mode marah, Angin mau saja diperlakukan seperti itu apalagi oleh Rain.
"Keluar. " Ucap Angin dengan dingin.
"Gamau." Rain kembali mengangkat tangannya melepaskan kancing seragan yang dipakai Angin.
Sebenarnya hanya ini lah satu satunya cara yang biasa dia lakukan agar membuat sese pi rang tidak marah lagi kepadanya dan takluk kepadanya.
Rain tidak berpengalaman membujuk seseorang yang sedang marah karena biasanya jika Jingga nya marah dia hanya perlu memeluknya dan selesai dia selalu dimaafkan.
Saat semua kancing telah terbuka dan menampilkan abs Angin yang terlihat sangat sexy di mata Rain. Tetapi dia berusaha menampilkan wajah biasa nya karena tujuannya dia yang akan menggoda Angin tetapi kenapa sekarang jadi dia yang merasa tergoda.
Rain segera memeluk Angin yang sudah bertelanjang dada menyembunyikkan wajahnya di dada bidang Angin merasakkan aroma tubuh maskulin yang sangat menggiurkan.
"Rain! " Ucap Angin dengan suara seraknya.
Berhasil
"Lepasin! " Paksa Angin mencoba melepaskan tangan Rain yang melilit tubuhnya.
"Gak sebelum lo maafin gue. "
Angin terdengar menghela nafasnya, "Gue maafin. " Ucapnya.
Rain tersenyum tipis di pelukan Angin dan saat akan melepaskan pelukannya Angin segera memegang erat pinggang Rain dan tangan
Satunya lagi dia gunakan untuk memegang tengkuk Rain.Rain tau Angin akan melakukan apa, tetapi dia hanya dia menikmati ciuman Angin yang terkesan sangat lembut.
Dirasa pasokan udara nya hampir habis, Rain segera memukul mukul dada Angin dan tepat setelah itu Angin melepaskan pangutannya.
Nafas mereka berdua terdengar terengah engah dengan dada yang naik turun, kemudiam Rain mendongakkan kepalanya menatap Angin yang sedang mengeluarkan senyuman tidak bersalah nya.
"Dasar mesum." Rain berlari keluar dari kamar Angin dengan wajah yang sudah merah padam.
"Lo gak nyadar daritadi siapa yang mesum? Pakek acara meluk meluk gue segala!" Teriak Angin yang masih mampu di dengar oleh Rain dari luar.
Bagaimana pun juga Angin adalah cowok normal yang bisa saja dengan gampang terangsang dengan seorang perempuan apalagi seorang Rain. Beuh siapa sih yang bakal bisa nolak? Tapi dia segera menahan hasrat nya hanya dengan mencium Rain, mungkin itu bisa sedikit mengobatinya.
Flashback on
Kepala Rain langsung dibuat berputar putar dengan kejadian masalalu tetapi yang bisa dia lihat hanya putih abu di kepalanya. Dia langsung memegang erat kepalanya dengan kedua tangan dan setelah itu merintih kesakitan.
"Daun butuh Hujan. " Ucap Hujan lagi tanpa mempedulikkan Rain yang sedang kesakitan.
"Da.. un bbb.. butuh Hujjj.. jan. " Eja Rain dengan menatap sayu kearahnya.
Daun butuh Hujan
Daun butuh Hujan
Daun butuh Hujan
"Daun butuh Hujan. " Ulang nya sambil menatap Hujan penuh pertanyaan.
"Iya Rain,lo butuh gue di hidup lo! " Jawab Hujan seolah menjawab dari tatapan wajah Rain.
"Tapi Rain butuh Angin. "
Dan setelah itu Rain pergi meninggalkan Hujan yang sedang menatap sesih kearahnya karena kenyataan nya dia bukanlah Daun.
Flashback Off
Drtt Drtt
Bang Gaga is calling
"Gue kangen! " Sahut Rain langsung tanpa mau mendengar ucapan Jingga sebelumnya.
Hening
Jingga tidak membalas ucapan Rain, dia hanya bisa diam mendengarkan Rain di sebrang sana yang sedang mengeluarkan segala isi hatinya padahal barusaja.
"Jahat ish, Rain kangen sama bang gaga! " Rain mencebikkan bibirnya.
"Bang gaga lo ini lebih kangen sama lo! "
Belum sempat Rain membalas ucapan Jingga di sebrang sana sudah ada yang berbicara mengganggu mereka saja.
"Maaf Tuan anda sudah ditunggu di ruang meeting sekarang juga! "
"Sebentar lagi saya akan kesana. "
"Baiklah kalau begitu,saya permisi. "
"Rain udah dulu ya, Gue ada kerjaan. " Jingga langsung memutuskan sambungan telepon nya karena sepertinya dia sangat terburu buru menjalani hari harinya sebagai pemilik perusahaan.
Rain menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia kesal katena sekarang waktu Jingga jadi terbagi dengan pekerjaan nya.
"Rain? " Panggil Angin dari luar kamar Rain.
"Hmm? " Jawabnya.
"Lo mau ikut gue gak? " Tanya nya dengan menempelkan telinganya di pintu Rain mencoba mendengar apa yang sedang Rain lakukan di dalam.
"Kemana? "
"Pokoknya ke suatu tempat yang bakal bikin lo inget semuanya. "
"Oke, gue ganti baju dulu. " Ucap Rain dan setelah itu dia masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri terlebih dahulu.
"Gue tunggu diluar. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Daundrina
Teen FictionRain sayang Daun Tapi Daun butuh Hujan bukan Angin yang datang hanya ingin menghancurkan Daundrina Maheswari Start: 18 April 2020