Harapan semu

275 73 24
                                    

Cinta itu datang karena terbiasa.
Tetapi jika dengan kebiasaan itu bisa saja berubah menjadi rasa bosan.

"DIRA! " Bintang berteriak di ujung koridor ketika melihat dira barusaja keluar dari dalam toilet wanita yang berada di ujung depan.

Dira hanya menoleh dan tersenyum setelah itu dia berjalan dengan sedikit cepat untuk menghindari Bintang yang berlari kearahnya.

Dira sendiri dulu untuk saat ini, dia harus belajar merelakan tanpa harus memiliki karena itu akan membuatnya mendapat gelar egois.

"Dir! " Pergelangan tangan nya berhasil diraih oleh Bintang.

"Lo kenapa sih? "

"Gak papa."

"Kalo lo punya masalah cerita sama gue. "

"Gak perlu. " Dira memalingkan wajahnya saat Bintang menangkup kedua pipinya.

"Lo berhasil! "

"Yess Yess. " Bintang mengepepalkan tangan nya keatas kebawah seperti sedang memenangkan lotre.

Dira yang merasa aneh hanya mengerutkan dahinya tidak mengerti dengan cowok di depannya yang sepertinya sedikit gila.

"Gue sayang sama lo. "

"Maksudnya? "

"Gue cuma pura pura suka sama tuh cewek buat liat ekspresi lo kaya gimana. Ternyata bener lo juga sayang sama gue. "

"Gak gue gak sayang sama lo. "

"Buktinya?"

"Tapi gue cinta sama lo. " Dira memeluk Bintang sedikit erat. Untuk menyampaikan rasa sakit nya selama ini,dia menangis sesegukan karena sangat senang Bintang juga membalas perasaan nya.

"Maafin gue. " Dira mengangguk di pelukannya.

"Maaf baju lo jadi basah. " Dira melepaskan pelukannya.

Bintang mengusap pipi Dira dan terkekeh melihat wajah Dira yang terlihat sangat menggemaskan jika sedang menangis. Padahal dia gadis yang kuat.

Sorry Dir, gue harus bohong sama perasaan gue demi persahabatan gue rela.

Flash back on

Lampu kerlap kerlip sedikit menghalangi penglihatan seorang Bintang Candra Dinata,tetapi pandangannya tertuju kepada seorang wanita yang sedang menari di lantai dasar.

Banyak pria hidung belang yang akan mendekatinya atau lebih tepatnya meraih tubuh indahnya yang hanya menggunakan dress hitam sepahanya.

Tapi wanita itu sedikit berbeda karena dia dilindungi oleh seseorang yang tidak akan membiarkannya tersentuh oleh orang lain.

Bisa dia tebak itu adalah Abangnya karena melihat ucapan mulutnya memanggil dengan sebutan Abang kepadanya.

Matanya sedikit bulat dengan hidung yang sangat meminta untuk dicubit, bibir nya merah alami tidak seperti wanita yang lainnya yang lebih terlihat Menor.

Bintang langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, hanya dengan melihat nya tersenyum kearah nya.

Cinta itu datang tanpa alasan, berhasil mengobrak abrik hati yang seharusnya dia jaga untuk seseorang.

Saat melihat wanita itu memasuki suatu ruangan, Bintang segera menyusul nya untuk sekedar berkenalan dengannya.

"Hai, Gue Bintang. " Bintang mengulurkan tangannya setelah lama berdebat dengan Abang nya yang diketahui namanya adalah Jingga.

"Gue Rain."

Dan saat itulah dihatinya hanya muncul nama dan wajah seseorang yang baru pertama kali dia temui yaitu Rain.

Untuk Rain dia sudah mencapai tahap Cinta yaitu tahap tertinggi di dalam hidupnya, dia akan berusaha untuk mendapatkan hatinya.

Flash back Off

Tapi kepada Dira. Bintang hanya mempunyai rasa sayang kepada seorang adik yang tak mungkin berubah menjadi Cinta dan menggantikkan sosok gadis yang dia cintai.

Mencintai seseorang berpaling dari cintanya itu tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan banyak tingkatan yang harus dia lalui dulu.

Berawal dari rasa nyaman,suka,sayang dan harusnya berakhir cinta. Tetapi berbeda dengan Bintang dia malah berakhir menyayangi Dira seperti adiknya sendiri.

Jika dihadapkan pilihan antara Dira dan Rain. Bintang akan sangat bingung memilihnya antara cintanya dan sayang nya.

Tetapi dengan jelas dia akan memilih Rain jika dihadapkan pertanyaan seperti itu karena kalo udah Cinta itu berarti sepaket sama sayang juga. Dan Rain sudah memiliki semuanya meskipun hanya satu kali pandangan saja.

"Dir,maaf ya. " Bintang terus mengucapkan kata maaf. Takut saat dirinya jatuh lagi kepada Rain, Dira tidak akan memaafkannya.

"Gapapa Bin. Gue ngerti kok. "

"Yaudah gih ke kelas. " Bintang mendorong pelan bahu Nadira untuk menyuruhkan segera memasuki kelas.

"Siap. "

Bintang hanya memandang kepergian Nadira dengan wajah yang berseri seri tandanya dia sangat senang. Bintang mengusap kasar wajahnya sendiri tidak tahu apa yang telah dia lakukan sekarang.

Nadira itu udah dia anggap seperti adiknya tetapi kenapa dia malah mencintainya.

Sebenarnya Nadira sedikit kecewa hanya dengan sebuah pernyataan saja dia ingin lebih. Dia kira Bintang akan mengajukan pertanyaan untuk menjadi pacarnya tetapi tidak.

Tapi tidak apa. Mengetahui perasaan Bintang saja sudah membuat Nadira sangat senang. Intinya Bintang itu miliknya seorang.

"Gue gak nyangka lo bakal bohongin perasaan lo sendiri. " Seseorang menepuk bahu Bintang yang masih menatap kosong kepergian Nadira.

"Maksud lo, "

"Lo pasti ngerti maksud gue. "

"Gue gatau harus gimana, gue gamau matahin hati Nadira. " Bintang menjambak rambutnya kasar.

"Tapi dengan ini lo bakal beri dia harapan semu Bin. " Ken mencoba menyadarkan posisinya sekarang yang sedang menggantung perasaan Nadira.

"Gue gatau ken, tapi mungkin gue bisa jalanin dulu sama Nadira. "

Ken akan mencoba mulai mencintai Nadira dan seperti nya akan sedikit melupakan tentang gadis itu Rain.

"Kalo lo gak cinta? "

Bintang menggeleng lesu, jika tidak cinta mana mungkin dia bisa meninggalkan Nadira yang sudah mencintainya.

Cinta itu bisa juga datang karena terbiasa. Bisa saja karena terbiasa dengan Nadira, Bintang akan mencintainya.

"Gue cuma mau ngasih tau. Jangan mempersulit hidup lo, lo berhak menentukkan dimana hati lo akan berlabuh meskipun ada seseorang yang tersakiti atas keputusan lo. "

Setelah mengatakan itu Ken pergi meninggalkan Bintang sendiri dengan memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Tak lupa baju putih nya sengaja dia keluarkan.

DaundrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang