Mimpi Sialan!

222 63 8
                                    

Sebutan liar bukan cuma gelar untuk para cowok aja karena cewek juga bisa mendapatkan gelar itu.

"Cik.. ka?  Lo Cika kan?" Ken menunduk kebawah mencoba mengeja name tag cewek di depannya ini.

"Angin? "

"Iya gue Angin, lo punya emm..? "

"Punya kok, apapun buat lo pasti bakal gue kasih. " Cika mengibaskan rambutnya menampilkan leher jenjang nya dan dua kancing atasnya yang terbuka dan menampilkan senyum menggoda.

Sebenarnya Hujan sudah sangat ingin menertawakan kelakuan cewek di depannya ini,pasalnya dia terlihat sedang mencari perhatian Hujan agar tertarik dengannya.

"Gue mau ngajak lo makan bareng nanti di kantin! " Ken mengedipkan sebelah matanya,berpura pura tertarik dengan Cika.

Cika itu salah satu penggemar Angin yang selalu mencari perhatiannya dan tidak heran dia akan melakukan segala hal untuk mendapatkan Angin.

"Aku mau. Mau banget! "

"Tapi ada syaratnya! "

"Apapun. "

"Lo punya peralatan make up kan? Bisa kasih buat gue? " Ken tersenyum manis dan membuat Cika malu malu ditempatnya.

"Boleh, bentar ya aku ambil dulu! " Cika segera berlari kekelasnya untuk membawa box makeup yang selalu dia bawa.

Tidak salah Ken langsung meminta kepada Cika, terlihat dari penampilannya yang yang tebal dan Ken langsung menyimpulkan dia juga tertarik dengannya.

"Thanks ya, nanti temuin gue di kantin. " Ken sedikit berlari dan meninggalkan senyuman sebelum dia benar benar pergi.

Ken berjalan dengan terkikik geli, tidak salah baju keduanya tidak memakai name tag itu memudahkan nya untuk mereka selalu berganti posisi.

Dia sudah bisa membayangkan bagaimana ekspresi kembarannya jika dia berpura pura kembali menjadi dirinya. Angin pasti suka dengan hadiahnya si muka tebal bedak.

Ken saja dari tadi mengucapkan banyak istigfar setelah berbicara dengan cewek ganjen itu, dia tidak mengerti bagaimana bisa sekolah sebagus ini menyekolahkan murid sepertinya. Tapi biarlah Angin yang menangani.

"Nih tuan puteri buruk rupa! " Ken menyodorkan bingkisannya dan box yang tadi dia bawa isinya peralatan makeup semua.

"Sembarangan kalo ngomong, nanti jangan salahin gue kalau lo terpesona. " Rain menarik ikat rambut di kepangnya dan melemparkannya ke sembarang arah.

"Eh tunggu, tadi kalo gue gak salah denger nama lo Na.. Nana?" Ken mengetuk ngetukkan jarinya di dagu dan menunjuk Rain dengan ekspresi bertanya nya.

"Gue Rain bukan Nana! " Tegasnya dengan ekspresi dingin dan pergi memasuki kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Ken menyandarkan punggung nya di kursi dekat ranjang,dia mulai memejamkan matanya karena seperti nya rasa kantuk sudah menyerangnya.

Setelah hanya ada suara dengkuran halus yang keluar darimulut Hujan, mungkin karena semua siswa dsedang fokus belajar mereka tidak berisik seperti biasanya.

DaundrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang