Hati yang tulus akan dibalas dengan segala sesuatu yang mulus
"Bagaimana kejadian sebelumnya? " Tanya wanita itu dengan menampilkan wajah datarnya.
Angin langsung pucat mendengarnya. Apakah cewek itu meninggal? Sampai sampai raut wajah wanita ini menjadi seperti ini.
"Say.. ya emm-"
"Ini sangat bagus. Dia sedikit demi sedikit bisa mengingat kejadian tahun silam. " Wanita itu tersenyum bahagia yang membuat Angin seketika langsung kaget melihat perubahan raut wajahnya.
"Kalung ini!" Angin kembali mengacungkan kalung yang berbentuk love dan jika dibuka akan menampilkan di sebelah kiri foto dirinya dan disebelah kanan foto dia. Tapi anehnya di foto itu tercecer banyak darah.
"Itu kalung yang biasa dipakai Nana! "
"Maksud Ibu? Saya kurang paham? Dari tadi Ibu menyebut dia Nana dan tadi Rain? " Angin langsung mengerutkan keningnya.
"Alter Ago. "
Deg
"Dia menyebut dirinya sebagai mereka atau biasa yang sering kita sebut Kepribadian ganda. "
Angin hampir mengeluarkan bola matanya tidak percaya dia bisa berurusan dengan seseorang yang mengidap penyakit seperti itu.
"Tapi saya sangat bersyukur kalung itu berpengaruh besar! "
Angin masih enggap mengeluarkan suaranya, dia masih berkutat dengan pikirannya sendiri. Jadi mereka ada hubungannya dengan dia?
"Saya tidak pernah menyangka jika kalung itu dilepas maka dia tidak akan berubah menjadi Nana di siang hari! " Terusnya lagi mengusap bahu Angin yang sedang termenung menatap kosong kebawah.
"Lalu sekarang saya harus apa? " Sebenarnya daritadi Angin bingung harus berbuat apa,dia ingin secepatnya lepas dari mereka dan melupakan dia.
"Kamu anak baik. "
"Tolong temani dia sampai sembuh! " Titahnya dengan sedikit mengusap airmata yang entah sejak kapan sudah turun melalui ujung matanya.
Angin menggelengkap kepalanya. "Saya tidak bisa, saya tidak mau berurusan dengan orang gila seperti dia! " Angin menunjuk Rain dengan dagunya yang sedang terbaring dikasurnya menutup matanya.
"Saya sudah dengan baik menelpon Ibu. " Terus Angin mengalihkan pandangannya.
"Dia hidup sebatang kara, tidak punya siapa siapa! "
Setelah mendengar kenyataan itu Angin menjadi berfikir dua kali lipat, tetapi dia akan sangat sial jika harus menemani cewek itu sampai dia benar benar sembuh.
"Gimana? "
"Baik, tapi hanya sampai dia sembuh! "
Wanita itu tersenyum bahagia. "Sedikit demi sedikit ingatkan dia. Saya tahu kamu ada hubungannya dengan masalalu dia! " Wanita itu kemudian beranjak pergi meninggalkan Angin yang hanya mematung.
Bagaimana dia bisa tahu
Angin sedikit terperanjat dengan ucapan Ibu tadi, dia merutuki nasibnya harus menjaga orang yang kejiwaan tidak normal atau dia sering menyebutnya dengan gila. Kalau saja semalam dia tidak menghampiri Rain maka semuanya tidak akan menjadi seperti ini.
Tapi dia sedikit penasaran dengan seseorang yang mengalami alter ago apakah benar mereka sangat berbeda. Dia mulai mengingat sosok Nana yang sangat pendiam dan berbanding terbalik dengan Rain yang seperti nya liar. Nana itu tidak suka dandan tetapi kelakuan Rain sangat mengingatkan nya dengan Dia.
"Emmhhh.... " Rain merenggangkan kedua tangannya. Dia menghirup udara seolah olah tidak ada kejadian apa apa sebelumnya.
"Lo udah sadar? " Tanya Angin refleks langsung berjalan menghampiri Rain.
"Sorry gue udah desak lo tadi." Terusnya dengan menatap serius kearah Rain.
"Daun gak pernah membenci Angin! " Ucap Rain tanpa sadar telah mengucapkan itu dari mulutnya.
Perasaan Angin menjadi campur aduk dibuatnya, bagaimana Rain bisa tahu tentang semuanya. Sebenarnya apa hubungan nya di masalalu dengan Rain?
"Lo.. Tau darimana kata kata itu? " Tanya nya berhati hati.
"Apa? "
"Barusan! "
"Gue gak bilang apa apa! " Rain mendelik tajam kearah Angin yang tampak sedang menggaruk leher belakang nya.
"Yaudah lo istirahat aja! "
"Gak gue mau pulang. " Tegasnya mencoba bangkit dari tidurnya.
"Selama lo belum sembuh lo bakal tinggal disini! " Angin memalingkan wajahnya tanpa menatap kearah Rain.
"Apa hak lo? "
"Lo mau sembuh? "
Mendengar itu, Rain sedikit tergiur apalagi tadi Ibu Vika psikolog Rain bilang kalau dia selalu berada di dekat Angin maka cowok ini akan membawa dampak yang baik bagi dirinya dan kemungkinan besar Nana akan sering tidak muncul dan hanya dirinya.
"Bawain baju gue di Apart. "
"Nyusahin lo! " Kemudian Angin pergi dari hadapan Rain, meskipun mulutnya berkata tidak tetapi dia tetap akan melakukannya.
Rain seketika langsung terkekeh melihat ekspresi Angin tetapi mulutnya tiba tiba menghentikan pergerakan Angin.
"Gue Raina Malatara. "
Angin membalikkan tubuhnya ketika sampai diambang pintu. "Kenrangin Atmaja. "
Rain sama sekali tidak menanyakan perihal wajah Angin yang sangat mirip dengan Hujan karena dia itu sedikit pelupa dengan wajah orang yang baru satu atau dua kali dia temui.
Dia kemudian menatap kosong kearah jendela, pikirannya serasa di obrak abrik hanya karena dia tidak bisa menerima suatu kejadian dimasa lalu.
Rain juga ingin hidup bebas seperti kebanyakan orang diluar sana. Yang bebas menentukkan jati dirinya sendri. Sebenarnya ini bukan dirinya, dia sama sekali tidak pernah mengunjungi tempat haram itu meskipun terkenal sangat nakal di sekolahnya dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daundrina
Teen FictionRain sayang Daun Tapi Daun butuh Hujan bukan Angin yang datang hanya ingin menghancurkan Daundrina Maheswari Start: 18 April 2020