Tuan puteri Hujan yang akan berhenti meneteskan air jika pelangi sudah muncul
Angin sudah siap dengan seragam sekolahnya tinggal menunggu Rain yang sangat lama berdandan seperti putri solo, padahal daritadi sudah hampir habis 6 lembar roti tapi Rain masih belum juga menampilkan batang hidungnya.
"Nana kenapa bisa disini? " Tanya seorang cewek linglung dengan celingukkan melihat kesana kemari setiap sudut ruangan disana.
"Kenapa Nana bisa sama Angin? " Tanya nya lagi menatapa Angin dengan takut dan menundukkan kepalanya.
Deg
Angin kecolongan, Rain kambuh lagi. Dia baru tau jadi seperti ini jika seseorang mempunyai kepribadian ganda. Tapi kenapa Rain bisa kumat lagi? Lalu pandangannya menuju kearah leher Rain yang sudah menggunakan kalung itu lagi.
Darimana dia dapat kalung itu
"Shit! " Angin benar benar kecolongan. Dia lupa kenapa dia dengan mudahnya menyimpan benda itu didalam laci. Pantas saja Rain menemukannya pasti karena kemarin malam.
"Angin. Nana nanya? " Tanya Rain dengan polos.
"Lepasin tu kalung! " Bentak Angin dan refleks Nana langsung menggenggam erat kalung itu dengan menggeleng gelengkan kepalanya.
"Lebih baik Nana mati daripada harus nyerahin kalung ini. " Ucapnya pelan bahkan sangat pelan hampir saja Angin tidak mendengarnya.
Angin menghela nafas nya, dia harus sabar karena Rain itu sedang sakit sedangkan dia normal harus selayaknya berlaku seperti orang waras.
"Kali gitu kita berangkat sekolah. " Ucap Angin yang langsung diangguki oleh Rain.
"Tapi Angin belum jawab pertanyaan Nana. " Nana berjalan di belakang Angin tanpa mau mendonggakkan kepalanya.
"Angin gak ngapa ngapain Nana kan? " Tanya nya dengan gelengan kecil meyakinkan dirinya tidak terjadi apa apa.
"Diem."
~~~~~
Mereka berdua menjadi pusat perhatian semua orang, pasalnya ada seorang cewek cupu yang sedang berjalan di samping Angin. Bahkan kedua tangannya bertautan.
Bisik bisik mulai terdengar di sepanjang koridor, membuat Nana menjadi risih sedangkan Angin dia hanya mengangkat dagu nya tinggi tinggi tanpa terpengaruh dengan semua ocehan mereka.
Liat tuh Angin jalan sama siapa
Mana Rain yang biasa nempelin dia
Kayanya putus deh
Gue liat kemarin dia bareng Ken
Terus sekarang dia bawa cewek cupu
Gak malu dia
Abis dari Rain eh turun drastis
Kalo gue jadi Angin sih ogah
"Angin? Nana bukan mau nyebrang! " Rain mendonggak menatap Angin yang hanya mengeluarkan wajah datar nya.
Angin diam tidak menjawab pandangan nya lurus kedepan. Dia menyesal telah menyimpan sembarangan kalung itu dan berakhir seperti ini. Tapi dia harus sabar menunggu sampai nanti malam Nana akan berubah menjadi Rain dan dia akan mengambil kalung itu. Kalau perlu demi Rain dia rela memembuang nya atau mengahancurkannya hingga tidak ada lagi.
Tapi tiba tiba ada yang menarik tangan Rain dari belakang otomatis Rain menghentikkan langkahnya dan berbalik diikuti Angin.
"S..ssiapa? " Tanya Rain dengan menundukkan kepalanya.
Orang itu menatap Angin dengan tatapan tajam nya dan Angin langsung memutar bola mata nya malas.
"Abang lo! "
Sebelum berangkat sekolah tadi Angin sudah menelpon Bintang dan menceritakan semuanya. Dan Bintang berniat mengambil Rain darinya. Tapi Angin meminta waktu sampai nanti malam. Kalau Rain tidak berubah maka dia rela Rain akan tinggal bersama Bintang. Meskipun hati nya tidak begitu.
"Nana cuma punya Bang Gaga. " Ucapnya dengan sedikit mendonggak menatap Bintang.
"Rain gue Abang lo! " Tegas Bintang berusaha menggapai bahu Rain tetapi langsung ditepis olehnya.
"Bin! " Peringat Angin melalui ekor matanya menyuruh Bintang untuk menjauhi Rain dulu untuk saat ini.
"Tapi Gue Abangnya." Keukeuh Bintang berusaha berbicara dengan Nana yang malah bersembunyi di balik punggung Angin.
"Lo bisa diem gak? Dia takut sama lo! " Bentak Angin yang melihat Bintang tetap bersikukuh ingin membuat Rain mengakui nya sebagai Abang.
Bintang pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun. Dia sangat kesal dengan Angin yang tidak becus menjaga adiknya. Kalau sampai terjadi apa apa dengan Rain. Bintang akan langsung mengambilnya, secara paksa.
"Lo gak usah takut okey. Dia baik! " Angin memegang bahu Rain yang sedang naik turun mengeluarkan air matanya.
"Dia jahat sama Nana! " Ucap Nana dengan memajukkan bibirnya beberapa centi.
Angin langsung terkekeh melihat nya. Jika saja Rain yang melakukannya pasti Angin akan tertawa sangat kencang. Pasalnya dia sangat menggemaskan dimatanya.
~~~~~
"Rain oh Rain. Tuan puterinya Hujan! " Teriak Hujan memasuki kelas Angin dengan berteriak teriak seperti seorang tarzan.
"Ini bukan hutan! " Sinis Nadira merasa terganggu dengan teriakkan Hujan yang sudah seperti terompet di jalan.
"Rain gue mana? " Tanya nya mengedarkan pandangan matanya ke seluruh ruangan dan berakhir di gadis yang sedang menundukkan kepalanya.
Hujan mengerutkan kening nya dan berjalan mendekati bangku Angin dan tempat duduk yang biasa ditempati Rain.
"Lo? " Tunjuk Hujan yang baru saja melihat Rain mendonggakkan kepalanya.
"K-kk...kamu siapa ll.. lllagi? " Tanya Rain gemetaran melihat Hujan. Karena wajahnya yang sangat mirip dengan Angin.
Hujan menatap Angin seolah meminta penjelasan dari Angin.
Ting
Sebuah notifikasi masuk kedalam ponsel Hujan dan itu dikirim dari Angin yang berada di depannya.
Puting Beliung 🍃
Alter ago
Dia kambuh lagi
Hujan hanya beroh iya dan menatap intens Rain yang terlihat sangat gugup dilihat sepeti itu.
"Kenalin gue Hujan! " Hujan tersenyum manis menyodorkan tangannya.
"Kembaran Angin. "
Rain menatap tangan Hujan dan wajah Angin secara bergantian. Kemudian Angin mengangguk dan Rain langsung menerima uluran tangan itu. "Nana. "
"Nana mau ke kantin? " Tanya Hujan lembut. Hingga membuat Nana tersenyum manis ditempatnya. Senang karena ada yang mau berteman dengan nya.
"Mmm.. Nana mau. " Jawabnya malu malu dengan semakin menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daundrina
Novela JuvenilRain sayang Daun Tapi Daun butuh Hujan bukan Angin yang datang hanya ingin menghancurkan Daundrina Maheswari Start: 18 April 2020